Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

10 Juli, 2016

Overlord - Vol 9 - Chapter 3 Part 1

Another Battle - Pertempuran Lainnya

Part 1

Dengan Suara teriakan-teriakan pasukan yang berada di E-Rantel saat mereka bersiap untuk perang yang akan datang bergema di belakang punggungnya, suasana hati pangeran pertama Barbro Andrean Ield Ryle Vaiself saat ini sedang kesal karena ia dan pasukannya harus bergerak ke arah utara.

"Sial. Semuanya karena si Marquis Raeven ... "

Barbro tidak bisa berbuat banyak selain mengumpat.

Selama demonic disturbance (keributan akibat iblis), adiknya meminjam orang dari Marquis Raeven dan mampu meningkatkan reputasinya dengan berpatroli di jalan-jalan dalam ibukota, meninggalkan kesan seseorang yang mampu mengambil tindakan dalam keadaan darurat dan tidak takut untuk pergi ke garis depan. Hal ini dipandang baik oleh para bangsawan, menyebabkan banyak dari mereka yang mendukung pangeran pertama Barbro, mengubah pendapat mereka. Meskipun Marquis Raeven mungkin juga memainkan peran dalam hal ini, sejumlah bangsawan sudah mulai mendukung pangeran kedua sebagai pewaris berikutnya.

Tidak mengambil tindakan dalam demonic disturbance terbukti menjadi kesalahan fatal.

Alasan mengapa Barbro tetap di istana dan tidak muncul di garis depan adalah karena ia tidak punya pion yang bisa digunakan pada saat itu.


Itu adalah pembuatan keputusan yang benar. Maju sendirian ke garis depan tidak akan ada bedanya, dan kemungkinan besar dia hanya akan berakhir menjadi beban nantinya. Selain itu, ada kemungkinan juga istana akan diserang.

Jika bukan karena bawahan yang Marquis Raeven sediakan, adiknya tidak akan mampu melakukan patroli di jalan-jalan.

Barbro yakin penilaiannya benar. Namun, orang-orang bodoh itu bahkan tidak bisa menyadari itu dan akhirnya tertipu oleh apa yang mereka melihat. Pada akhirnya, semuanya berjalan sesuai dengan rencana Marquis Raeven semula.

"Bisakah orang-orang itu setidaknya memikirkan motif dari tindakannya? Selain itu, satu-satunya hal yang mereka lakukan adalah berpatroli di sekitar kota. Mereka bahkan tidak berpartisipasi dalam satu pertempuranpun melawan iblis. "

Jika adiknya melangkahkan kakinya ke medan perang, kemungkinan besar dia hanya akan menunjukkan sisi menyedihkannya kepada publik. Ketika ia berpikir demikian, itu menunjukkan betapa menakutkannya kemampuan Marquis Raeven dalam menggunakan kepalanya.

Juga, ada alasan lain mengapa suasana hati Barbro ini telah jelek sepanjang hari.

Alasannya adalah bahwa ia dipaksa untuk pergi menyelidiki ke desa terpencil yang disebut Carne.

Perebutan tahta harus ditunda untuk nanti.

Dalam pertempuran yang akan datang dengan Empire, Barbro harus membuat dunia tahu keberadaannya sebagai pangeran pertama dari Kingdom. Agar namanya dikenal sebagai ahli waris Kingdom Re-Estize, dan untuk mengambil kembali apa yang menjadi haknya dari sang adik.

Namun, bukannya diberi posisi penting untuk pertempuran mendatang, dia diberi perintah yang membuatnya tampak seperti melarikan diri: Pergilah ke sebuah desa yang terletak di dekat perbatasan dan selidiki hubungan desa itu dengan Ainz Ooal Gown. Memangnya berapa banyak ketenaran yang bisa ia peroleh dari melakukan hal ini?

Tiba-tiba, tulang belakang Barbro terasa dingin.

