Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

18 Mei, 2016

Overlord - Vol 8 - Side 1 Part 1

Enri's Upheaval and Hectic Days - 

Kesibukan dan Kehebohan sehari-hari Enri

Part 1


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia
Enri Emmot bangun sebelum matahari terbit untuk membuat sarapan. Ada banyak makanan yang harus disiapkan, dan masakannya tidak sebaik ibunya yang telah tiada.

Menghitung Nemu, Enri sendiri dan sembilan belas goblin yang setia kepadanya, dia harus membuat sarapan untuk dua puluh satu orang. Memasak dua lagi sebagai tambahan akan membuatnya berjumlah dua puluh tiga. Mempersiapkan makanan sebanyak itu adalah pekerjaan yang berat, dan bisa dianggap sebagai suatu pertempuran dalam caranya sendiri. Enri gemetar ketika melihat jumlah makanan yang banyak di depannya dan menyadari bahwa itu semua akan habis dalam sekali lahap.

"Ini hampir enam kali lebih banyak dari sebelumnya..."

Setelah mengambil nafas dalam-dalam, dia menyingsingkan lengan bajunya, menguatkan diri dan mulai mengerjakannya.

Dia membelah sayuran tanpa suara, lalu dagingnya. Proses itu sudah tertanam dalam otak Enri saat ini.

Meskipun Enri tidak berbakat dalam hal memasak, faktanya bahwa dia telah belajar menangani pekerjaan yang luar biasa besar itu dalam waktu yang singkat adalah sebuah contoh buku tulis dari proses bagaimana berlian dibuat di bawah tekanan.

Nemu bangun akibat suara yang dibuat oleh Enri yang sedang membuat sarapan dan menggosok-gosok matanya setelah bangun.


"Selamat Pagi, onee-chan. Biarkan aku membantumu juga!"

"Selamat Pagi, Nemu, aku baik-baik saja disini, tapi masih ada sesuatu yang kemarin aku minta bantuannya kepadamu..."

Rasa tidak senang berkelebat di wajah Nemu untuk sesaat, tapi pada akhirnya, dia tidak protes, meskipun dia memang menurunkan kepalanya dan menjawab "kay" saat dia mengikuti permintaan Enri.

Enri berhenti di tengah-tengah saat memotong.

Hatinya sakit.

Nemu sekarang sudah sepuluh tahun, dan dia pernah menjadi gadis yang periang dan penuh semangat. Setelah insiden itu, Nemu yang dulu naif dan riang menjadi patuh sekali kepada kakaknya, tanpa adanya sifat ngambek dan marah yang umumnya ada pada anak kecil seusianya. Dia sekarang menjadi gadis yang baik - baik sekali sampai sakit rasanya.

Wajah tersenyum dari orang tuanya muncul di dalam ingatan Enri. Meskipun beberapa bulan sudah lewat, luka dari insiden itu masih belum sembuh.

Jika mereka tewas karena penyakit, dia bisa mempersiapkan diri untuk hal itu. Jika mereka tewas karena sebuah kecelakaan atau bencana alam, dia tidak akan membenci orang lain karena itu, dan mungkin dia tidak akan terluka pula. Namun orang tuanya telah dibunuh di depan matanya, dan hatinya sekarang dipenuhi dengan kebencian. Tidak mungkin dia merasa sebaliknya.

Enri menutup matanya rapat-rapat. Jika ada orang di dekatnya, maka dia bisa bekerja keras sehingga mereka tidak akan melihat kelemahan dirinya. Namun ketika dia sendirian, kesepian itu membuka luka di hatinya.

"-Bukankah itu memang benar?"

Bahkan ketika dia membuka matanya, senyum orang tuanya masih mengambang di depannya. Dia mengingat kembali momen-momen lembut masa lalu di dalam ingatannya.

Setelah ingatan lembut itu menjadi kekacauan di hatinya. Terdorong oleh kebencian untuk orang-orang yang telah membunuh orang tuanya, Enri menghujamkan dengan keras pisau yang digunakan untuk memotong daging itu sehingga membelahnya menjadi dua.

Namun, karena dia terlalu banyak menggunakan tenaga, dia juga mencongkel kayu yang menjadi landasannya, akhirnya membuat alisnya mengerut karena frustasi.

Jika pisau itu cuil, maka sulit memperbaikinya... Maafkan aku, i-ibuuu.

enri terbayang saat dia meminta maaf karena telah merusak pisau pembelahnya yang menjadi satu-satunya benda penghubung kepada ibunya yang telah tiada.

Dia dengan lembut memeriksa mata pisau tersebut dengan jari-jarinya untuk memastikan pisau itu baik-baik saja, dan saat itu, pintu yang ada di belakang Enri, yang menghubungkan ke ruang tamu, terbuka.

Orang yang masuk bukanlah manusia, namun seseorang yang lebih pendek - salah satu demihuman yang umum dikenal sebagai goblin.

"Selamat Pagi Ane-san. hari ini giliran kami untuk... ada apa?"
(dari Aneki / Panggilan kepada kakak Perempuan)

Goblin itu terdiam sejenak di tengah-tengah membungkuk sempurna untuk memalingkan matanya yang penuh perhatian kepada lengan Enri.

Enri hanya seorang gadis desa, namun para goblin melayaninya tanpa ragu karena dia adalah orang yang memanggil (summon) mereka.

Setelah insiden itu, ketika para penduduk desa bingung apakah mereka perlu bergantian berjaga, Enri teringat tanduk yang diberikan kepadanya lalu menggunakannya untuk memanggil goblin.

Pada penduduk desa pada awalnya terkejut dan takut dengan goblin karena mereka tiba-tiba muncul entah darimana, namun akhirnya mereka kembali tenang ketika Enri bilang kepada mereka bahwa dia memanggil goblin itu dengan item pemberian dari penyelamat mereka, Ainz Ooal Gown. Tak usah dikatakan lagi, ini karena rasa terima kasih dan kepercayaan mereka terhadap Ainz. Oleh karena itu, pekerjaan yang telah dilakukan oleh goblin-goblin itu cukup untuk membuat kecurigaan para penduduk tersingkir dan menyambut mereka dari lubuk hati yang paling dalam.

"Selamat pagi, Kaijali-san, aku hanya menggunakan sedikit terlalu banyak tenaga untuk pisau itu..."

Saat salah satu goblin yang dipanggil oleh Enri, Kaijali, terlihat seperti seekor beruang yang baru saja bangun tidur dari tidur panjangnya di musim dingin, mengerutkan dahinya dan memberikan ekspresi khawatir di wajahnya sebelum berkata.

"Itu tidak baik, anda harus menjaga pisau itu. Penduduk desa tidak memiliki tukang penempa (Blacksmith), jadi kita tidak bisa memperbaiki equipment kita pula."

"Oh begitu.."

"Yah, tidak apa. Kita akan memikirkan solusinya ketika waktunya tiba."

Kaijali berbicara dengan suara riang dan tulus sambil membantu menyiapkan sarapan. Dia memeriksa cairan yang berasap yang dia ambil dari panci yang sedang dia pegang, dan dengan gerakan yang sering dilatih, mengangkat kompor itu. Lalu dengan cekatan dan mudah membuat bara api yang samar menjadi kobaran api yang menderu menunjukkan bukti bahwa dia memang terampil.

Namun mereka tidak bisa masak.. mengapa bisa begitu?

Para goblin bahkan tidak bisa memasak makanan yang paling sederhana. Karena mereka memakan daging mentah dan sayuran tanpa protes, Enri mengira mereka lebih menyukai makanan mentah, namun sekarang menjadi jelas bahwa mereka lebih memilih makanan yang sudah dimasak - meskipun mereka masih bisa memakan makanan mentah tanpa ada masalah.

Apakah itu karena mereka adalah makhluk hasil summon sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara memasak?

Seorang gadis desa biasa seperti dirinya tidak memiliki jawaban terhadap pertanyaan ini, dan dengan begitu dia menenggelamkan diri ke dalam pekerjaan lagi menjadi semakin dalam. Untungnya, mata pisau itu masih utuh.

Akhirnya, sarapan pun sudah siap.

Ada berbagai macam jenis makanan di meja dibandingkan dengan hari-hari ketika ibu Enri yang memasak.

Seperti contohnya, ada daing. Meskipun Ranger disana sering berbagi hasil buruna mereka di masa lalu, jumlah yang bisa mereka bahwa pulang tidak sebanding dengan yang sekarang. Alasan mengapa mereka memiliki begitu banyak daging sekarang adalah karena para penduduk desa telah memperluas area aktivitas mereka.

Great Forest of Tob telah menyediakan hadiahnya kepada mereka dalam bentuk kayu bakar, sayuran liar dan buah-buahan untuk dimakan, para binatang untuk daging dan bulunya, dan bahkan tumbuhan obat-obatan.

Meskipun hutan memang tepat dianggap sebagai peti harta karun, juga berperan sebagai rumah bagi binatang liar dan monster-monster, yang mana bisa saja menuju ke desa itu. Sebagai hasilnya, hutan tersebut bukanlah sebuah tempat dimana para penduduk desa bisa dengan mudahnya masuk. Bahkan para ahli seperti pemburu-pemburu profesional dipaksa untuk menyelinap seperti bandit di pinggiran teritori dari Wise King of Forest. Namun, dengan tidak adanya kemunculan dari Wise King of the Forest dan pasukan goblin, situasinya berubah drastis.

