Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

21 November, 2016

Overlord - Vol 11 - Chapter 4 Part 3

Chapter 4 : Perajin dan Negosiasi

Part 3


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaDwarf lain pun masuk. Dia adalah seorang runesmith. Sangat sedikit orang di kota ini yang menyebut diri mereka runesmith sekarang, dan dia adalah salah satu darinya.

Sorcerer King telah memberikan sesuatu kepada Gondo, yang mana kemudian diserahkan secara bergantian kepada runesmith-runesmith yang dia tahu. Hasilnya luar biasa. Meskipun sebelum waktu yang ditentukan tiba, runesmith ke sembilan – sepuluh yang dia dekati sudah berada di laboratorium penelitian yang jadi satu dengan studio kerja miliknya. Tidak diragukan lagi yang lainya juga tiba lebih awal.

“Sebelah sini!”

“Oh! Gondo! Aku datang!”

Antisipasi telah tertulis di seluruh wajah dwarf yang berjalan mendekat.

“Baiklah, sekarang berikan itu kepadaku sesuai kesepakatan!”


Sudah berapa kali ucapan itu diulang-ulang sampai sekarang? Sementara Gondo menganggapnya menjengkelkan, dia menerimanya sebagai sebuah bentuk pekerjaan, lalu dia memberikan dwarf itu jawaban yang sama seperti yang diberikan kepada yang lainnya:

“Sorcerer King ingin mengatakan sesuatu kepada semua orang. Kamu akan mendapatkannya setelah itu.”

“Apa?”

“Aku sudah bilang kepadamu, ya kan? Sebelum aku memberimu botol kecil itu. Yang Mulia ingin mengatakan sesuatu, dan setelah kamu mendengarkannya sampai akhir, kamu akan mendapatkan botol besar.”

“Hm, yah, kedengarannya tidak asing...”

“Baiklah, jika kamu sudah paham, kalau begitu duduklah di sebelah sana.”

“Umu.. Dan juga, ah, Gondo. Tentang itu...”

Gondo tahu apa yang akan diucapkan sebelum mendengarnya. Setiap penempa yang datang mengatakan hal yang sama.

“Tak ada yang lain selain Yang Mulialah yang memiliki wine seperti itu. Apakah kamu mengerti? Apakah kamu mengerti jika wine semacam itu hanya ditemukan di negerinya?”

“Mm, mhm. Itu benar. Rasa itu, seperti ada kebahagiaan yang menyebar di mulutmu... Meluncur turun ke tenggorokan, tapi terbakar di dalam usus...”

“Mhm. Baiklah, jika kamu sudah paham, maka duduklah di sebelah sana.”

Gondo mendorong penempa tersebut – yang sedang membayangkan kebahagiaan yang tak terlihat – ke arah yang tepat.

“Ayolah, jangan seperti itu. Kamu sudah merasakannya sebelum ini, ya kan? Kamu mengerti bagaimana yang kurasakan, ya kan?”

“Aku tak pernah menyentuhnya. Aku bukan penggemar minum-minum.”

“Oh, sayang sekali! Gondo, kamu melewatkan seperempat hingga seperlima bagian dalam hidup!”

“Ya, ya, ya, lekas duduk sana. Lihatlah, mereka semua sudah meminumnya, kamu harusnya pergi mendiskusikan itu dengan mereka.”

“Ohhh! Benarkah?!”

Penempa yang gembira itu mulai berlari dan tiba-tiba berhenti. Lalu, dia berbalik melihat Gondo. Banyak penempa di sini yang telah melakukan itu juga.

“Anu, Gondo.”

“Tidak apa. Jangan mengkhawatirkan aku.”

“Benarkah? Tapi...”

“Tidak apa. Itulah kenapa..”

“...Aku mengerti. Namun, ada satu hal yang harus kamu ingat. Kamu bisa datang minta bantuanku kapanpun.”

Setelah berkata demikian, penempa itu bergerak untuk duduk dengan yang lainnya. Lalu, dia bergabung dengan diskusi yang antusias terhadap kegemaran alkohol.

Gondo menghela nafas, jantungnya sedikit perih.

Sorcerer King Ainz Ooal Gown telah memberikan Gondo suatu item agar bisa mengumpulkan para runesmith.

Item itu adalah wine.

Gondo tidak minum, tapi tak ada dwarf yang bisa tahan dengan rasa yang enak dari wine. Jadi, dengan membangkitkan selera mereka dengan sebuah sampel kecil dari alkohol yang eksotis dan menjanjikan sebuah botol besar kepada mereka nantinya, harusnya itu bisa mengumpulkan separuh dari para penempa tersebut. Itulah yang telah dikatakan oleh Sorcerer King. Namun-

Setiap tempat duduk di sini kelihatannya akan penuh.