Mungkinkah ini rencana untuk memastikan bahwa ia tidak akan mampu meraih prestasi apapun?

Mungkinkah ayahnya sudah memutuskan menyerahkan tahta itu kepada adiknya, dan untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membalikkan keadaan, Oleh karena itu ia ditugaskan untuk menyelidiki desa terpencil ini...

Pernapasan Barbro menjadi semakin tidak menentu ketika ia semakin memikirkan hal ini. Perlahan-lahan, kebenciannya mulai timbul kepada sang ayah yang akan menyingkirkan anak sulungnya agar sang adik yang hanya menampilkan sedikit keberanian itu bisa meraih tahta. Itu cukup menyebabkan penglihatannya menjadi sempit.

Kebetulan saja pengendara di sisi Barbro ini melihat perubahan sikapnya.

"Yang Mulia, mungkinkah Anda sedang merasa tidak sehat? Apakah Anda ingin hamba untuk memanggil priest untuk Anda? "

Suara dengungan yang dibuat oleh serangga terdekat menyebabkan Barbro merasa mual. Namun, dia mampu menekan keinginannya untuk muntah. Mungkin ia beruntung karena di saat yang sama udara menjadi semakin dingin, atau mungkin karena pelatihan keras yang ia terima sebagai anggota keluarga kerajaan, tapi Barbro mampu menjaga kehormatannya tetap di atas.

Memperlihatkan perasaan seseorang adalah hal yang bodoh untuk dilakukan.

"Tidak, tidak, jangan khawatir tentang hal itu. Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan yang Ayah percayakan kepadaku. Daripada itu, Baron Cheneko, bagaimana jalannya pertemuan anda dengan petualang adamantite Momon? "

"Tentang itu, Yang Mulia, tolong dengarkan saya! Itu adalah kejadian yang tidak menyenangkan! Selain itu, saya tidak bisa bertemu Momon karena ia sedang tidak ada di tempat. "

"Yah, hal-hal seperti itu pasti akan terjadi. Lagipula, dia seorang petualang adamantite. Jadi kenapa anda marah? Bagaimanapun Anda tidak membuat janji atau yang lainnya, jadi mau bagaimana lagi jika anda tidak bisa bertemu dengannya."

"Tidak, ini bukan tentang itu. Alasan mengapa saya marah adalah karena tindakan pendamping Momon, yang disebut Nabe!"

"Nabe? Ah, yang dijuluki 'Beautiful Princess'? "

Barbro mengingat sosok wanita yang ia lihat sebelumnya di ibukota kerajaan, yang memiliki kecantikan seolah bukan berasal dari dunia ini. Penampilan wanita itu bahkan bisa dibandingkan dengan adik perempuannya. Meskipun Barbro menginginkannya, dia adalah salah satu petualang yang telah menerima hadiah dari ayahnya. Dia tidak bisa menggunakan metode sederhana untuk mendapatkan diri wanita itu.

"Jadi, apa yang perempuan cantik itu lakukan kepada Anda?"

"Dia menyerang saya! Silahkan lihat ini! "
Baron Cheneko melepas sarung tangannya, memperlihatkan tangannya yang memar.

"Apa? Meskipun dia seorang petualang adamantite, kekerasan terhadap kaum bangsawan itu tidak diizinkan."

"Meskipun begitu, wanita bernama Nabe tiba-tiba meraih tangan saya dan memaksa saya keluar."

Jumlah rincian yang diberikan oleh Baron sangat sedikit, karena itu, Barbro hanya memberikan sedikit perhatian saat mendengarkan. Bagaimanapun dia memikirkannya, kelihatannya Cheneko seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Yang mulia! Bagaimanapun, silakan gunakan otoritas kerajaan Anda untuk menegakkan keadilan terhadap wanita bodoh itu yang telah berani menggunakan kekerasan pada saya!"