Perubahan besar adalah para penduduk desa sekarang bisa dengan mudah memasuki hutan dan memanen hasilnya. Para goblin adalah kunci dari hal ini; daing, yang mana sebelumnya sulit didapatkan, sekarang bisa dengan mudah diperoleh, dan meja mereka sekarang penuh dengan buah-buahan dan sayuran segar. Sebagai hasilnya, situasi makanan di dalam desa telah meningkat dengan dramatis.

Di tambah lagi, karena para goblin adalah bawahan dari Enri, mereka mengirimkan hasil buruan mereka dalam jumlah banyak ke rumahnya.

Sebagai tambahan, salah satu tambahan penduduk yang paling baru adalah seorang ranger yang telah membuat kontribusi dalam bahan pangan.

Dia adalah seorang wanita yang dulunya menjadi seorang petualang di E-Rantel. Karena berbagai alasan, dia pindah ke desa ini, dan belajar cara berburu dari ranger yang hidup di desa itu. Karena dulunya dia adalah seorang warrior selama hari-harinya berpetualang, kemampuannya dengan busur juga luar biasa, dan dia bisa mengalahkan lawan terbesar hanya dengan beberapa anak pana. Sebagian karena usahanya sehingga distribusi daing di dalam desa menjadi meningkat.

Standard yang meningkat dalam hidup membawa perubahan, yang mana terpantul dalam tubuh para penduduk desa.

Enri menekuk bisep miliknya, meregangkan otot-ototnya.

Tambahan di tubuhnya cukup menakjubkan.

Ah, aku merasa sangat semangat ~ otot-otot ini semakin besar...

Para goblin memuji Enri dalam setiap kesempaan dengan kalimat seperti 'Ane-san benar-benar sudah matang!' 'yeah, pompa lagi!' 'Dia terlalu besar untuk dikendalikan!' 'Tujuannnya adalah sixpack!' 'Potongan yang bagus!'. Kebanyakan bermaksud baik, namun sebagai seorang gadis, sulit untuk bisa menerima pujian seperti itu.

Jika aku nantinya menjadi seperti yang disebutkan oleh para goblin, bisa gawat...

Enri menyingkirkan bayangan yang ideal bagi goblin, bentuk akhir yang sangat berotot dari dirinya muncul di dalam otak, dan mulai menyiapkan sarapan.

Itu juga adalah tugas yang membosankan. Meskipun para goblin tidak protes terhadap perbedaan kecil terhadap ukuran porsi mereka, jumlah daging yang ada di dalam sup mereka adalah masalah yang besar. Enri memastikan piring dan mangkuk semuanya memiliki jumlah daging yang sama sebelum bergerak ke tugas selanjutnya.

Keringat menetes dari keingnya ketika waktu sarapan sudah siap.

"Kalau begitu, mari kita panggil semua orang dan Nfirea."

"Aku mengerti~"

"Aku akan pergi! Biarkan aku yang mengerjakannya! Aku ingin melakukannya!"

Saat Enri memutar badan, dia melihat Nemu yang sedang berdiri di belakangnya dengan mata berbinar.

"Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas-tugasmu?" Adiknya itu mengangguk untuk membalasnya, dan begitu pula Enri.
"Benarkah? Kalau begitu panggil Nfi-"

"Tidak! Aku ingin memanggil para goblin!"

Enri tidak tahu bagaimana cara menjawab ledakan dari adiknya yang tiba-tiba. Kaijali mengangguk dengan lembut ke arah Nemu, agaknya mengindikasikan bahwa dia akan memberikan tugas itu kepadanya.

"Aku akan serahkan itu padamu, kalau begitu, aku akan pergi memanggil Nfirea."

"Itu lebih baik! Ide yang sangat bagus! Ane-san, biarkan aku pergi denganmu."

Meskipun ini akan membiarkan rumah menjadi kosong, Enri tidak perduli. Lagipula, tak pernah ada masalah kemalingan yang masuk kemari sebelumnya.

Bersama dengan Kaijali, Enri meninggalkan rumah itu tepat setelah Nemu.

Angin yang berhembus ke wajah Enri, membawa aroma rerumputan dan dihangatkan oleh sinar matahari yang lembut dari matahari pagi. Enri menghirup nafas dalam-dalam, dan ketika dia memutar badan ke arah Kaijali, dia juga menghirup aroma itu. Enri tidak tahan tertawa dengan pemandangan itu, dan Kaijali cemberut, mencoba memperoleh kewibawaannya kembali dengan ekspresi garang, Mungkin Enri di masa lalu akan ketakutan, namun Enri sudah terbiasa hidup dengan Goblin sekarang, dan dia tahu beginilah Kaijali tersenyum.

Di hari yang cerah, dingin dan segar ini, Enri meneruskan perjalanan ke arah rumah disamping rumahnya.

Rumah itu ditinggalkan tanpa penghuninya sejak tragedi yang menimpa desa mereka baru-baru ini, dan menjadi rumah dari para alchemist (ahli kimia) dari E-Rantel, keluarga Bareare.

Rumah itu ditempati oleh dua orang, Lizzie Bareare, wanita tua yang sudah keriput serta cucunya, teman baik Enri yaitu Nfirea Bareare. Dua orang itu menghabiskan hari-hari mereka terkungkung di dalam rumah, memproses tumbuh-tumbuhan untuk membuat ramuan atau potion serta obat-obatan lain.

Tidak bekerja bersama dengan penduduk lain adalah alasan yang bagus untuk dijauhi, dan dalam kasus terburuk, ditendang keluar dari desa. Tapi berbeda bagi mereka berdua.

Di setiap desa, seorang apoteker - seseorang yang bisa mempersiapkan obat-obatan untuk menangani penyakit atau luka - sangat berharga. Mereka bisa dikatakan cukup penting sampai-sampai para penduduk akan memohon, "anda tak perlu melakukan apapun kecuali membuat obat bagi kami".

Ini semakin berharga hingga dua kali lipat bagi desa seperti desa Carne, yang mana tak memiliki akses kepada para priest yang bisa menggunakan magic penyembuh. Bagi desa yang lebih besar, para priest akan bertugas ganda sebagai apoteker desa.

Para priest akan menarik biasa yang sesuai atas magic penyembuh mereka. Atau lebih tepatnya, mungkin lebih baik dikatakan bahwa mereka harus menarik biasa. Jika para penduduk tidak bisa membayar, maka mereka malahan akan menawarkan tenaga kasar. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan bahkan untuk melakukan itu, para priest akan menggunakan obat-obatan yang diracik dari tumbuh-tumbuhan, karena penyembuhan secara herbal lebih murah daripada penyembuhan magic.

Salah satu goblin yang ada di desa ini adalah seorang cleric, dan dia bisa menyembuhkan luka kecil dengan mudah, namun para penduduk desa sama-sama memiliki pendapat jika dia harus menyimpan kekuatannya untuk keadaan darurat, setidaknya sampai ada seseorang yang terluka parah. Apalagi, mantra-mantra penyembuh milik cleric sangat terbatas dan kurang memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit atau menetralisir racun.

Meskipun Bareare melakukan pekerjaan yang vital, para penduduk tidak berani mendekati mereka.

Alasan terhadap hal ini sangatlah jelas saat salah satunya mendekati kediaman Bareare.

Enri menutup hidungnya, begitu juga Kaijali. Rumah yang mereka dekati diselimuti oleh bau yang tajam. Setelah semua diperhitungkan, sebenarnya tidaklah buruk, namun masih tetap terasa tidak enak. Bau yang dikeluarkan dari tanaman-tanaman yang dihancurkan mungkin memang menyengat, namun pada akhirnya itu hanyalah bau dari tanaman, dan tidak berbahaya.

Bernafas melalui mulut, Enri mengetuk pintu itu.

Dia mengetuknya beberapa kali, namun tak ada yang menjawab pintu tersebut. Saat dia mengira tak ada orang di dalam rumah, suara seseorang yang mendekat datang dari sisi yang lain, dan setelah sebuah kunci dibuka dengan buru-buru, pintu itu terbuka.

-?!

Enri tidak bereaksi dengan ekspresi maupun kata-kata, namun bau yang datang dari dalam rumah benar-benar mengerikan.

Sebuah rasa sakit yang keras menyengat matan, hidung dan mulutnya. Yang lebih parah, bau busuk dari dalam rumah menandakan bahwa racun yang ada di sekeliling rumah tidak lain berasal dari apa yang keluar dari dalam.

"Selamat pagi, Enri!"

Mata Nfirea, yang terlihat dari celah diantara rambutnya yang panjang, terbuka lebar dan berwarna merah darah. Dia pasti begadang semalaman karena percobaan kimia lagi.

Enri tidak ingin membuka mulutnya untuk berbicara ketika dia diselimuti oleh gas yang membuat mata perih, namun tidak sopan jika tidak membalas sapaan.

"Se-Selamat pagi, Enfi."