Gondo menghela nafas lagi. Secara pribadi. Dia tidak ingin mengumpulkan mereka dengan cara yang murahan seperti ini, dia ingin membakar harga diri mereka sebagai perajin lalu mengumpulkan dan menyatukan mereka.

Atau lebih tepatnya – itulah harapan pribadi dari Gondo.

Sorcerer King telah menggunakan metode yang paling cepat dan efektif untuk mengumpulkan para penempa. Mengandalkan harga diri mereka untuk bisa berkumpul hanya akan membuang-buang waktu yang berharga.

Para runesmith sedang berada dalam keadaan yang gawat. Mereka sudah kehilangan bukti bahwa diri mereka dan leluhurnya pernah ada, sementara yang ada di depan adalah kegelapan. Terperosok ke dalam kenegatifan, tidak heran jika banyak diantaranya yang sudah menyerah. Sangat sedikit dwarf yang masih menyebut diri mereka runesmith dan mempraktekkan kemampuan mereka sebagai perajin. Sebagian besarnya sudah menurunkan papan nama tempat kerjanya dan hanya hidup hari demi hari tanpa harapan dan impian.

Bisakah dia menyalakan kembali api di dalam hati mereka seperti itu?

Gondo sudah tidak sabar menantikan Ainz dan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pada waktu yang telah ditentukan, Gondo memeriksa jumlah Dwarf yang telah muncul. Setiap orang telah hadir.

“Bagaimana? Ainz-sama bertanya apakah dia bisa mulai.”

Gadis yang berlari ke arah Gondo adalah salah satu pembantu kepercayaan Sorcerer King, Aura.

“Oh, bisakah kamu bilang kepada Yang Mulia jika semuanya sudah berkumpul?”

“Aku mengerti~”

Gadis itu berlari menjauh. Saat Gondo melihat dia pergi, Gondo memiringkan kepalanya.

Dia tidak seberapa yakin siapa sebenarnya gadis itu. Mengapa Raja Undead yang hampir Mahakuasa itu meletakkan kepercayaan yang sangat besar kepadanya? Apakah dia adalah bukti pertemanannya dengan Dark Elf?

Saat Gondo memikirkan ini, Ainz Ooal Gown melangkah maju ke panggung yang berdiri. Di sampingnya ada wanita lain sebagai pembantunya.

“Ohhhhhh!”

“Ada undead!”

“Musuh?!”

Dwarf-dwarf itu menjadi ribut. Itu memang bisa diduga. Undead adalah musuh dari semua makhluk hidup.

“Itu—“.

“—Diam.”

Wanita itu – Shalltear Bloodfallen – mengangkat botol di tangannya.

Mata semua orang bisa melihat kilauan warna kuning sawo di dalamnya. Jumlahnya praktis sangat banyak, jadi perhatian mereka lebih tertuju kepada botol itu daripada wajah undead Ainz, lalu mereka pun terdiam.

“Ainz-sama, apa kehendak anda?”

“Tidak, tidak ada. Terima kasih atas kerja kerasmu, Shalltear.. Baiklah, terima kasih sudah datang, semuanya. Ada cukup banyak wine untuk semua orang, jadi setelah ini, ambil satu botol saat kalian pergi. Sampai saat itu, aku harap kalian akan tetap tenang dan mendengarkanku. Tentu saja, jika kalian merasa ucapan dari undead tidak layak didengar, kalian boleh meninggalkan tempat ini. Namun, kalian tidak akan mendapatkan botol wine ini.”

Sorcerer King menyapu tatapannya ke semua dwarf.

Setiap serat dalam dirinya – dari sikap hingga gaya bicaranya dan banyak hal lain – adalah bukti pasti dari kekuatannya yang luar biasa. Lalu sikapnya yang angkuh dan agung yang membuat mereka secara insting ketakutan di depannya. Seakan setiap sendi di jari-jarinya tertanam kekuatan.

“Kalau begitu... Aku yakin tidak ada yang keberatan jika aku mulai bicara?”

Dwarf-dwarf itu mengangguk tanpa suara.

“Pertama, aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Wilayah di selatan dari rangkaian pegunungan ini, dibalik Hutan Besar Tob (Great Forest of Tob), adalah milikku. Bisa bertemu dengan kalian para runesmith yang terhormat membuatku bahagia dari lubuk hati yang paling dalam. Baiklah: ucapanku adalah tawaran yang sangat sederhana, dan juga sebuah permintaan. Datanglah ke negeriku. Aku ingin menggunakan runecraft (seni kerajinan rune) untuk memulai sebuah revolusi dalam proses enchant item magic.”

Saat dia mendengarkan ucapan Sorcerer King, sebuah kejutan yang perih – lahir dari kekecewaan dan keputusasaan – menusuk hati Gondo.

Gondo menggelengkan kepalanya.

Dia menyingkirkan masalah ayah dan kakeknya, dan melihat ke arah wajah-wajah para penempa dari samping. Mereka semua mengeluarkan ekspresi pahit di wajah. Respon mereka tidak terlihat positif.

