Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

10 Februari, 2016

Overlord - Vol 4 - Chapter 3 Part 1

Army of Death - Pasukan Kematian

Part 1


Overlord Light Novel Bahasa Indonesia
"Oh, aku bisa melihatnya."

Zenberu yang sedang duduk di punggung Rororo melihat ke depan dan tersenyum.

Mereka bisa melihat suku yang dirancang sebagai yang pertama akan dihancurkan pada beberapa ratus meter di depan - Suku Razor Tail. Ukurannya kira-kira sama dengan Green Claw, tapi jumlah lizardmen disana lebih banyak. Ini mungkin dikarenakan lizardmen dari suku lain juga berkumpul di sini. Mereka sedang bersiap untuk fase peperangan dan semuanya terlihat sibuk.

"Suasana yang sangat menarik."

Zenberu membuat suara nafas yang keras, menghirup aroma udara. Itu adalah aroma yang membuat darah mendidih, tapi Crusch yang mungkin tidak mencium hal seperti ini sebelumnya akan berbeda pikirannya.

"Bukankah bahaya bagi kita masuk sambil mengendarai anak ini?"

Mereka bisa merasakan tekanan tinggi dari jarak yang begitu jauh, yang mana membuat Crusch yang berpakaian seperti monster tumbuhan menyuarakan ketidak tenangannya. Dia takut jika Hydra akan memancing kemarahan dari lizardmen yang haus darah.


Pihak lain mungkin tahu tentang Zaryusu, tapi mereka mungkin belum pernah melihat Crusch atau Zenberu sebelumnya. Dan tidak semua anggota suku Razor Tail tahu tentang Zaryusu juga.

"Salah, malahan sebaliknya. Kita tidak akan berada dalam bahaya jika kita mengendarainya menuju ke tempat mereka."

Crusch terlihat bingung, memang tidak terlihat, tapi itu adalah perasaan yang diberikan oleh Crusch. Zaryusu membuat penjelasan sederhana.

"Kakakku seharusnya telah tiba, dan dia pasti sudah mengatakannya pada mereka bahwa aku akan mengendarai Rororo. Berita bahwa kita datang dengan Rororo seharusnya sudah dilaporkan oleh kakakku, jadi kita harus mendekat dengan pelan-pelan."

Setelah mereka mendekat dengan Rororo beberapa saat, seorang lizardmen bersisik hitam keluar dari desa. Zaryusu melambaikan tangan kepada lizardmen yang tidak asing itu.

"Itu adalah kakakku."

"Heh."

"Ho."

Mereka merespon berbarengan, Crusch hanya penasaran bagaimana perasaan Zenberu yang seperti binatang buas yang bertemu dengan musuh yang kuat.

Saat Rororo semakin memperkecil jarak antara Zaryusu dan Shasuryu, mereka akhirnya cukup dekat untuk melihat wajah masing-masing. Kedua bersaudara itu saling menatap.

Keduanya hanya berpisah selama dua hari, tapi karena mereka sudah memperkuat diri untuk menerima fakta bahwa mungkin mereka tidak bertemu lagi, emosi mereka benar-benar kuat.

"Bagus sekali kamu telah kembali, adik!"

"Ah, aku membawa teman seperjalanan, kakak!"

Shasuryu menolehkan tatapannya kepada dua orang di belakang Zaryusu. Zaryusu bisa merasakan tangan Crusch yang memeluk dirinya semakin kaku karena gugup.

Saat mereka memperkecil jarak, Rororo menuju ke depan Shasuryu dan meregangkan lehernya kepada Shasuryu dengan setia.

"Maaf, aku sedang tidak membawa makanan sekarang."

Saat Rororo mendengar ini, dia menarik keempat kepalanya seakan ngambek. Hydra tidak mengerti bahasa lizardmen, tapi dia bisa tahu apa yang Shasuryu katakan melalui rasa saling pengertian yang mirip dengan anggota keluarga. Atau hanya karena dia tidak mencium bau makanan dari Shasuryu.

"Kalau begitu, ayo turun."

Zaryusu berkata kepada kedua orang di belakangnya dan dengan tangkas melompat turun dari Rororo. Dia lalu memegang tangan Crusch dan membantunya turun. Shasuryu melihat ke arah Crusch dengan terkejut.

"Siapa monster tanaman itu?"

Mendapatkan reaksi seperti ini membuat Crusch sedikit depresi, tapi dia tidak menolak. Ini karena berkat Zenberu yang terus-terusan menggodanya. Tapi hal mengejutkan selanjutnya membuat dia kaku.

"Dia adalah wanita yang kusukai."

"...Ohh."

Shasuryu menghela nafas. Dia lalu menatap Crusch yang kaku yang masih berpegangan tangan dengan Zaryusu.