Enri merasa tenggorokannya kering saat dia mengatakan itu.

"Pagi, Ani-san." (dari Aniki / Panggilan kepada kakak laki-laki)

"Ah, selamat pag, Kai...Kaijali-san...Huh, sudah pagi? Aku terlalu keras bekerja sampai-sampai tidak menyadarinya. Melihat matahari membuatku sadar bagaimana waktu berlalu dengan cepatnya... ahhh, aku sudah melakukan banyak percobaan baru-baru ini, aku harus keluar dari rumah."

Nfirea merentangkan badannya seperti seekor kucing di tengah malam dan menguap.

"Kelihatannya kamu sudah menghabiskan minyak untuk malam hari, huh-"

Enri waktu itu akan menambahi "sarapan sudah siap, datanglah dengan Obaa-chan" (Nenek), namun Nfirea menyela. Atau lebih tepatnya, daripada berkata dia menyela Enri, mungkin lebih baik jika disebut Enri terpana akan antusiasnya sebagai seorang pria.

"Menakjubkan sekali, Enri!"

Nfirea bergegas ke arahnya. Pakaian kerjanya mengeluarkan bau menyengat yang sama dengan seisi rumahnya. Mesipun Enri ingin sekali mundur darinya, dia memaksa diri untuk bertahan, karena Nfirea adalah teman dekatnya.

"Apa, apa yang terjadi, Enfi?"

"Kamu harus mendengar ini! Kami akhirnya berhasil menyempurnakan prosedur memasak potion tipe baru. Ini akan merubah dunia! Meskipun yang hanya kami lakukan adalah mencampurkan tanaman obat yang kami kumpulkan ke dalam sebuah ramuan, kami berhasil memproduksi sebuah potion ungu!"

Balasan yang hanya dia terima adalah "Hah?"

Enri tidak tahu jika itu memang hebat. Apakah potion ungu karena mereka menambahkan kubis ungu ke dalamnya?

"Dan itu bisa digunakan untuk menyembuhkan luka! Kecepatan penyembuhannya setara dengan potion yang diproses secara kimia!"

Enri mengangkat tangannya, menunjukkan tangannya yang kurus dan rapuh namun tak ada luka sama sekali. Enri berpikir, "Aku memilki bisep yang lebih besar darinya", tapi Nfirea tidak berhenti disana.

"Itu artinya!"

"Ya, ya, itu menakjubkan, ceritakan kepada kami nanti."

Kaijali berbicara saat dia mengambil langkah ke depan.

"Ani-san disini kelihatannya dia terlalu sedikit tidurnya dan terlalu banyak berpesta. Mungkin dia sedang tinggi atau apalah? Ane-san, biarkan aku yang menangani ini. Mengapa tidak kembali saja dahulu?"

"Apakah itu tidak apa-apa?"

"Tentu saja. Aku akan mengguyurkan sedikit air dingin ke wajahnya dahulu lalu saat dia sudah tenang, aku akan membawanya kesana. Jika Ane-san terlau lama disini, yang lainnya mungkin akan khawatir. Kalau begitu, ada apa dengan Obaa-chan?"

"Obaa-chan masih sedang memendam diri dalam penelitian.. Kukira dia tidak akan datang untuk sarapan. Maafkan aku, kamu sudah bersusah payah seperti ini mempersiapkan sarapan untuk kami..."

"Ah, tidak usah khawatir dengan hal itu. Aku tadi juga berpikir Lizzie-sama mungkin akan melakukan hal itu."

Situasi seperti ini sudah datang berkali-kali, jadi itu bukan hal yang mengejutkan.

"Kalau begitu, Ane-san, segeralah kembali dahulu."

Dengan begitu, tidak ada apapun lagi selain pergi.

"Kalau begitu, aku akan serahkan dia padamu."

Saat dia melihat Enri pergi, Kaijali memutar badan dengan tatapan dingin kepada Nfirea.

"Apakah kamu tahu yang barusan kamu lakukan? Satu-satunya waktu seorang gadis mendengarkan seorang pria sedang bicara tentang apa yang dia sukai adalah jika dia menyukai orang itu. Jika dia tidak menyukai orang itu, maka ocehan itu tadi hanya akan membuatnya bosan!"

"Maafkan aku, aku hanya berpikir bahwa karena kami sudah berhasil membuat penemuan menakjubkan itu... namun itu benar-benar menakjubkan! Bahkan revolusioner!"

Kaijali menyela ocehan mulut yang seperti motor tersebut dengan gerakan seperti memotong. Jelas sekali, Nfirea tidak mendapatkan pesan dari yang coba Kaijali sampaikan.

"Dengar, Ani-san. Apakah kamu tidak apa dengan hal ini? Kamu jatuh cinta dengan Ane-san, ya kan?"

Nfirea membalasnya dengan sebuah "Mm," lalu menganggukkan kepalanya semangat.

"Kalau begitu kamu harus membuatnya sebagai orang yang paling penting di hatimu. Lebih penting daripada potion milikmu."

"...Aku mengerti. Aku akan mencobanya."

"Lakukan, atau tidak usah dilakukan. Tidak ada mencoba. Kamu harus memenangkan hatinya. Aku dan anak-anak lainnya akan melakukan hal yang terbaik untuk mendukungmu. Ditambah, bukan hanya kami, bahkan imouto-san (dari imouto / adik perempuan) setuju membantu. Aku harap menguatkan diri dan melakukan bagianmu, Ani-san."

"Mmm..."

"Jika kamu hanya menunggu Ane-san berkata 'aku menyukaimu' duluan, maka kelihatannya itu tidak akan terjadi, orang lain pasti akan mencurinya! Kamu harus berusaha mengumpulkan keberanian untuk bilang kepadanya bagaimana sebenarnya perasaanmu."

Barisan itu menusuk hati Nfirea seperti sebuah pisau diantara tulang rusuknya.

"Tetap saja, dari segala hal yang aku ucapkan, kelihatannya kamu sudah melakukan dengan sangat baik bagianmu itu, Ani-san. Dulu kamu bahkan tidak bisa berkata satu patah katapun di depannya. Sekarang kamu bisa membawa diri bercakap-cakap seperti biasa, ya kan?"

"Itu karena aku tidak memiliki banyak kesempatan untuk bicara dengan Enri kecuali aku datang kemari untuk mengumpulkan tanaman obat... Sekarang aku sudah pindah ke desa ini, aku lebih sering ada di sekitarnya."

"Itu dia, itulah semangatnya. Yang tersisa bagimu adalah mengumpulkan keberanian dan maju selangkah. Mungkin kamu harus memamerkan kekuatanmu dahulu. Menurut para penduduk desa, pria yang kuat masih tetap yang paling populer. Yah, bagi wanita berusia empat puluh sembilan tahu di desa ini."

"Aku tidak terlalu percaya diri dengan kekuatan lenganku. Mungkin aku harus melakukan pekerjaan ladang lebih banyak lagi atau sesuatu?"

"Nah, apa yang seharusnya kamu gunakan adalah ini, Ani-san" Kaijali berbicara sambil secara lembut mengetuk kepalanya.

"Selesaikan dengan ini. Lalu keluarkan semua keajaibanmu. Jika aku atau anak-anak berpikir apa yang kamu katakan itu bagus, kami akan berpose seperti ini. Saat itulah ketika kamu harus berkata atau melakukan sesuatu yang akan membuatnya jatuh cinta padamu dalam sekejap."

"Seperti itu. Dan jika perlu demonstrasi yang lebih menakjubkan..."

Selanjutnya, Kaijali meregangkan hiasan dadanya. Meskipun dia memang pendek, tubuhnya yang atletik dan berotot membuktikan kenyataan bahwa dia terlahir sebagai seorang warrior.

Nfirea penasaran Mengapa pose semacam ini? namun dia tidak bisa sama sekali mengatakan itu, karena dia sudah menerima niat baik Kaijali. Tetap saja, ada satu pertanyaan yang ingin dia tanyakan.

"Aku...Aku penasaran, mengapa kalian melakukan hal ini? Maksudku, aku tahu kamu adalah bawahan Enri dan kamu setia kepadanya, namun aku tidak mengerti mengapa kamu membantuku."

"Yah, itu sederhana," Kaijali membalas dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dimengerti. Dengan nada yang lebih cocok digunakan untuk membujuk anak kecil bersikap lebih baik, dia membalas, "Itu karena kami semua ingin Ane-san bahagia. Dan dari tempat kami memandang, kamu cocok dengan itu. Jadi semakin cepat kalian berdua menikat, semakin baik."

"Ti-Tidak perlu setergesa-gesa itu! Ka-Kami berdua bisa perlahan mengurangi jarak diantara kami, ya kan?"

"...Salah, sebenarnya. Maksudku, bukankah manusia memakan waktu panjang antara hamil dan memiliki anak?"

"I-Itu sekitar sembilan bulan?"

"Hm, kalau begitu akan memakan waktu yang sangat lama untuk sepuluh anak anjing - maksudku, sepuluh anak kecil, ya kan?"

"Sepuluh?! Bukankah itu terlalu banyak?!"