“Maafkan saya, tapi saya punya pertanyaan.”

Dwarf yang mengangkat tangannya menoleh ke arah Gondo.

“Mengapa anda menginginkan keahlian kami? Sejujurnya, itu adalah seni yang hampir mati bahkan di negeri ini pula.”

Dwarf yang bicara itu adalah salah satu penempa tua yang hadir.

“...Sederhana. Aku ingin kalian menemukan kembali rahasia-rahasia yang telah hilang dari seni yang kalian miliki.”

“Hilang?”

Di bawah tatapan mata para runesmith, Sorcerer King menghasilkan sebuah pedang dari kantung dimensinya.

Para dwarf terperangah berbarengan.

Itu adalah sebuah kejutan, yang lahir karena melihat sebuah pedang yang muncul dari udara kosong. Ada juga teror melihat raja tengkorak yang berbalut cahaya yang tidak suci menggenggam sebuah pedang.

Tapi alasan mengapa Gondo berseru sendiri adalah dia juga sama-sama terperangah dengan yang ada di sini.

Itu adalah sebuah pedang hitam dengan kualitas yang sangat hebat. Mata pisau yang luar biasa praktis mengeluarkan sinar magis.

“Pe... Pedang yang menakjubkan...”

“Tidak masuk akal... Aku tak pernah melihat benda seperti ini dalam hidupku...”

“Apakah ini adalah pedang dari mitologi dwarf?”

“Ohhh! I.. Ini adalah pemandangan yang sangat...”

Sorcerer King mengangkat pedang itu, seakan ingin menunjukkan kepada semua dwarf. Mata Gondo secara reflek mengikuti kilauannya pula.

“Baiklah, para hadirin, silahkan perhatikan tubuh pedang ini.”

Gondo mengikuti tempat yang ditunjuk oleh Sorcerer King, dan menjerit. Begitu juga dengan para penempa lain.

Ada 20 rune warna ungu yang terukir.

Namun, hanya Gondo yang menyadari salah satu rune di pedang itu sama dengan yang dijelaskan oleh Sorcerer King ketika perjumpaan mereka di dalam terowongan.

Ternyata begitu. Jadi itu alasannya mengapa dia tahu begitu banyak tentang rune.

Dia pasti sudah mendapatkan pengetahuan itu setelah mempelajari dengan hati-hati pedang itu.

“Kalau begitu, aku ingin bertanya kepada para hadirin. Ada 20 rune di pedang ini; apakah hal semacam itu mungkin?”

Jawaban mereka sudah tidak diragukan lagi – itu adalah hal yang mustahil. Tak ada orang di sini yang bisa melakukannya, tak perduli seberapa keras mereka mencoba. Lalu, ada pedang ini, yang kelihatannya ada untuk mengejek ketidakmampuan mereka dalam melakukannya.

Para penempa itu bangkit dari tempat duduk mereka, masing-masing dengan bara api di matanya. Ada sebuah hasrat yang sudah lama tidak ada ketika seperti saat membicarakan minuman. Lalu, kerumunan itu melonjak ke depan seperti kerumunan zombi yang menerkam makhluk hidup, ke arah kaki Sorcerer King.

“Biar kulihat!”

“Aku mohon! Biarkan aku menyentuhnya!”

“Aku mungkin bisa mempelajari sesuatu! Aku mohon kepadamu!”

“Tidak sopan!”

Gadis berambut perak menatap dwarf yang berkerumun mendekat dengan mata mengerikan. Dwarf-dwarf itu terdiam dalam sekejap, seakan ditusuk oleh sebuah ketakutan yang memotong seperti pedang beku. Lalu-

“-kamu terlalu berisik. Kecilkan suaramu.”

Tidak diragukan lagi mereka berdiri di hadapan seorang penguasa sejati.

Aura itu adalah milik salah satu pemimpin yang sangat percaya diri dengan posisinya. Lalu, mungkin saja itu karena dia adalah Tuan dari kematian yang tiada tara.

Gondo memang sudah tahu ini sejak pertama kali dia bertemu dengan Ainz di dalam terowongan itu, tapi Ainz tidak menunjukkan sisi dirinya yang itu dulu. Pasti itu suatu sikap untuk membuat Gondo mengecil karena ketakutan. Ini pasti pembawaan sebenarnya dari Sorcerer King.

Aku tidak bisa mengetahui ekspresinya, tapi kelihatannya dia senang. Pasti karena semua orang bergerak seperti yang dia rencanakan.

“Sebentar, para penempa yang budiman. Tolong dengarkan aku hingga akhir. Setelah itu, kalian boleh menyentuhnya secara langsung. Aku tidak akan melanjutkan sampai kalian duduk, dan kalian tidak akan bisa mendapatkan pedang ini.”