Jika aku bisa memanfaatkan kejadian ini, mungkin aku dapat memeras wanita itu dan membuat dia melakukan apa pun yang kuinginkan?

Barbro memikirkannya.

Tentang cara menawarkan bantuan ke Baron dan membuat Nabe menjadi miliknya. Namun, ia tidak dapat menemukan rencana bagus. Semua karena si bodoh Baron yang kemungkinan besar telah mengatur agar ia akan menolongnya.

Dasar orang bodoh yang tidak berguna. Sementara aku akan pura-pura memperlakukan dia dengan hormat untuk saat ini, saat saya mendapatkan tahta saya akan membuangnya segera.

Semakin Barbro memikirkan hal ini, semakin frustrasi ia jadinya. Bahkan orang bodoh seperti Baron mampu memiliki wilayah sendiri untuk diperintah dan orang-orang untuk disuruh, namun Barbro sendiri tidak memiliki apa-apa - bahkan pion satu saja untuk digunakanpun tidak ada, dan dia harus bergantung pada orang lain saat bertarung di pertempuran. Berbagai pikiran seperti ini timbul di kepalanya, namun pada akhirnya ditekan hingga menghilang.

Berpaling ke arah Baron yang tidak sabar untuk menunggu jawabannya, Barbro melambaikan tangannya seperti biasa dan berkata;

"Aku akan memikirkannya setelah tahta kuwarisi."

"Ya!!"

Tidak ingin lagi bertukar dialog dengan si bodoh itu, Barbro memalingkan wajahnya dan bertanya kepada salah satu bawahan Marquis Bowlrob yang berada di dekatnya. Dia adalah seorang perwira pasukan elit di bawah komando langsung dari Marquis.

"Oi, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

"Apakah ada yang salah, Yang Mulia?"

Sejujurnya, Barbro tidak ingin tahu apa-apa. Namun, ia tidak bisa begitu saja mengakhiri pembicaraannya dengan Baron. Dia harus cepat memikirkan sebuah pertanyaan untuk ditanyakan. Pikiran kurang menyenangkan yang Barbro sebelumnya telah tekan tiba-tiba muncul kembali.

Alasan utama mengapa Barbro sedang menuju Desa Carne adalah karena proposal yang dibuat oleh Marquis Bowlrob. Jika itu yang sebenarnya, maka-

Mungkinkah, Marquis telah mengkhianati ku? Agar adik ku bisa mengambil tahta?

Sungguh pemikiran yang tak bisa dipercaya.

Putri Marquis adalah istrinya, dan hubungannya dengan Marquis cukup bagus. Jika Barbro adalah orang yang mewarisi tahta, Bowlrob juga akan menjadi kepala Enam Keluarga Hebat. Jika Marquis tiba-tiba mulai mendukung saudaranya, itu kemungkinan besar hanya tipuan yang merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk menghadapi Marquis Raeven. Namun, selain dari itu, Barbro tidak bisa memikirkan alasan lain mengapa Marquis membuat proposal tersebut.

Bila memang seperti itu... apakah alasanku dikirim ke sebuah desa terpencil adalah untuk membuat para bangsawan lain berpikir bahwa aku tidak akan bisa memperoleh prestasi apapun?

"Apakah ada sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Anda? Haruskah kita berhenti dan beristirahat? "

"- Diam."

Kebencian tak terkendali keluar dari Barbro, menyebabkan bawahan tersebut menunjukkan ekspresi kaget. Meskipun Barbro menyadari sikapnya yang agak mengerikan, dia masih tidak dapat menahan amarahnya.

Niat membunuh yang besar bisa dirasakan dari suara Barbro saat ia memberikan perintahnya.