Lima anak adalah jumlah rata-rata dari keluarga petani desa. Di masa yang sulit ketika sulit bertahan hidup hingga dewasa, jumlah ini akan terus meningkat. Di dalam kota, jumlah ini biasanya berkurang, dengan bantuan dari para priest untuk menyembuhkan penyakit atau menggunakan kontrasepsi.

Jadi, seorang wanita melahirkan sepuluh anak adalah terlalu berlebihan, Itu sangat terlalu banyak.

"Apa yang kamu bicarakan? Sepuluh adalah jumlah normal bagi kami para goblin."

"Kami bukan goblin!"

"Baiklah, aku mengerti maksudmu, ras kami memiliki perbedaan... tapi tetap saja, kamu harus memiliki banyak anak agar bisa membuat Ane-san bahagia."

"...Baiklah, aku tidak bisa menyangkal jika dia mungkin akan bahagia dengan rumah yang penuh dengan anak-anak... tapi kelihatannya masih agak salah..."

"Benarkah?"

Nfirea kehilangan kata-kata saat dia melihat Kaijali yang sedang meliahtnya dengan kepala miring. Namun secara menyeluruh, Nfirea masih tetap berterima kasih atas bantuannya...

"Kalau begitu, ayo pergi, Ani-san. Aku harap kamu segera membuat gerakan. Kendati membuatnya menunggu terlalu lama mungkin akan menyebabkan masalah..yah, aku berpikir sebuah taktik maju yang tetap pada tujuan utama adalah sebuah strategi yang layak dikejar."

"Darimana kamu belajar semua ini?" Nfirea menggelengkan kepalanya. "Oi, Obaa-chan, aku akan pergi sarapan ke Enri, bagaimana denganmu?"

Balasan yang datang dari dalam rumah adalah penolakan terhadap pertanyaan Nfirea.

Kelihatannya, dia sedang berada di dalam percobaan berulang-ulang, dan tidak punya waktu memikirkan hal-hal remeh seperti makan.

Nfirea mengerti perasaan itu.

Peralatan alhemical dan perlengkapan khusus yang lain di dalam rumah adalah tingkat yang sangat tertinggi, dan mereka tidak tahu bagaimana menggunakan kebanyakannya. Pelayan yang telah melayani Magic caster hebat Ainz Ooal Gown membawanya untuk mereka kemari. Dua orang itu diperintahkan untuk menggunakan material-material ini untuk memproduksi potion baru dan item-item alchemical. Oh, dan maid itu bahkan membawa beberapa tanaman yang semacam bisa menyembuhkan segalanya.

Ketika dia menanyainya tentang larutan dan penggunaan instrumen-instrumen yang benar, yang hanya dia dapatkan adalah "cari tau saja sendiri su~", yang tidak membantu sama sekali.

Jadi, mereka berdua harus mengabaikan makan dan tidur dalam tugas mereka yang tak ada hentinya mempelajari bagaimana menggunakan alat-alat ini untuk percobaan. Itu adalah proses yang lambat, namun mereka akhirnya membuat sebuah progress. Tentu saja, mereka juga membuat kesalahan pula - Nfirea melakukan banyak kesalahan itu - namun selama dua bulan yang lalu adalah beberapa momen yang paling sibuk bagi kehidupan Lizzie yang lama. Buah dari kerja keras mereka berdiri di atas meja, botol potion berwarna ungu itu, yang Lizzie periksa tanpa henti dan membuat Nfirea penuh dengan kebahagiaan.

"Aku akan menangani makanannya kalau begitu," Nfirea berbicara saat dia menutup pintu di belakangnya. Lalu, berpaling ke arah Kaijali, dia berkata, "Ayo pergi."


----


Meskipun seharusnya semua orang makan sama-sama, rumah Enri tidaklah cukup besar untuk bisa menampung mereka semua. Oleh karena itu, mereka biasanya makan di luar ketika cuaca sedang bagus.

Karena berada di luar, sejumlah keributan memang bisa diduga akan terjadi dan bisa ditolerir. Jika mereka ada di dalam, mungkin keributan itu takkan bisa dibiarkan, meskipun berada dalam situasi saat ini, cepat sekali berubah menjadi situasi yang menjengkelkan.

"Itulah kenapa aku bilang, Enri-nee-san akan menjadi istriku!"

"Hey, bocah, apakah kamu sudah lupa perjanjian yang telah kita semua buat untuk tidak menyentuh Ane-san?!"

"Benar sekali, jika kamu coba-coba melakukan sesuatu di belakang kami maka aku juga akan membuat gerakan!"

"Kamu akan apa teman? Aku duluan!"

Beberapa goblin saling menendang kursi mereka saat tiba-tiba berdiri, dan beberapa diantaranya bahkan melompat ke atas meja. Berusahan menahan amarahnya dengan hanya semangat, Enri bicara dalam nada yang lembut.

"Semuanya, aku mohon tenanglah."

Itu seperti memiliki efek sebesar sebuah bola salju di saat matahari sedang cerah. Perselisihan di dalam mata para goblin tidak mereda sedikitpun.

"Menyerah saja, bung. Yang menang sudah diputuskan. Sambutlah, sebongkah daging yang bersinar dan luar biasa!"

Salah satu goblin, Kuunel, mengangkat sendoknya untuk membuktikan maksudnya, mempertontonkan sebuah daging ayam yang mungkin akan dianggap oleh yang menontonnya hanyalah sebuah kacang. Tidak lebih dari sedikit bagian tambahan yang ditambahkan oleh Eri ketika membagi makanan kepada semuanya.

"Aku telah menghabiskan dagingku, namun masih ada lagi di dasar supnya! Apakah kalian memiliki hal semacam itu! Kurasa tidak! Ini tidak lain adalah bukti dari cinta!"

"Kamu pasti bercanda! Itu tida lebih dari sebiji kecil daging yang salah dianggap sebagai sebongkah sayuran!"

"Mungkin itu hanyalah bayangan pemikiran dari dirimu saja? Mungkin 'daging' yang kamu makan hanyalah kentang atau apalah, dan daging yang sebenarnya hanyalah benda kecil itu. Kamu sebaiknya hati-hati, itu adalah bukti bahwa Ane-san tidak menyukaimu. Ditambah lagi, Tuhanku dengan jelas bilang kepadaku, 'Kamu harus membuat Enri bahagia'."

"Bukankah Tuhan yang kamu yakini adalah yang jahat, Cona!?"

Separuh goblin berdiri, dan separuh lainnya duduk dan bertengkar, seperti mengipas api konflik. Bahkan Nemu entah bagaimana bergabung dalam kelompok yang bertengkar. Hanya beberapa orang yang tidak bergabung dalam battle royale ini. Kepala orang-orang itu menunduk ke meja, dan yang paling mencolok adalah Nfirea.

"...Powdered Ruby (Bubuk Rubi)... Arcane Feathers (Bulu-bulu misterius)... ashwood pestle (Alat penumbuk dari kayu ashwood)..mor...mortar...tar..tatas?"

Nfirea bergumam sendiri saat menyendokkan sesuap makanan ke dalam mulutnya, namun makanan di sendok itu bahkan belum sampai di mulutnya akhirnya kembali ke mangkuk. Matanya tidak tampak karena rambutnya yang panjang, namun kelihatannya dia sedang berjalan diantara garis tipis antara mimpi dan kenyataan.

"Enfi, apakah kamu baik-baik saja?"

Para goblin masih berdebat, dan meskipun mungkin tidak aman untuk meninggalkan mereka dalam waktu lama karena mungkin saja konflik itu akan di luar kendali, Nfirea benar-benar keluar dari hal itu, dan Enri tidak bisa mengabaikannya. Nfirea kelihatannya sangat menderita karena kurang tidur, melihat caranya mulai terhuyung-huyung saat dia duduk, seakan dia bisa saja setiap saat terjatuh ke samping. Ketika Nfirea mulai benar-benar sarapan, dia terlihat seperti seorang zombie, benar-benar kehilangan kehidupan atau semangat.

"Ah... jangan... mengkhawatirkanku... Enri..hu..."

"Hey, Enfi, sadarlah!"

"Bukankah kamu yang bilang kalau 'Nemu adalah istriku' dan semua itu sebelumnya?"

"Itu dulu, sekarang ya sekarang. Aku hanya baru saja menyadari barusan. Dulu aku mengira Nemu-san sudah berusia sepuluh tahun dan memiliki tinggi yang sama dengan kita, dan sudah menginjak usia pernikahan. Tapi manusia.. mereka hanya menganggap diri mereka dewasa pada usia lima belas tahun!"

"Eh? benarkah itu...? Ane-san bukan sebuah spesies seperti hob-human?"

Para goblin melompat dari topik ke topik dengan kecepatan yang tak bisa dibandingkan. Enri ingin bertanya kepada mereka apa itu hob-human, namun sebelum dia bisa membuka mulutnya, para goblin sudah lelah dengan diskusi itu dan mulai argumen baru seluruhnya yang diikuti oleh semuanya.

"Ah! Kamu telah mencuri rotiku!"

"Serigalaku masih lapar, jangan sepelit itu!"

"Semuanya!"