Kecewa – gentar karena aura dari kekuatan yang istimewa – para penempa itu kembali ke tempat mereka.

“Terima kasih. Kalau begitu, saya akan meneruskannya. Pertanyaannya masih tetap sama – apakah sebuah pedang dengan 20 rune yang terukir masih dalam kemampuan kalian?”

Semuanya melihat ke arah penempa yang lebih tua dan lebih berpengalaman. Dia menggelengkan kepalanya lemah dan membalas:

“Tidak. Dari yang kuketahui, aku hanya pernah dengar enam.”

Sebuah arus pertanyaan membludak.

“Apa? Enam? Aku hanya pernah dengar lima!”

“... Begitukah. Kelihatannya hanya sedikit yang tahu hal ini, tapi 200 tahun yang lalu, palu yang dihasilkan oleh sang raja memiliki enam rune yang terukir. Itu adalah harta karun rahasia dari seni runesmith.”

Gondo mengingat kakeknya.

Dia membayangkan wajah seorang runesmith dari 200 tahun yang lalu, seorang pria yang merupakan veteran dalam penempaan senjata.

“Ohhhh! Apakah itu warhammer (palu tempur) yang bisa menggoncangkan bumi? Kurasa aku pernah mendengarnya dalam sebuah nyanyian..”

“Benar. Bahkan para runesmith – yang dianggap jenius dan prodigi (ajaib) – waktu itu tidak bisa membuat sebuah senjata dengan 20 rune...”

“Oh begitu. Kalau begitu, ini pasti sebuah senjata yang dibuat dengan teknik yang sudah hilang.”

“Hm? Apakah anda juga tidak tahu, Yang Mulia?”

“Aku tidak yakin bagaimana pedang ini dibuat. Sejujurnya, ini hanyalah milikku. Dan ... penciptanya sudah tidak ada lagi di dunia ini.”

“Kalau begitu, berarti maksud anda... Banyak teknik-teknik yang lebih berharga yang telah hilang?”

Luka memenuhi wajah para penempa. Gondo juga merasakan hal yang sama.

“Karena itu-“

Semua orang memperhatikan ucapan Sorcerer King.

“Karena itu, aku ingin membangkitkan teknik-teknik itu. Jadi, aku perlu kekuatan kalian. Aku ingin kalian membuat sesuatu seperti pedang ini, tak perduli berapapun biayanya.”

Keheningan pun menyelimuti.

Tak perlu dikatakan, karena mereka semua tahu betapa sangat tidak mungkinnya tugas ini.

Bahkan runesmith yang paling jago hadir di sini harus berusaha keras untuk bisa mengukir empat rune sekaligus. Sorcerer King meminta lima kali dari jumlah itu. Namun, tak ada dari mereka yang berkata “itu tidak mungkin”. Mereka memiliki harga diri sebagai seorang perajin, dan setelah melihat sebuah mahakarya dari perajin sebelumnya, mereka tak bisa berusaha menolaknya.

Pedang itu seperti sebuah tantangan dari para penempa di masa lalu kepada para penempa di masa kini,  pikir Gondo.

“Aku ingin membuatnya.”

Seseorang membisikkan kalimat itu.

Segera setelahnya, suara itu tidak sendirian.

“Aku juga.”

“Aku ingin mencobanya.”

“Mm, aku ingin menunjukkan kepada dunia bagaimana rupa legenda hidup itu.”

“Tidak, akulah yang akan disanjung sebagai seorang legenda.”

“Omong kosong apa itu. Akulah yang akan memikul beban berat itu.”

Suara tepuk tangan bergema di udara. Itu berasal dari Sorcerer King di panggungnya. Meskipun mereka tidak tahu bagaimana dia melakukannya dengan tangan yang Cuma tulang, dikatakan bahkan semua hal itu mungkin bagi seorang magic caster.

“Luar biasa. Namun, bisakah kalian melakukannya sendirian? Bisakah kalian mengangkat suara dan menghadapi tantangan dari seorang legenda? Mungkin saja bisa. Mungkin juga tidak. Jadi, aku harap kalian ikut denganku ke negeriku dan sepenuhnya mencurahkan diri untuk menciptakan teknik yang baru.”

Keheningan sekali lagi menyelimuti.

Gondo sangat paham dengan perasaan mereka.

Sorcerer King menawarkan kepada orang ini-ini – yang sangat paham jika keahlian mereka secara praktis telah hilang di negeri dwarf – sebuah kesempatan bersinar di dalam telapak tangannya yang terulurkan.

Bukankah harusnya mereka mempertaruhkan nyawa untuk tantangan ini?

“Baiklah, aku akan serahkan pedang ini kepadamu.”