"Dengan ini aku memerintahkan kepada kalian. Setelah kita menyelesaikan tugas kita di Desa Carne, kita akan segera menuju medan perang. Buatlah persiapan untuk perjalanan sekarang sementara kita masih dalam perjalanan menuju Desa Carne. Segera setelah kita menyelesaikan tugas, kita akan langsung berangkat dan kembali ke E-Rantel saat malam tiba. Setelah istirahat sejenak, kita akan menuju ke arah Dataran Katze dan bertujuan untuk sampai ke sana sebelum matahari terbit. "

Bawahan tersebut terkejut mendengar perintah itu.

"Maafkan kata-kata saya, tapi perintah Yang Mulia ini mungkin akan sulit untuk dilaksanakan. Tolong perhatikan; kekuatan kita terdiri dari tiga ribu lima ratus  orang dari Marquis dan tambahan seribu lima ratus orang yang dikirim dari berbagai bangsawan sebagai bala bantuan untuk Yang Mulia. Gabungan semuanya kita memiliki lima ribu pasukan. Untuk melaksanakan misi ini secepat mungkin, kita tidak memiliki banyak pasukan untuk logistik, tetapi menyimpan semua kebutuhan kita pada lima puluh kereta."

"Aku menyadari hal tersebut. Apa masalahnya?"

"Dari lima ribu pasukan yang kita miliki, empat ribu lima ratus dari mereka adalah pasukan infanteri dan kavaleri kita hanya terdiri dari lima ratus orang. Meskipun jika kita dapat menyelesaikan tugas di Desa Carne dalam hitungan jam, tetap sulit bagi para prajurit untuk dapat mencapai E-Rantel sebelum malam tiba. "

"Aku sudah bilang aku sudah tahu hal itu. Aku bertanya padamu sekali lagi, apakah aku memiliki masalah dengan perintah itu? Jika tidak, segera lakukan apa yang aku perintahkan. "

"Yang Mulia ... Beberapa pasukan mungkin tidak akan dapat bertahan."

"Anda tampaknya telah salah memahami sesuatu. Jujur saja, untuk sebuah desa kecil yang terletak di perbatasan kita, hampir tidak ada nilainya bagi kita untuk pergi kesana. Apa yang seharusnya kita lakukan adalah menuju ke dataran Katze untuk mengalahkan Empire. Bagaimana menurutmu? Kau adalah bawahan Marquis, ya kan? Dalam hal itu aku bertanya padamu, apakah kamu berpikir bahwa pertempuran yang akan datang sangat mudah sehingga bisa begitu saja mengirim lima ribu pasukan ke tempat lain untuk main-main? Apakah kamu benar-benar percaya hal itu?"

Bawahan tersebut menutup rapat mulutnya.

"Jangan bingung dengan prioritasmu. ...Kamu mengatakan bahwa beberapa prajurit mungkin akan ketinggalan? Bila memang seperti itu, biarkan saja mereka. Alasan pertama mengapa kalian berkumpul di tempat ini adalah untuk bertempur di dataran Katze."

... Dan untuk meningkatkan reputasiku.

"... Seperti yang Anda katakan. Saya mengerti."

Bawahan tersebut menundukkan kepalanya.

"Kamu seharusnya menjawab seperti itu dari awal. Rencanakan kapan saat  kita akan tiba di E-Rantel dan ketika kita akan keluar. Aku akan menyerahkan detil rencananya kepadamu. "

"Baik! Saya akan segera melakukannya dan pasti akan membawakan hasilnya kepada anda. "
Pada saat sang bawahan itu sudah pergi, keberadaannya sudah hilang dari pikiran Barbro.

Apakah ayah membenci ku? Atau usia tua menyebabkan pikirannya menjadi kabur? menyerahkan tahta adik ketika itu jelas-jelas merupakan hak anak tertua untuk mewarisinya ... ini hanya akan menimbulkan kebencian para bangsawan.

Meskipun situasi Barbro saat ini sangat jauh merugikan, ia sangat yakin ia bisa membalikkan keadaan. Biarkan mereka menyesal sudah memberiku kesempatan untuk mengambil alih komando dari lima ribu pasukan.