Meskipun Enri saat ini sedang berteriak, suaranya masih kalah dari para goblin yang sedang berdebat. Sendok-sendok dan piring berterbangan, sambil berteriak dan mengerang marah lalu terjatuh seperti gelombang di dalam badai yang menghempas teluk. Tentu saja, semua yang dilemparkan dalam keadaan kosong, karena tak ada satupun goblin yang bahkan bermimpi saja membuang makanan yang sudah dibuat oleh Enri untuk mereka. Tapi tetap saja, itu masih tidak bisa dibiarkan.

Menguatkan dirinya, Enri mengerutkan dahinya dan mengambil nafas dalam-dalam.

"Bukankah serigala makan daging? Hanya karena kamu memiliki level yang lebih tinggi dariku, jangan berpikir aku tidak bisa menghajarmu dengan tinju ini!"

"Dengan tinju, katamu? karena kamu sangat lapar, bagaimana kalau sandwich knuckle?"

Dan saat Enri berdiri, semuanya langsung kembali ke tempat duduk mereka dan dengan tenang melanjutkan makan mereka seakan tidak ada masalah apapun.

"KALIAN SEMUA, BERHENTILAH MEMBIKIN KERIBUTAN!"

Raungan kemarahan Enri bergema ke seluruh penjuru udara yang hening di meja sarapan.

"Ah..."

Karena terkejut, Enri melihat ke sekelilingnya, namun satu-satunya yang bisa dia lihat adalah para goblin yang sedang melihat ke arahnya dengan ekspresi di wajah mereka yang berkata, "Kami semua sedang sarapan dengan tenang, apa ada masalah", atau "tiba-tiba saja dibentak tanpa alasan benar-benar menjengkelkan". Setelah bediri tanpa suara sesaat, Enri menghempaskan dirinya kembali ke tempat duduknya, dengan wajah merah.

"Pfhahahahahaha!"

Yang pertama memecah keheningan itu adalah Nemu. Lalu, tak mampu menahan diri, Enri mengikutinya, memegang perutnya saat dia tertawa lalu para goblin bergabung pula.

Koordinasi waktu tanpa celah itu tidak akan bisa terjadi tanpa adanya diskusi dan persiapan yang hati-hati. Memang menakjubkan seberapa seriusnya mereka mempersiapkan gurauan seperti ini.

"Ah, itu tadi memang aneh. Apakah kalian semua berencana menggodaku dari awal?"

Meskipun Enri hampir kelelahan karena tertawa terlalu keras, Enri membuat penampilan seperti marah dan bertanya.

"Tentu saja, Ane-san. Kami takkan berdebat tentang hal ini dengan sungguh-sungguh."

"Benar sekali, Ane-san."

"Yup, yup!"

Para goblin tidak menyesali ocehan mereka, mementalkan pertanyaan Enri dengan ekspresi riang di wajah mereka. Merespon hal itu, Enri terfokus pada Kaijali, mengarahkan tatapan sengit pada dirinya. Di bawahan tatapannya yang kuat, Kaijali menjadi layu, mengalihkan matanya saat dia merespon dalam suara yang kecil seperti berpaling dari tanggung jawab.

"Begini, bagaimana aku harus mengatakan hal ini... kami kira Ane-san terlihat sedikit murung."

Beberapa goblin menyusut menjauh, kepala mereka diturunkan saat mereka melihat ke sekeliling tidak tenang tanpa berkata apapun.

"Semuanya-"

"Itu karena... kami semua adalah bodyguard dari Ane-san."

"Benar sekali."

"Yep! Bodyguards!"

"Kami mencurahkan semuanya ke dalam bagaimana kami terlihat bagus sebagai pengawalmu."

"Benar sekali, benar sekali. Sekarang, Ane-san dan Nemu-san, berdirilah disini, di tengah-tengah, seperti ini.."

"Eh? Aku harus pergi kesana juga?"

"Tentu saja, sekarang, kalian berdua, angkat kedua tangan kalian seperti ini, benar sekali, dengan cara yang benar-benar keren dan menakjubkan..."

Meskipun Enri memberikan keraguan pada mereka, pose ini membuat mereka terlihat seperti katak yang sedang menjulurkan tangan mereka ke atas langit.

"Dengar, Aku mengerti niat baik kalian, dan sebagai awalnya, kalian tak perlu menjadi bodyaguardku.. benar khan, Enfi?"

Enri memalingkan kepalanya ke arah teman masa kecilnya yang sedang duduk di sampingnya untuk meminta bantuan, namun tidak menemukan siapapun disana.

Enri merasa tidak enak dengan hal ini, namun masih tetap memindahkan pandangannya sedikit ke bawah.. dan menemukan kepala Nfirea yang sedang beristirahat dengan muka menghadap ke bawah di dalam mangkuk sup.

"Enfi!"

Enri langsung mengangkat Enfi yang tumbang, berteriak saat wajahnya menjadi pucat. Cona bergegas mendekat, lalu membuka mata Nfirea dengan jarinya.

"...Dia hanya tertidur. Jika kamu membiarkannya seperti hingga sore, dia pasti baik-baik saja."

"Enfi... apa yang harus kulakukan padamu?"

Enri sedang berpikir bahwa dia seharusnya mengembalikan Nfirea ke tempat tidurnya sendiri. Jadi dia menggendongnya, lalu mulai berjalan keluar, meninggalkan percakapan berharga yang seperti itu saat "Bukankah seharusnya posisi mereka terbalik?" "Nemu-san, kamu tak boleh berkata seperti ini..." "Ani-san, kamu.."

Setelah gandung telah dipanen, pengumpul pajak akan datang ke desa itu.

Enri jelas sekali khawatir dengan bagaimana dia akan menjelaskan kehadiran goblin di desa itu.

Apakah dia harus berkata mereka adalah binatang buas yang disummon, atau mereka adalah bawahannya, atau mungkin dia seharusnya berkata...

Enri berpikir jika mereka selalu khawatir terhadap dirinya.

Tidak hanya sebatas khawatir dengan keamanannya, mereka berpikir tentang perasaannya juga. Apa yang bisa dia lakukan untuk para goblin ini?

Apa yang bisa dia lakukan kepada anggota-anggota keluarganya yang baru dan liar itu...


----


Dengan menggunakan punggung tangannya yang masih bersih untuk mengusap keringat yang mengalir turun di lehernya, Enri mengikat rumput-rumput yang baru saja selesai dia potong. Tumpukan besar dari sisa-sisa tanaman mengeluarkan aroma yang seperti rumput yang baru saja dipotong.

Tubuhnya lelah karena bekerja dalam waktu lama di ladang dan dari keringat yang membuat bajunya menempel di tubuh membuat Enri tidak nyaman.

Untuk mengangkat suasana hati, Enri meregangkan badan.

Saat dia melakuakn itu, matanya menyapu ke seluruh ladang yang terhampar.

Tanaman gandum yang mereka tanam telah tumbuh perlahan namun pasti, dan saat musim panen mendekat, gandum-gandum itu perlahan berubah menjadi keemasan. Meskipun tanaman gandum yang berwarna keemasan merupakan pemandangan yang indah, pekerjaan mencabuti ilalang sebelumnya merupakan pekerjaan yang penting dan juga menjengkelkan. Jika tidak dilakukan, ladang keemasan itu juga akan menjadi sangat sepi.

Pekerjaannya sekarang seluruhnya adalah demi musim panen yang akan datang.

Dia mengencangkan badan untuk meregangkan otot-ototnya yang tegang, dan untuk membiarkan tubuhnya yang terasa kaku menjadi rileks. Angin yang bertiup terasa dingin menyegarkan di kulitnya yang sudah lama kepanasan karena lamanya pekerjaan di ladang itu.

Angin itu juga membawa suara keributan dari arah desa ke telinganya.

Kedengarannya ada sesuatu yang dibenturkan atau sesuatu, dan teriakan dari orang-orang yang digabungkan dengan kekuatan mereka. Ini adalah suara yang tak pernah dia dengar sebelumnya di desa. Saat ini, desa itu sedang bekerja untuk merubah seluruh rencana dan ide menjadi kenyataan.

Dari salah satu rencana, yang merupakan prioritas paling tinggi adalah dinding yang mengelilingi desa, dan pembangunan menara pengawas. Tak usah dikatakan lagi jika semua proyek ini dimaksudkan untuk merubah desa menjadi sebuah benteng.

Desa Carne berdiri di perbatasan dari Great Forest of Tob, dan hutan itu adalah rumah bagi banyak sekali binatang buas yang liar, atau dengan kata lain, area yang berbahaya. Tidak mungkin bisa hidup damai tanpa perlindungan dinding yang kokoh.

Namun, desa Carne berdiri dengan barisan yang rapi terdiri dari rumah-rumah yang memancar dari pusat desa di seluruh penjuru. Tanpa sesuatu sedikitpun yang menyerupai dinding, siapapun bisa dengan mudah memasuki desa. Hingga baru saja, desa itu mendapatkan kembali kedamaian dan binatang buas tidak masuk, meskipun berada di samping hutan.

Itu karena makhluk yang kuat yang dikenal dengan Wise King of the Forest terus melebarkan lingkaran pengaruhnya, dan oleh karena itu, tak ada binatang buas yang berani berkeliling di dalam hutan di dekat desa. Jadi pertahanan desa itu sebanding dengan dinding baja.