Sorcerer King melangkah turun dari panggung, menyerahkan gagang pedang itu kepada salah satu penempa yang telah tua. Mungkin memang kebetulan, atau mungkin dia sudah menyelidikinya sebelum ini, tapi pria yang dia serahi itu dianggap sebagai seorang jenius hanya satu tingkat di bawah ayah Gondo yang sudah tiada, dan suaranya memiliki beban yang berat kepada para runesmith.

Dia tidak meraihnya.

Memang wajar bingung ketika diserahi pedang yang luar biasa.

“A, Apakah boleh? Apakah tidak apa menyerahkan senjata – yang luar biasa ini yang mungkin saja tak pernah saya lihat lagi di sepanjang hidup ini kepada orang seperti saya?”

“Sekarang ini, kamu bukanlah dwarf yang tergoda oleh wine, tapi runesmith yang ingin menerima tantangan. Aku bisa mempercayaimu untuk itu. Ditambah lagi, aku akan meninggalkan kota ini untuk sementara. Jadi, aku hanya meminjamkan saja kepadamu.”

Dwarf itu berdiri tegak.

“...Ternyata begitu. Izinkan saya untuk meminjamnya, Yang Mulia.”

Dia membungkuk dalam-dalam, lalu menerima pedang itu dengan sikap hormat yang tertinggi.

“Tetap saja, aku harus mengatakannya bahwa aku tidak seberapa mengerti dengan teknik-teknik dari runecraft (kerajinan tentang rune). Apakah bisa mengukir di mata pedang lalu nantinya dienchant dengan magic?”

“Caranya bukan seperti itu, Yang Mulia. Rune adalah karakter-karakter yang ditambahkan mana. Jadi, mengukir dan melakukan enchant pada dasarnya berlawanan. Jika seorang magic caster mencoba melakukan enchant, rune akan rusak.”

“Oh begitu...”

“Kebetulan, ketika anda ingin bilang meninggalkan Feoh Gēr, kemanakah tujuan anda?”

“Ah, aku akan pergi ke bekas ibukota kerajaanmu.”

Dwarf-dwarf itu semunya gaduh sekaligus.

Dia bisa mendengar ucapan seperti “Reruntuhan itu-“ “Ke tempat yang sangat berbahaya itu-“ “Tempat Quagoa berkuasa”

Gondo tahu betul, tapi  ada pesan di dalamnya yang tak bisa dia lewatkan begitu saja.

“Mereka bilang akan ada tiga ujian yang menunggu mereka yang ingin pergi kesana dari tempat ini. Apakah tidak apa?”

“Tiga bahaya, yang dikatakan tidak bisa dilewati. Meskipun sudah melewati yang pertama... Labirin Kematian itu tak bisa ditembus.”

Semua yang mengatakannya adalah Dwarf tua. Memang bisa diduga dari mereka yang sudah tua dan cukup usia, kelihatannya dia tahu banyak hal yang bahkan Gondo tidak tahu. Mungkin sebaiknya bertanya kepada mereka tentang itu dan memberitahukannya kepada Sorcerer King.

Runesmith yang membetulkan badannya itu memberikan nasehat kepada Sorcerer King.

“Yang Mulia, tempat itu seharusnya adalah sarang dari seekor naga raksasa. Lord of the Frost Dragons (Pimpinan Naga-Naga Beku), yaitu White Dragon Lord, mungkin mendiaminya. Dia adalah penyebab hancurnya Feoh Tiwaz. Saya tahu Yang Mulia memiliki kekuatan yang hebat, tapi menurut pendapat saya yang rendah ini, Dragon Lord itu setara kuatnya. Saya harap anda hati-hati.”

“...Seekor naga. Memang benar, dia akan menjadi lawan yang sangat menarik. Kalau begitu aku akan bergerak dengan waspada dan menghadapinya dengan hati-hati.”

Setelah itu, ada beberapa pertanyaan sederhana lagi, dan pertemuan itu selesai. Ini kaena semua orang menyadari semakin cepat pertemuan itu berakhir, semakin banyak waktu bagi Sorcerer King untuk bisa mengambil kembali ibukota tersebut. Mereka tidak ingin menghalanginya, pikir Gondo.

Atau mungkin, mereka ingin memeriksa pedang yang telah mereka terima.

Gondo tidak tahu yang mana jawaban yang benar, tapi dari bara api di mata para perajin dwarf tersebut, mungkin memang yang terakhir.

***

Keinginan untuk berteriak “Yahoo!” memenuhi diri Ainz.

Dia telah merasakan seperti itu sejak menyelesaikan presentasinya. Tidak ada bedanya saat dulu menjadi Suzuki Satoru. Apakah dia berhasil atau gagal, dia ingin berteriak saat dia menikmati perasaan bebas dan lega.

“Itu menakjubkan, Ainz-sama! Anda benar-benar telah membuat semuanya bersemangat!”

“Itu benar-benar menakjubkan. Satu-satunya orang di Nazarick yang bisa melakukan itu adalah anda, Ainz-sama!”