Ide-ide tersebut berputar-putar di dalam pikiran Barbro.

"Baron!"

"Iya!"

"Aku harap anda melakukan yang sebaik-baiknya!"

Suaranya yang tajam kelihatannya seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu yang lebih, bergema ke segala arah.

Tunggu saja, Zanack. Gigitlah kuku mu sementara kau menunggu ku di Ibukota.
.
Meskipun mereka terhubung dengan darah, adiknya masih lawan yang harus dikalahkan agar bisa mendapatkan tahta. Terlebih lagi, Barbro tidak pernah menyukai adiknya sejak awal. Meskipun ketidak senangan itu tidak sampai menginginkan kematiannya, tetapi jika Zanack menimbulkan masalah lebih banyak lagi, Barbro pasti akan membuang dia.

Setelah aku menjadi raja, bagaimana aku harus memanfaatkan dia? Akan lebih baik membunuhnya sehingga bangsawan-bangsawan bodoh itu tidak akan bisa menggunakannya sebagai simbol untuk memberontak? Tapi bukankah itu terlalu sia-sia? Jika dia seorang wanita akan ada banyak kegunaannya ... Seperti saudari saya, meskipun kemampuan berpikirnya kurang bagus, namun setidaknya penampilan ia lebih baik. Bukanlah ide yang buruk menjualnya kepada penawar tertinggi. ... Meskipun itu mungkin dapat menyebabkan beberapa masalah karena darah bangsawan nya, mungkin yang terbaik adalah menikahkannya dengan beberapa kerajaan yang jauh. ... Mungkin itu bahkan dapat menjadi bagian dari pondasi masa depanku untuk mendapatkan kekuasaan. Yah, mari kita tunggu dan lihat saja.

Mata Barbro menyipit saat ia mulai membayangkan Re-Eztize Kingdom yang ideal yang akan ia bangun di masa depan.

Gambaran para bangsawan berlutut di depannya saat ia duduk di atas singgasana emas.

Dengan satu perintah, seluruh isi ruangan akan sujud didepannya.

"Oh betapa menakjubkannya."

Senyum tipis muncul di wajah Barbro, tapi segera ditutupi dengan tangannya.

Tugas di Carne Village akan selesai dengan cepat, dan setelah itu, mereka akan segera bergegas ke Dataran Katze. Apakah mimpinya akan terwujud atau tidak tergantung pada seberapa baik dua tugas tersebut diselesaikan.

... Aku harus memaksa prajurit bergerak meskipun harus menggunakan kekerasan. Yang penting adalah aku harus tiba sebelum perang dimulai. Tunggu, tidak. Bukankah lebih baik menunggu sampai pertempuran dimulai dan mencoba untuk menyergap musuh?

Meskipun itu mungkin memang adalah langkah yang baik, namun Barbro kurang percaya diri mampu memimpin pasukannya untuk menyerang musuh secara tiba-tiba dari belakang dan samping.

Meskipun Barbro cenderung percaya sebaliknya, mau tidak mau dia malahan akan menyerahkannya kepada knight tersebut. Meskipun menggantungkan mimpinya untuk menjadi raja pada orang lain mungkin memang terbukti bukanlah ide yang bijaksana.

Sementara dirinya tenggelam dalam khayalan tentang bagaimana cara terbaik untuk menampilkan kehebatannya, sebuah ide melintas di benaknya.

Bisakah penduduk Desa Carne digunakan sebagai alat negosiasi terhadap Ainz Ooal Gown?

Seolah-olah cahaya terang tiba-tiba menyinari Barbro, membuat tubuhnya tertutup cahaya.

Rencana sempurna!

Apapun alasan Ainz Ooal Gown menyelamatkan Desa Carne, keberadaan mereka dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar.

Jika magic caster tak dikenal yang bernama Ainz Ooal Gown ini mundur dari pertempuran, Empire akan kehilangan alasan mereka untuk memulai konflik dan kemungkinan besar akan mundur pula.