Lalu, semua ini berubah karena ikut campurnya manusia.

Para knight dari Empire menyerang desa dan membunuh orang tua Enri. Sebagai hasilnya, tak ada seorangpun di desa yang menduga keadaan akan kembali seperti sedia kala.

Sebaliknya, pimpinan tertinggi dari goblin, Jugem, telah menawarkan penguatan desa sebagai pencegahan terhadap kembalinya skenario seperti itu lagi. Ketika dia menyebutkan bahwa goblin tidak akan mampu melindungi desa jika diserang lagi karena kurangnya jumlah mereka, saran itu langsung mendapatkan persetujuan secara serentak dari seluruh pihak yang khawatir. Ini karena bahkan hingga sekarang, banyak penduduk yang masih bermimpi buruk dan membuat mereka terbangun dari tidurnya.

Langkah pertama adalah merobohkan rumah-rumah yang tidak dihuni dan menggunakannya untuk membangun sebuah dinding. Tentu saja, bahan-bahan ini kurang, jadi mereka harus masuk ke dalam hutan memotong pepohonan untuk diambil kayunya. Karena memasuki dalamnya hutan mungkin saja berarti mendekati teritori dari Wise King of Forest, ladang mereka harus melebar mengikuti batas pinggiran hutan di kejauhan.

Sewajarnya, para goblinlah yang memberikan keamanan untuk para penduduk desa yang sedang memotong kayu.

Sebagai hasilnya mereka mengerjakan hal itu, rasa tidak percaya para penduduk terhadap para goblin hampir hilang sepenuhnya. Sebagai dari itu karena para knight manusia, yang merupakan ras yang sama dengan mereka sendiri, telah menyerang mereka. Meskipun mereka adalah ras yang sama, mereka telah mencoba mengambil nyawa para penduduk desa. Sebaliknya, para goblin yang bekerja di bawah Enri memberikan kontribusi kepada desa, meskipun mereka adalah spesies yang berbeda. Keputusan untuk sisi yang mana yang lebih dipercayai tidak lagi berdasarkan keputusan ras yang sama.

Dan alasan yang terpenting adalah para goblin yang kuat. Mereka bisa berguna sebagai para warrior untuk melakukan tugas berjaga, dan ketika orang-orang itu terluka, goblin yang bernama Cona bisa menyembuhkan mereka.

Sulit sekali membenci goblin yang seperti ini.

Dengan cara seperti ini, para goblin berhasil tinggal di desa hanya dalam waktu yang singkat dan cepat-cepat menjadi bagian yang tak tergantikan dari kehidupan desa. Ini bisa terlihat dari rumah yang ditinggali oleh para goblin; tak ada perhitungan yang dibuat dari kenyataan bahwa mereka dari ras lain, dan sebuah rumah yang besar dibangung dekat dengan rumah Enri sendiri di tengah desa.

Meskipun para penduduk dan para goblin telah bekerja bersama-sama dalam rencana pertahanan desa, hanya saja tidak cukup tenaga untuk membuat pekerjaan itu menjadi lebih cepat. Oleh karena itu, pada awalnya mereka hanya membangun pagar sederhana.

Ketika takdir berjalan, Wise King of the Forest, yang telah menjaga para monster dari pinggiran hutan dari desa, menjadi pengikut bagi seorang warrior dengan armor hitam tertentu lalu meninggalkan teritorinya. Meskipun mereka berhasil menyelesaikan pagar-pagar itu dengan usaha besar, para penduduk desa tidak bisa bergembira dengan hasil tersebut, namun malahan menghela nafas dengan nasib mereka yang memburuk.

Namun, sebuah dinding yang kokoh sekarang berdiri melindungi desa.

Penyebab perubahan menjadi lebih baik ini adalah pekerjaan yang dibuat oleh golem-golem batu yang telah dibawa ke desa oleh pelayan cantik yang melayani penyelamat desa itu - Ainz Ooal Gown.

Para golem itu adalah tenaga pembangun yang tak kenal lelah; ketika diperintahkan mereka akan bekerja tanpa bicara sedikitpun, dan kekuatan mereka jauh melebihi manusia biasa. Meskipun ketrampilan mereka kurang artinya mereka tidak bisa melakukan tugas tertentu yang membutuhkan presisi, partisipasi mereka dalam pekerjaan itu telah membuatnya berjalan dengan kecepatan yang sulit dipercaya. Dengan usaha dari golem-golem batu yang tak kenal lelah dan tak butuh tidur itu, pembangunan dinding praktis terus berjalan.

Mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan oleh para penduduk desa dan para goblin, seperti memotong pepohonan dan mengangkutnya dengan jumlah yang besar, menggali parit, atau mendirikan pondasi dinding-dinding itu. Apa yang seharusnya memakan waktu bertahun-tahun dalam teorinya malahan selesai hanya dalam hitungan hari, dan dinding yang dibangun bahkan lebih besar dan lebih kokoh dari yang diduga.

Bukan hanya dinding saja; bahkan pembangunan menara pengawas juga semakin dipercepat. Tugas mereka adalah menyelesaikan menara pengawas di sisi timur dan barat dari desa.

"Ane-san, aku sudah selesai dengan yang disini."

Lamunan Enri dihentikan oleh goblin yang membantunya dalam mencabuti rumput, seorang goblin yang disebut Paipo.

"Ah, terima kasih."

"Tidak, tidak, ini bukan sesuatu yang layak mendapatkan terima kasih dari Ane-san."

Meskipun Paipo melambaikan tangannya yang kotor oleh lumpur dan rumput untuk menolak terima kasih Enri, Enri masih merasa bahwa dia berhutang kepada goblin itu hutang yang takkan pernah bisa dia bayar.

Setelah kehilangan orang tuanya, Enri berada dalam situasi yang buruk sekali, dimana menyelesaikan ladang keluarganya sendirian adalah hal yang tidak mungkin. Dia ingin meminta bantuan penduduk desa yang lain, namun karena kurangnya tenaga di dalam desa itu, sudah cukup sulit bagi setiap anggota keluarga untuk menangani ladang mereka sendiri. Dengan bantuan goblin-goblin itu, masalah itu dengan mudahnya diselesaikan. Di tambah lagi, dia bukan satu-satunya yang dibantu oleh para goblin itu.

Berputar ke arah dimana namanya dipanggil, Enri melihat seorang wanita yang gembuk berdiri di ladang. Di sampingnya ada seorang goblin.

"Terima kasih banyak, Enri-chan. Karena bantuan Goblin-san, pekerjaan ladang hampir selesai."

"Benarkah? Itu menakjubkan. Itu adalah ide mereka untuk membantu tugas sehari-hari penduduk desa, jadi jika ingin berterima kasih kepada seseorang, anda seharusnya berterima kasih kepada mereka."

"Ah, aku sudah berterima kasih kepada Goblin-san. Dia bilang jika dia hanyalah bawahanmu, jadi dia berharap jika aku juga berterima kasih kepada Ane-san juga."

Mendengar kata "Ane-san" membuat Enri mengerutkan dahinya, yang mana akhirnya diikuti oleh tawa pura-pura untuk menghilangkannya.

Goblin sendiri telah menyarankan jika mereka seharusnya membantu anggota keluarga yang kehilangan ladang akibat serangan, dan wanita di depannya adalah salah satu dari orang itu.

Tidak mungkin para penduduk akan mengelak dari kontribusi para goblin. Di desa Carne, pendapat para goblin sangat bagus sehingga kalimat seperti 'para goblin bahkan adalah tetangga yang lebih baik dari manusia' sering terdengar.

"Ngomong-ngomong, apakah ada goblin-san lain di sekitar? Aku ingin mentraktir semua orang makan sebagai rasa terima kasih."

"Yang lain seharusnya sedang berpatroli di desa atau membantu orang-orang yang baru saja pindah ke desa. Namun karena obaa-san memintanya, kalau begitu aku akan memastikan untuk menyampaikannya kepada mereka."

"Kalau begitu aku serahkan itu padamu, Enri-chan. Ketika waktunya datang, aku akan memastikan semuanya mendapatkan pesta yang dibuat dengan seluruh kemampuanku. Sementara itu, kurasa aku akan membuat makan siang untuk Goblin-san dulu."

"Benarkah? Kalau begitu, karena aku sudah diundang, tidak sopan jika aku menolaknya. Ane-san, aku harus minta maaf karena aku tidak bisa bergabung denganmu, aku akan makan siang di tempat Morga-san."

Enri menggangguk, dan wanita itu kembali ke desa dengan goblin di belakangnya.

"Jika orang-orang yang baru saja datang menyadari jika kalian bukan orang jahat, itu pasti bagus."

"Yah, banyak dari mereka yang tidak terlihat senang melihat kami. Lagipula, di hati mereka kami seharusnya adalah musuh."

"Selain dari desa kami, menganggap demi human sebagai musuh adalah hal biasa, ya khan..."

"Itulah kenapa kami mengirimkan banyak sekali orang untuk membantu para penduduk desa dengan pekerjaan mereka. Itu tidak mudah."