Ainz menahan keinginan untuk mengucapkan, “Ah, tidak~” dengan malu-malu saat Aura dan Shalltear memuji dirinya. Mungkin jika itu adalah Demiurge atau Albedo, Ainz akan mengintip mereka sambil bertanya-tanya apakah mereka sedang mengejek Ainz. Tapi karena itu adalah Aura dan Shalltear, dia bisa menerima ucapan mereka apa adanya. Mungkin jika dia masih menjadi Suzuki Satoru, Ainz bahkan akan berkata, “Aku lelah sekali, mau beli minum?” dan bergegas menuju mesin penjual, tapi pria yang menguasai Nazarick dan Sorcerous Kingdom tidak bisa mengatakan hal semacam itu.

“-Hm, yah, itu bukan apa-apa. Aku yakin Demiurge atau Albedo bisa melakukan dengan lebih baik.”

“Tentu saja tidak!”

“Yup yup! Bahkan mereka berdua takkan bisa memainkan dwarf-dwarf tersebut sebaik itu!”

Ainz tidak merasa demikian, tapi dia tidak menduga situasinya berkembang sebaik ini. Dan kemudian, perasaan bersalah yang bertanya-tanya apakah keberhasilan ini adalah hal yang baik mulai merambati diri Ainz.

Tentu saja, pedang yang dia tunjukkan kepada para dwarf itu adalah sebuah item dari Yggdrasil.

Yggdrasil tidak memiliki sistem rune. Tapi, mungkin saja ada di dalam data game, namun masih belum ditemukan oleh siapapun sampai akhir. Oleh karena itu, rune yang terukir di pedang itu hanyalah hiasan – untuk dekorasi.

Pada awalnya, dia berpikir, mungkin mereka akan tertarik jika mereka melihat pedang ini. Tapi dia benar-benar terpedaya oleh kuatnya reaksi mereka, hingga dia agak menyesal berkasa bahwa dia ingin mereka membuat pedang seperti itu.

Namun, Ainz menekan perasaan itu.

Dia harus memperkuat Great Underground Tomb of Nazarick. Karena seorang musuh dengan item kelas dunia (World Class Item) mungkin akan muncul di masa depan, dan mungkin saja ada para pemain tersembunyi di luar sana yang melawan dirinya, dia harus meningkatkan kekuatan tempur mereka.

Ainz melihat ke arah Shalltear.

Dia adalah seorang gadis vampir yang kelihatannya sedang tersipu malu – yang mana sangat mengejutkan ketika Ainz memikirkannya. Dia adalah benih yang ditinggalkan oleh Peroroncino. Dan dia adalah NPC pertama yang mau tak mau harus Ainz bunuh dengan kedua tangannya sendiri.

Emosi Ainz tertekan saat mau keluar karena kebencian yang mengikutinya, namun meskipun begitu, Ainz tidak bisa melupakannya. Dia tidak bisa lupa bayangan dari pemiliki World Class Item yang membuatnya harus melakukan hal semacam itu.

Agar bisa mendapatkan tujuannya, bahkan membuat orang lain menjadi menyedihkan dengan kebohongan sulit untuk layak dipertimbangkan. Hal yang terpenting di dunia ini adalah para penghuni Nazarick. Semua makhluk hidup lain adalah dua tiga tingkat di bawah mereka.

Kesetaraan hidup adalah tidak lain dari ocehan orang gila.

Jika semua makhluk hidup adalah setara, maka dia ingin sekali meletakkan seorang manusia yang telah menyiksa orang sampai mati di kursi listrik dan seorang juara yang berkata demikian di kursi listrik lainnya, dan membuat yang terakhir memutuskan yang mana dari mereka berdua harus mati. Siapapun yang bisa benar-benar berkata bahwa mereka dapat mempercayakan nasibnya kepada dadu adalah seorang penganut sejati.

Namun, Ainz akan membunuh yang pertama tanpa ragu. Ini karena Ainz tahu bahwa hidup itu tidak sama. Kehidupan dari para NPC yang ada di dalam Nazarick tidak ada bandingannya dengan kehidupan orang-orang yang ada di luar sana.

“Itulah Ainz-sama!”

“Kamu benar!”

Sebelum Ainz bisa menyelesaikan latihan pemikirannya, pujian Aura dan Shalltear menusuk hatinya. Kalau begitu-

“Jangan bilang mereka ‘dimainkan’. Aku hanya bilang yang sebenarnya.”

Dia mengatakan itu kepada mereka demi Gondo, yang harusnya ada di belakang Ainz.

Namun, tidak ada jawaban dari belakang, Ainz yang bingung entah bagaimana pun akhirnya berbalik.

Gondo semakin mendekat, bersiap untuk mengantarkan kepergian Ainz.

“.. Ada apa, Gondo?”

Dipanggil demikian, Gondo mengangkat kepalanya.