"Muu... Aku hanya ingin bertanya satu hal, apakah dia cantik?"

"Yeah, aku berpikir untuk menikahi-Eh!"

Luka yang tajam datang dari tangannya membuat Zaryusu terdiam, karena yang sedang menggenggam tangannya sedang mencubitnya dengan cakar. Crusch tidak menahan diri sama sekali. Shasuryu melihat mereka berdua dengan perasaan tidak senang.

"Ternyata begitu... Jadi kamu memang pemilih dengan penampilan...Bagaimana dengan sikap dinginmu itu, yang berkata 'aku tidak bisa menikah'. Kamu hanya belum bertemu calon yang tepat... Baiklah, kembali ke topik, aku adalah kepala suku Green Claw, Shasuryu Shasha. Terima kasih sudah menyetujui membentuk aliansi dengan kami."

Shasuryu tidak mencoba untuk memastikan kenyataan ini, tapi sangat yakin sekali. Namun Zenberu dan Crusch tidak terkejut karena masalah kecil ini.

"Kami seharusnya yang berterima kasih pada anda. Aku adalah kepala dari suku Red Eye, Crusch Lulu."

Setiap orang mengira Zenberu akan memperkenalkan diri setelah Crusch menyelesaikan perkenalannya, tapi itu tidak terjadi. Zenberu sedang mengamati dan menilai Shasha tanpa ragu.

Merasa puas, Zenberu menganggukkan kepala dan bicara dengan ekspresi kejam.

"jadi kamu, warrior yang bisa menggunakan kekuatan druid, aku pernah mendengar tentangmu."

"Aku terkejut bahkan suku Dragon Tusk tahu tentang ini."

Shasuryu membalas dengan kedua orang itu saling menatap seperti seorang pasangan binatang buas.

"Aku adalah Zenberu Gugu, kepala uku Dragon Tusk, sampai hari dimana adikmu mau menggantikan."

"Terima kasih telah datang. Anda memang layak sebagai kepala suku yang menilai kekuatan di atas segalanya, saya ucapkan selamat datang."

"Jadi, mau bertarung? Bukankah kita harus tahu siapa yang lebih kuat?"

"...Itu adalah ide bagus."

Zaryusu tidak ingin ikut campur. Mencari tahu siapa yang lebih kuat sekarang pasti akan membuat masalah di masa depan lebih mudah.

Tapi Shasuryu mengangkat tangan, membuat hasrat bertarung Zenberu menurun.

"--Aku setuju denganmu, tapi ini adalah waktu yang janggal."

"Mengapa begitu?"

Shasuryu tersenyum kepada wajah tidak senang Zenberu.

"...Pengintai yang kami kirim akan segera kembali, kita seharusnya bisa memperoleh informasi detil tentang musuh. Kita bisa bertarung setelah mendengar laporan mereka, ya kan?"

---

Sebuah rumah kecil digunakan untuk ruangan konferensi para kepala suku.

Para kepala dari suku yang berkumpul dan Zaryusu sedang berkumpul di sini, jumlahnya ada enam.

Zaryusu yang telah membunuh kepala suku 'Sharp Edge' sebelumnya, adalah pengguna dari Frost Pain yang terkenal dan semua kepala suku mengenalnya. Dia juga adalah yang pemberani dan meyakinkan Red Eye dan Dragon Tusk untuk bergabung dengan aliansi, jadi tak ada yang menolak dia ambil bagian pada konferensi itu.

Di dalam rumah yang kecil, keenamnya duduk membentuk lingkaran. Ketika tiga kepala suku lain melihat sisik putih Crusch, mereka terkejut, tapi langsung kembali semula.

Setelah menyelesaikan perkenalan mereka, yang pertama berbicara adalah kepala dari 'Small Fang'.

Dia adalah yang terkecil dibandingkan dengan lizardmen lain, tapi anggota tubuhnya sekuat baja. Biasanya dari kelompok hunter, serangan jarak jauhnya adalah yang terbaik dari semu lizardmen di danau ini. Faktanya, selama pertarungan untuk memutuskan posisi kepala suku, dia menyelesaikan setiap pertarungan dengan hanya satu lemparan batu.

Untuk memutuskan posisi dari pasukan musuh, dia menggerakkan seluruh hunter untuk mengintai.

"Jumlah musuh sekitar lima ribu."

Jumlah ini melebihi populasi dari seluruh lizardmen, tapi masih dalam dugaan. Beberapa orang menghela nafas lega ketika mendengar jumlah ini.

"...Dan pemimpin musuhnya?"

"Aku tidak bisa bilang dengan yakin, ada monster yang terlihat seperti gelondongan daging merah besar di tengah, tapi terlalu sulit untuk mendekatinya."

"Bagaimana dengan susunan pasukannya?"