"Tapi, kita sudah sedikit menyingkirkan rasa curiga mereka. Aku baru saja melihat bagaimana mereka bisa menyapamu dengan normal."

"Tentang itu, yah, cukup banyak orang-orang ini yang seperti para penduduk desa dan memiliki kenangan akan anggota keluarganya yang diserang dan tewas. Atau lebih tepatnya, kenangan yang mereka miliki bahkan mungkin lebih berat dari itu"

Meskipun desa Carne hancur lebur karena serangan, sekitar separuh dari para penduduk desa berhasil bertahan hidup. Di lain pihak, banyak penduduk desa lain yang telah diserang oleh para knight kehilangan sejumlah besar orang-orang mereka.

Ketika Desa Carne mulai menerima para imigran, banyak yang datang adalah mereka yang selamat dari penduduk desa yang diserang itu.

Dua orang itu menjadi terdiam.

Enri meregangkan pinggangnya sekali lagi dan melihat ke langit. Meskipun lonceng makan siang belum berbunyi, kelihatannya sudah waktunya. Mereka sudah cukup bekerja di ladang dan sudah saatnya beristirahat pula.

"Kalau begitu, mari kita makan siang?"

Meskipun penampilannya mengerikan, Paipo berhasil mengeluarkan apa yang dikenal dengan senyuman dalam sekejap.

"Itu bagus sekali, masakan Ane-san selalu lezat."

"Oh, masakanku itu tidak terlalu kok." balas Enri, dengan sedikit malu.

"Tidak, tidak, aku serius. Membantu Ane-san di ladang adalah salah satu posisi hot yang diperebutkan oleh kami. Itu karena kami bisa mendapatkan makan siangmu yang enak."

"Ahaha, kalau begitu aku harus membuat makan siang untuk semua orang pula? Seperti sarapan?"

Ada beberapa alasan mengapa itu sulit dilakukan. Misalnya, ada perbedaan antara makan siang untuk tiga orang dan makan siang untuk dua puluh. Hanya mengiris sayuran akan menjadi tugas berat tersendiri. Ditambah lagi, dia harus memastiakn setiap orang memiliki porsi yang cukup, yang mana adalah tugas yang melelahkan. Meskipun begitu, dibandingkan dengan jumlah kerja keras yang telah dilakukan oleh para goblin dan pujian yang mereka terima sebagai imbalannya, itu bukan apa-apa.

"Oh, tidak, kami tidak bisa menyusahkanmu untuk itu. Ditambah lagi, menikmati makan siang buatan Ane-san sendiri seperti hak khusus untuk orang yang memenangkan hak untuk membantumu."

Enri hanya bisa tersenyum sebagai balasan kepada demihuman yang relatif kecil. Meskipun dia tahu para goblin memutuskan siapa yang mengambil pekerjaan itu dengan batu-gunting-kertas, Enri tidak tahu apakah dia sedang memasak sesuatu yang layak mendapatkan seluruh pujian itu.

"Kalau begitu, mari kita istirahat makan siang?"

"Ah, itu bagus sekali..."

Kata-kata Paipo disela di tengah-tengah saat dia melihat ke arah kejauhan dengan matanya yang tajam. Dengan menghirup nafas dalam-dalam, demihuman yang tadinya santai dan riang itu menjadi warrior veteran dalam sekejap. Enri mengikuti tatapan Paipo di kejauhan.

Apa yang sedang mereka lihat adalah seorang goblin yang sedang mengendarai serigala hitam. Mereka kelihatannya seperti menggelinding menyeberangi daratan saat mereka mendekati desa dengan kecepatan tinggi.

"Itu adalah Kiumei..."

Dari pasukan goblin yang disummon oleh Enri, dua belas diantaranya adalah goblin level 9, dua goblin archer (pemanah) level 10, satu goblin mage (penyihir) level 10, satu goblin priest (pendeta) level 10, dua goblin wolf rider (pengendara serigala) level 10 dan satu pemimpin goblin level 12. Total jumlahnya, ada 19 goblin.

Kaijali yang tadi pagi dan Paipo yang membantu tugas sehari-hari adalah level 8, sementara Kiumei, yang memakai armor kulit dan membawa sebuah tombak, adalah goblin wolf rider level 10.

Pekerjaan dari goblin rider adalah berpatroli di dataran dan bertindak sebagai pengintai. Para pengendara setiap saat kembali ke desa untuk mengirimkan laporan pemandangan yang umum dilihat.

"...Kelihatannya begitu."

Namun, nada Paipo sangat suram. Itu membuat Enri berpikir ada sesuatu yang buruk yang terjadi.

"Ada apa?"

"...Dia kembali sedikit lebih awal. Dia seharusnya mengitari hutan hari ini... apakah ada sesuatu yang terjadi?"

Setelah mendengar penjelasan Paipo, sebuah rasa kejutan yang tidak menyenangkan muncul di hati Enri, dan dia takut jika bencana berdarah menunggu mereka.

Ketika dua orang itu menunggu tanpa bicara, serigala besar yang dikendarai oleh Kiumei tiba di depan Enri. Dari nafasnya yang terengah-engah, dia bisa menduga seberapa buru-burunya dia untuk kembali kemari.

"Ada masalah apa?"

Mendengar pertanyaan Paipo, Kiumei membungkuk kepada Enri dari atas serigalanya sambil membalas, "Ada sesuatu yang terjadi di hutan."

"...Apa?"

"Aku tidak terlalu yakin, tapi kurasa tidak seperti sebelumnya. Sekelompok orang yang tidak dikenal bergerak ke arah utara."

"Apakah mereka para knight?"

Enri secara tidak sadar menyela dua orang itu. Meskipun dia tidak berdaya merubah apapun, dia masih tidak bisa mengabaikan percakapan tersebut. Dia masih tidak bisa melupakan ketakutannya ketika desa itu diserang.

Percakapan tentang "sekelompok orang tak dikenal menuju utara" yang sedang mereka bicarakan maksudnya adalah jejak yang mereka temukan dari ribuan orang-orang yang bergerak ke utara. Meskipun jejak itu mirip dengan ukuran dari manusia, mereka dibuat oleh kaki telanjang, jadi pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa orang-orang itu bukanlah manusia.

"Aku tidak memiliki bukti yang kuat, tapi kurasa berbeda dari waktu itu. Jika kamu tanya padaku, aku bilang sesuatu sedang terjadi jauh di dalam hutan."

"Begitukah."

Mendengar itu, Enri akhirnya menghela nafas lega.

"...Kalau begitu, aku sebaiknya pergi melaporkannya kepada bos."

"Baiklah. Terima kasih atas kerja kerasmu."

"Senang sekali melayani anda."

Setelah melambaikan tangan kepada mereka berdua, Kiumei memacu serigalanya dan berangkat. Enri dan Paipo melihatnya masuk ke pintu desa yang perlahan terbuka.

"Kalau begitu, mari kita kembali juga?"

"Ya, ayo."

Setelah membersihakn tangan mereka di sumur samping, Enri dan Paipo baru saja tiba di rumah ketika mereka mendengar suara seorang gadis kecil.

"Selamat datang kembali, onee-chan."

Bersamaan dengan suara itu ada suara batu yang bertumbukan dengan batu. Diikuti sumber suaranya, Enri melihat Nemu yang sedang memutar batu giling di belakang rumah.

Sebuah aroma tajam datang dari batu gilingan itu. Meskipun itu mirip dengan aroma yang menempel di tangan Enri sebelumnya, aroma ini beberapa kali lebih kuat, cukup kuat untuk sampai di kejauhan.

Nemu terbiasa dengan aroma tersebut, yang mana memang bagus, namun mata Enri hampir menangis dengan aroma yang menyerangnya. Paipo, yang berdiri di belakangnya, kelihatannya tidak terpengaruh sebagai perbandingan. Tidak diketahui apakah memang bau itu hanya berefek kepada spesies tertentu, atau karena akan menjadi tidak sopan membuat wajah seperti itu kepada adik dari majikannya.

"Aku pulang. Bagaimana keadaannya? Apakah kamu sudah menggilingnya seperti yang kubilang?"

"Mm, sudah. Lihatlah."

Mengikuti garis pandang Nemu, Enri melihat tanaman obat yang telah dia kumpulkan sebelum dia meninggalkan rumah telah menjadi kecil-kecil.

"Bukankah aku hebat? Sisanya sudah tidak banyak."

Sebelum Enri meninggalkan rumah, Enri meminta Nemu membantunya menggiling tanaman obat menjadi pasta. Itu karena beberapa tanaman obat harus dikeringkat sebelum digunakan, namun yang lainnya harus dihancurkan sebelum digunakan.

"Uwah, Nemu sudah bekerja sangat keras!"

Enri membuka lengannya untuk memuji Nemu, dan sebuah ekspresi sombong merekah di wajah Nemu. Aakah dia dipuji oleh Nfirea, atau hanya karena dia ingin membantu kakaknya, Nemu dengan rajin dan cekatan membantu kakaknya menyelesaikan tugasnya.

Tanaman obat menjadi pendapatan mayoritas dari desa Carne. Bisa dikatakan menjadi barang ekspor khusus yang tidak membutuhkan banyak tenaga untuk desa pinggiran.