“... Yang Mulia. Karena anda sudah mengatakan semua itu kepada mereka, apakah saya boleh menganggap bahwa para dewan telah setuju mengirimkan para runesmith itu?”

“Memang benar. Mereka memang berkata bahwa mereka juga akan mengirimkan tim inspeksi di masa depan untuk melihat apakah mereka diperlukan sebagai budak atau tidak, tapi pada dasarnya, mereka memang setuju.”

“Begitukah... Jadi orang-orang hebat itu benar-benar merasa bahwa runecraft tidak lagi dibutuhkan?”

Air mata Gondo mengalir turun di pipinya.

Ainz terkejut, Selain di masa kecilnya, air mata seorang pria adalah hal yang langka.

Air mata itu pasti keluar karena dia tahu jika seni yang dia kagumi dan sangat dia banggakan telah dianggap tidak berguna dan dibuang oleh negerinya.

Tapi apakah memang masalahnya seperti itu, pikir Ainz. Melihat keadaan negeri dwarf, sulit bagi mereka untuk menolak permintaan sebuah negeri yang sudah bersumpah akan mengirimkan bala bantuan kepada mereka.

Kebutuhan orang banyak melebihi kebutuhan dari yang sedikit. Itulah yang sebenarnya diantara negeri-neger itu.

Bahkan Ainz akan membunuh ratusan dari jutaan orang demi Nazarick.

Tetap saja, tidak perlu mengatakan hal ini kepada Gondo.

“Memang benar, Gondo. Negeri ini kelihatannya memandang para runesmithnya bisa dibuang. Mereka menyerahkannya tanpa ada keberatan sama sekali ketika aku memintanya.”

Gondo, begitu juga dengan para runesmith yang mungkin mendengar ini darinya, harus membuang negeri mereka hingga titik tertentu. Memang sulit untuk sama sekali membuang tanah kelahiran seseorang, itu masih menjadi langkah yang perlu agar mereka bisa mengabdi sepenuhnya kepada Sorcerous Kingdom.

Ainz menepuk bahu Gondo dengan lembut.

“Namun, itu tidak sama bagiku. Aku merasakan potensi dari para runesmith itu.”

Meskipun mimpi Gondo tidak bisa direalisasikan, memonopoli orang-orang ahli ini dan menggunakan penelitian mereka mungkin akan membuatnya bisa mengembangkan sebuah pencegahan terhadap musuh dengan senjata berukir rune.

Pengetahuan adalah kekuatan.

“...Meskipun kamu dibuang oleh satu negeri, masih belum selesai selama ada negeri lain yang membutuhkanmu, bukankah begitu?”

Ainz menepuk bahu Gondo berkali-kali. Gondo mengusap wajahnya dengan kikuk.

“..Terima kasih banyak, Yang Mulia. Perkenakan saya memenuhi harapan anda dengan seluruh kekuatan saya.”

“Umu, umu. Aku akan menantikannya.”

Ainz tersenyum – meskipun wajahnya tidak bergerak – seakan berkata, “Aku percaya padamu.”

Sekali lagi, Ainz berpikir.

Bagus juga jika dia bisa belajar dengan ibukota dwarf. Dia mungkin memerlukan Gondo untuk menjalankan tugas memperoleh informasi lebih banyak. Kemudian, dia harus bicara kepada Panglima tersebut.

Naga di dalam Yggdrasil bisa hidup selamanya. Tidak aneh jika mereka adalah individu-individu dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Jadi kelihatannya akan ada seekor naga beku (Frost Dragon) yang sedang menungguku...

Tiba-tiba saja, wajah dari seorang pria muda – tidak, seorang gadis muda muncul di dalam benak Ainz.

“Kalau tidak salah, dia memang pernah berkata ingin membantuku mempelajari lebih banyak hal tentang naga... Sayang sekali.”

41 komentar:

Achmad mengatakan...

Pertamax

amsier mengatakan...

Lanjut Terus Min...

Selalu ditunggu updatannya

Unknown mengatakan...

Ditunggu kelanjutannya min,

Makh mengatakan...

Mantap jiwa 👍

Unknown mengatakan...

super duper mantabzzzz mimin-sama

NaruYuuki mengatakan...

puja kerang ajaib ululululu
sangkyu min update nya
puja ainz ooal gown sama ululululu
puja mimin sama ululululu

Unknown mengatakan...

"Dia" yg dimaksud Ainz itu siape ye? Apakh Evileye? Wah makin penasara..
Oke min lanjut, moga bisa cpt update ny

Unknown mengatakan...

Yang di maksud ainz itu adik nya niya , itu loh yabg mati sama celemante di anime nya

Anonim mengatakan...

di novelnya juga kali

Unknown mengatakan...

oh yg pas ainz jad momon ya? yg dia sama guildnya mati sama clementine ? yg magic caster

Unknown mengatakan...