Jika Empire mundur karena tindakan yang dilakukan oleh Barbro

Bukankah ini adalah peristiwa yang terbaik? Ayah tidak akan bisa lagi mengabaikan pendapatku, dan peluangku menjadi raja berikutnya akan menjadi pasti.

"Bagus sekali. Itulah yang terbaik."

Namun, jika itu hanya karena Ainz Ooal Gown kebetulan lewat dan memutuskan untuk menyelamatkan Desa Carne, maka kemungkinan dia akan memakan umpannya sangat kecil. Jika itu masalahnya, maka ketika waktunya tiba, Barbro hanya perlu memaksa para penduduk desa ikut menjadi prajurit sipil dalam perang nantinya. Konflik yang Kingdom hadapi saat ini memerlukan pergerakan dari seluruh negara. Rakyat biasa dari Desa Carne tidak punya hak untuk menolak.

Meskipun ayahnya mungkin telah memberikan izin rakyatnya menolak wajib militer, situasi saat ini telah berubah. Pada saat ini, kepala pasukan - yang kebetulan adalah Barbro sendiri, memiliki hak untuk memutuskan apa yang bisa atau tidak bisa dilakukan.

Jika para petani dari Desa Carne mampu membunuh Ainz Ooal Gown, ini akan menunjukkan bahwa dia hanya berada pada tingkat manusia biasa dan bisa dipublikasikan sebagai propaganda untuk dilihat semua orang. Itu bahkan bisa digunakan untuk melawan Empire.

Barbro mau tidak mau gemetar sendirian dengan rencana sempurna yang datang kepadanya.

Sejujurnya, meskipun ia selalu beranggapan bahwa kepalanya tidak pernah sebagus saudaranya mengenai perencanaan, tapi sekarang . Barbro mulai mengagumi penemuan bakat tersembunyi dalam dirinya yang mulai mekar.
*Translated by Exicore*

20 komentar:

fauzan mengatakan...

sankyuuu :3 cemungut translatenya yaa mimin...

Unknown mengatakan...

Wah ada tambahan tranlator nih... Makin cepet gak nih min updatenya?

Yan mengatakan...

makasih buat yg suka rela men-translate, semoga makin cepat nih per update-an ny hehehe

Unknown mengatakan...

Ayo min, semangat updatenya.. :v

R mengatakan...

kmren" liburnya lma bner.
tpi gpp, lnjut trus min, smangat min.....

Joy mengatakan...

Desa Carne mau dijadikan sandra, siap2 jadi bahan mainan Ainz wkk

Sankyuu min

Indra mengatakan...

tsadestttt

Kazuya mengatakan...

Lanjut terus... gas polllll

Unknown mengatakan...

Gak update kah min? Dah gak sabar nih

Anonim mengatakan...

Lanjutkan

Anonim mengatakan...

Gak kerasa bacanya lebih enak, lebih gampang dipahami, gak banyak mikir buat tau maksudnya, eh ternyata translatornya beda :D

sankyu buat semua admin n translator n semua crew

Brian Torao mengatakan...

sankyu overlord vol.9 bab 3 bag.1

Unknown mengatakan...

Mamam tuh bakat terpendam, langsung di kill ainz wkwkwk

Anda mengatakan...

Keren translatenya

Anonim mengatakan...

Nih pangeran anak pungut kali ya udh idiot otaknya pemikiranya pendek ama sempit pula

Prince Pélay mengatakan...

Pantes gaya menulis nya agak beda dari biasanya

Unknown mengatakan...

Gaya translate ny enak buat dibaca & ternyata beda toh yg translate dr biasanya.. smngt trus klau gitu min

aryandi mengatakan...

Sankyu buat admin dan para translatornya.

JERUNGKA mengatakan...

Keren min

Ichi Gaku mengatakan...

Mantul