Karena itu adalah metode yang penting bagi mereka untuk mendapatakan mata uang yang berharga, semua penduduk desa Carne tahu setidaknya sedikit tanaman obat dan dimana mereka tumbuhnya.

Enri tanpa bicara menghitungnya sesaat. Tanaman obat dari desa Carne memang sangat menguntungkan. Namun, mereka hanya bisa mengumpulkannya dalam jangka waktu yang pendek sebelum bunganya mekar, dan hanya bisa dianggap sebagai pendapatan sementara paling baiknya. Meskipun seluruh tempat yang mereka tahu sudah dipanen semua, jika mereka mau masuk sedikit lebih ke dalam hutan, mereka mungkin bisa menemukan gerombolan tanaman obat yang memang belum tersentuh.

Tentu saja, hutan itu adalah tempat dimana hal-hal liar berada, dan mereka sulit sekali menjadi tempat dimana orang-orang seperti Enri bisa dengan mudahnya masuk untuk piknik. Namun, sekarang mereka memiliki para goblin dan pengalaman luas dari Nfirea sebagai herbalist. Jika saja dia bisa mendapatkan bantuan mereka, mereka seharusnya bisa mendapatkan jumlah yang uang yang besar.

Setelah ragu-ragu sejenak, Enri membicarakan rencananya kepada Paipo.

"Aku ingin pergi ke tempat baru untuk memetik tanaman obat, bisakah kalian datang bersamaku?"

Bicara secara logis, tidak perlu Enri pergi sendiri. Yang dia perluka hanyalah meminta kepada para goblin, yang bisa menjaga diri sendiri, pergi ke dalam hutan lebat sendiri untuknya. Namun, para goblin yang dia summon memiliki kelemahan aneh.

Itu adalah, mereka sama sekali tidak tahu cara memetik tanaman obat, menyembelih binatang, dan pekerjaan semacam itu.

Mirip dengan bagaimana mereka menangani masakan, meskipun jika seseorang menyerahkan sebuah contoh tanaman obat kepada goblin, mereka tidak akan mampu mencocokkannya dengan tanaman obat yang mirip dengan yang ada di depan mereka. Hal mengejutkan lainnya adalah, seakan mereka dilahirkan tidak mampu melakukan hal semacam itu, atau bahkan mempelajarinya, seakan ada orang yang telah mencabut kapasitas kemampuan mereka untuk melakukannya.

Oleh karena itu, jika mereka ditugaskan untuk memetik tanaman obat, para goblin butuh orang lain bersama mereka.

"Seharusnya tidak apa, tapi mungkin akan sedikit sulit bagi Ane-san untuk datang bersama kami."

"Hm? Mengapa bisa begitu?"

"Yah seperti yang dibilang Kiumei, ada semacam perubahan di dalam hutan. Jika itu masalahnya, di dalam hutan sedang kacau sekarang."

Melihat ekspresi terkejut di wajah Enri, Paipo dengan sabar menjelaskan sendiri.

"Bahkan yang paling hati-hati pasti ingin memperlebar teritori mereka. Jika itu masalahnya, maka untuk sesaat, teritori mereka akan bertumpukan dengan yang lainnya, dan itu akan menyebabkan semacam keributan. Secara sederhana, peluang bertemu monster akan meningkat, dan begitu juga dengan bahayanya. Dan jika kamu tidak beruntung, kamu mungkin akan bertemu dengan sesuatu di luar hutan. Ane-san memang tidak kenal takut dan keren, tapi tidak perlu berjalan menuju bahaya sendiri."

"Begitukah..."

Meskipun dia tidak begitu yakin dengan bagian tidak kenal takut dan kerennya, itu mungkin cara goblin berbicara kepadanya diantara mereka sendiri, pikir Enri.

"Juga ada gerakan besar baru-baru saja. Apa yang terjadi disana?"

"Entahlah. Biasanya, kita seharusnya mengirimkan seseorang yang familiar dengan kondisi hutan lebat untuk menyelidikinya... tapi jika kami pergi, pertahanan desa akan melemah.. ah, aku tahu! Mengapa tidak mempekerjakan para petualang untuk memeriksanya?"

"Itu akan sangat sulit," kata Enri, mengerutkan alisnya, "Menurut Enfi, biaya mempekerjakan sekelompok petualang sangat tinggi. Meskipun pimpinan dari E-Rantel akan mensubsidi sedikit biayanya, masih akan sangat sulit bagi seorang penduduk desa seperti kami untuk membayar para petualang dari kantung kami sendiri."

"Ternyata begitu..."

"Mengumpulkan banyak tanaman obat dan menjualnya setelah itu seharusnya membantu satu bagian dari masalah itu... jika tidak, yang hanya bisa kita lakukan adalah menjual beberapa item yang kita dapatkan dari Gown-sama."

Enri telah menerima dua tanduk dari Ainz Ooal Gown. Meskipun salah satunya telah hilang setelah dia menggunakannya, yang lain masih disimpan dengan aman di dalam rumah Enri.

"Lupakan itu, Ane-san. Kami lebih memilih kamu tiup saja tanduk yang lain."

"Tentu saja, tidak mungkin aku bisa menjualnya."

Enri tidak ingin menjadi semacam orang yang hina yang akan menjual hadiah yang diberikan kepadanya dengan niat baik. Ada juga kemungkinan jika itu mungkin tidak laku dijual, jadi dia memutuskan untuk tidak melakukannya. Bahkan sekarang mereka masih mendapatkan untung dari kebaikan pelayan yang telah membawa para golem ke desa. Dia tidak akan pernah melakukan hal yang tidak berterima kasih seperti itu.

"Tapi itu akan menjadi masalah. Tanaman obat hanya bisa dikumpulkan di musim ini, jadi meskipun itu sedikit berbahaya, aku masih harus..."

Enri tersenyum kepada Nemu, yang memasang wajah khawatir. Dia tidak ingin menyakiti anggota keluarganya yang terakhir selamat, ataupun ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan banyak uang ini. Meskipun, ketika dia memperhitungkan prioritasnya, itu jelas-jelas adalah kesalahan. Agaknya, dia seharusnya mempertaruhkan nyawanya demi kebaikan seluruh desa dan membalas jasa goblin yang telah menganggapnya sebagai majikan mereka.

Aku harus mendapatkan lebih banyak uang dan melihat perlengkapan macam apa yang bisa kubeli untuk para goblin. Armor full body kelihatannya bisa melindungi dengan sangat bagus. Ngomong-ngomong tentang armor full body, ada juga pria yang memakai armor berwarna hitam itu.. siapa namanya dulu?

Meskipun dia tidak tahu banyak tentang biaya armor dan senjata, dia cukup yakin jika itu bukanlah jumlah yang sedikit. Saat ini, Paipo menahan tangannya di depan Enri, menunjukkan bahwa dia seharusnya sedikit bertahan.

"Erm.. meskipun ini hanya pendapat pribadiku, mungkin kamu seharusnya bicara ini dengan bos? Ane-san tidak perlu membuat keputusan cepat-cepat. Aku tidak ingin dimarahi oleh bos karena aku membuka mulut tanpa berpikir dahulu. Ditambah lagi, kurasa Ani-san juga ingin mendapatkan bahan-bahan tanaman obat itu juga."

Saat masalah Enri memenuhi kepalanya, sebuah suara gemuruh datang dari sampingnya. Berputar untuk melihatnya, dia melihat Nemu sedang melihatnya dengan muka cemberut.

"Onee-chan, aku lapar, ayo makan."
"Mm, maaf. Kalau begitu, cuci tanganmu setelah kita mengepaknya. Aku akan menyiapkannya."

"Kay~"

Respon Nemu penuh energi. Setelah melepas batu giling itu, dia mengumpulkan pasta hijau yang terkumpul ke dalam panci kecil. Enri kembali ke rumah, berpikir apa yang harus dia buat untuk makan siang.

15 komentar:

Ciggy Shiggy mengatakan...

Maaf telat. Admin kena meriang dan Flu kemarin-kemarin. Terima kasih sudah mau menunggu!

Unknown mengatakan...

tengkyu min buat updateannya, udah sembuh sekarang? dan ditunggu next update :3

robert whittaker mengatakan...

Makasih min dah update!!! GO PERTAMAX92!!!

Unknown mengatakan...

kirain ntar malem mau update daouble min...

Indra mengatakan...

mantap bos

Ryuzaki mengatakan...

Mkasih dah update :)
Ditunggu min volume 9 nya min

Joy mengatakan...

thx min :)

Brian Torao mengatakan...

sankyu overlord vol.8 side 1 bag.1

Anonim mengatakan...

Min update volume 12 dong thank you

Galih Permata mengatakan...

untuk admin dan tim yang telah mentranslate light novel overlord.... terimakasih dan semoga sehat selalu

angga mengatakan...

Ty

Unknown mengatakan...

Desa yg dilindungi ains

Unknown mengatakan...

Mantap min lanjut terus

Unknown mengatakan...

Mantap min

Unknown mengatakan...

Ohhh mimpi buat baca nih novel ahirnya ke sampek'an makasih banyak buat admin yg udah upload novelnya