Lanjut min.

肉(Daging) mengatakan...

Frozt Dragon... bikin nggak sabar nunggunya

Kyukie mengatakan...

Lanjuuuuutkan!!!

fazday mengatakan...

God bless you min :v
Tp rada kasian adiknya niya gk di hidupin lg :(

Anonim mengatakan...

Mantap

Unknown mengatakan...

Al haill mimin-sama...

Anggie mengatakan...

Sankyou min.....!!!!

Anonim mengatakan...

Mantrap

Unknown mengatakan...

Semangat mimin

Imaari mengatakan...

chapter 5nya min..
udh gak sabar nih stiap hari ngecek di branda..
udah nyoba translate sendiri sampe selesai vol 11nya cuma hasilnya tata bahasanya masih berantakan..
semangat min...
ditunggu terus kelanjutan updatenya..

Unknown mengatakan...

Ditunggu min

Eii mengatakan...

Ciggy cakepp...mana nih lanjutan nya chapter

5 versi English nya dah nongol tp blom update juga

Ramiris mengatakan...

Mantaf

Unknown mengatakan...

"Dia?" Mngkin dia yg di maksud ain adiknya tuare ninya ? Yg pernah pergi berpetualangan ke desa carne yah ?

Unknown mengatakan...

Disitu kan udh jelas dikatan
"Tiba-tiba saja, wajah dari seorang pria muda – tidak, seorang gadis muda muncul di dalam benak Ainz.
Jelas dong ninya yg dulu awalnya dikira pria ternyata perempuan

Lutfi Nabila mengatakan...

Jadi kasian. Sama tsuareninya :(

van mengatakan...

Fakk akhiranya bikin nyesekk :((

Anonim mengatakan...

yang ini bikin melow, lanjut min.. tengkyu updatenya..

Jane mengatakan...

Naga mau di jadiin peliharaan ainz kayaknya

Anda mengatakan...

Thanks min

Luke mengatakan...

Yang dimaksud itu "ninya" bukan ya, kan dia pernah bilang mw cari informasi buat ainz (momon) ttg naga di ibu kota pas perjalanan ke desa carne

Learn to Trade mengatakan...

Kyaknya di paragraf terakhir bikin nostalgia deh hahaha. Entah pembaca lain ingat nggak ? Waktu Momon debut jadi petualang dan bergabung sama tim petualang pedang iblis atau pedang hitam, lupa hahah. Trus waktu ninya sama momon salah paham. Mereka bercakap2 buat melancarkan suasana dan ninya nyinggung kalau di atas gunung sana ada Frost Dragon dan lainnya. Apakah gak bisa di hidupin lagi ya ? Ataukah syaratnya mayat harus utuh ? Bukannya item ngidupin Yggdrasil sama dunia baru berbeda dan item ngidupin Yggdrasil tidak perlu syarat syarat gak guna ? Entah lah ~

Unknown mengatakan...

yg di anime.a dia seorang magic caster adik.a suareninya yg pembunuh.a di bunuh naberal

Anonim mengatakan...

karena tidak begitu memberikan untung buat Ainz waktu itu, tp pada akhirnya Ainz hanya membalas beberapa kebaikan atas info ttg NW dari ninya kepada saudaranya tsuare (tsuareninya veyron)

D mengatakan...

Jika palu t rune dapat mengguncangkan bumi, tapi kok pedang 20 rune kayqk biasa bagi Ainz

Unknown mengatakan...

>:v ninya tu adicknya truare cu
Dah gapunya adick lagi si ninya

Kuhaku mengatakan...

Pedang 20 rune nya ainz hanya hiasan, bukan run yg sebenarnya ,kan udah dijelasin disitu di yygdrasil tidak ada sistem rune/mungkin blom ditemukan, dan rune yg di pedang ainz hanya hiasan

Kuhaku mengatakan...

Gadis muda, ya itu nyinya, tapi gua juga penasaran ama SB Yamaiko, yang sering banget disebutkan kalo yamaiko ini sering banget memberi nasihat nasihat kepada momonga, penasaran banget dia aslinya gimana kehidupannya

LizaMarchely mengatakan...

Yamaiko itu member perempuan. Profesi dia sebagai guru TK. Npc ciptaanya pestonya. Sangat suka dengan anak kecil bahkan ga ragu memberontak saat menolong anak kecil saat demiurge hendak mengesekusi tahanan yg dia culik saat jadi jaldabaout.

Zenzen mengatakan...

Ahhh makaasih info nya hampir lupa gw sama adiknya

Anonim mengatakan...

Ninya tu nama marga, namanya tsuare ninya veiron, ninya yg mati cuma memberikan nama marganya dan juga dia mengaku sebagai lelaki diantara kelompoknya. Ains bisa tau mereka saudara dan mengasihi tsuare karena mereka sama2 menyandang nama ninya