"Sebuah pasukan undead, kebanyakan kerangka dan zombi-zombi."

"Lizardmen Undead?"

"Bukan, mereka bukan lizardmen. Aku tidak tahu tentang makhluk-makhluk yang ada di daratan, jadi aku tidak bisa yakin. Tapi seharusnya itu adalah tipe manusia. Aku tidak melihat ada ekornya pula."

Ketika Zaryusu mendengarnya, dia yakin bahwa mereka adalah ras yang hidup di dataran, yaitu manusia.

"Bisakah kita meluncurkan serangan mendadak untuk pencegahan?"

"Itu akan sulit, pihak lain menggunakan dataran terbuka yang ada di sudut hutan. Berapa lama mereka membersihkan pepohonan? Rasanya aneh karena pepohonan yang runtuh tidak terlihat dimanapun - Ah, aku melantur, Bagaiamanapun, mereka ada di dalam hutan. Mengesampingkan dulu apakah kita bisa berhasil atau tidak, akan sangat sulit untuk membawa para warrior kesana."

"Bagaimana dengan serangan sembunyi-sembunyi dengan hanya para hunter?"

"Maaf, Miss Crusch. Hanya ada dua puluh limat hunter, bagaimana kami bisa mengalahkan pasukan undead yang berjumlah lima ribuan? Kami hanya akan binasa."

"Hmmm... Bagaimana jika menggunakan kekuatan druid?"

Beberapa orang dari mereka mengangguk setuju dengan saran Shasuryu dan mata mereka jatuh kepada Crusch. Tapi yang menjawab adalah Zaryusu.

"Tidak, kita jangan melakukan itu."

"Ah? Kenapa?"

"Pihak lain telah menepati janji mereka sejauh ini, tapi mereka tidak akan menepatinya jika kita menyerang mereka."

"Memang benar. Kita harus mengindari menyerang dahulu sebelum mengumpulkan seluruh anggota suku."

"Jadi kita akan mempersiapkan peperangan bertahan?"

"Bertahan, keras."

Lizardmen yang bicara dengan nada yang keras adalah kepala suku Razor Tail.

Dia diselimuti oleh armor putih yang berkilau dengan cara yang berbeda dari logam-logam.

Armor tersebut mengeluarkan sinar magic yang lembut. Itu adalah salah satu dari empat harta lizardmen, White Dragon Bone (Tulang Naga Putih).

Itu adalah satu set armor yang terbuat dari tulang naga beku yang tinggal di pegunungan Azellerisia. Armor yang terbuat dari tulang - meskipun itu adalah naga yang kuat - tetapi tidak ditambahkan dengan magic. Tapi seperangkat armor itu ditambahi dengan magic tanpa ada yang tahu kapan.

Masalahnya adalah magic apa yang dasarnya dari kutukan.

Ini karena White Dragon Bone mengkonversi intelligence menjadi kekuatan pertahanan. Jika lizardmen yang memiliki intelligent tinggi mengenakannya, armor itu akan berubah menjadi lebih keras dari baja, setara dengan mythrill dan bahkan adamantium yang legendaris.

Dan biasanya, mereka yang memakai armor akan kehilangan seluruh intelligence mereka dan terlihat seperti rusak otaknya. Tapi masih bisa berpikir, menunjukkan seberapa tinggi intelligence miliknya dahulu. Oleh sebab itu, 'Razor Tail' tak pernah memutuskan posisi kepala suku melalui pertarungan fisik sejak lahir.

"Disini, di rawa-rawa, adalah pondasi yang kuat, dinding... bisa dengan mudah diruntuhkan."

"Begitu, jadi apakah kita harus menyerang dahulu?"

"Yeah, mengapa tidak, menyerang lebih baik daripada bertahan, masing-masing dari kita hanya perlu mengalahkan tiga hingga empat musuh ya kan? Kita hanya perlu mengalahkan mereka, mudah itu."

Pihak lain yang sedang menghadiri konference saling menatap setelah mendengar perkataan Zenberu. Pada akhirnya, Crusch mengalihkan topik.

"Masalahnya adalah bala bantuan musuh... Mereka mungkin akan mengumpulkan pasukan mereka."

"Hmm....Itu sulit dikatakan. Dari ukuran dataran terbukanya, mereka tidak muat undead lagi...Meskipun mereka hanya perlu menempatkannya di dalam hutan."

Undead tidak perlu makanan, istirahat atau tempat besar untuk memasang tenda. Akan sulit untuk mengukur jumlah mereka dari ukuran areanya.

"Untuk amannya saja, kita harus mempertimbangkan strategi bertahan."

"kalau begitu, kami Red Eye akan mengurus perkuatan dinding dengan pertarungan bertahan. Aku harap siapapun bisa memberikan bantuan."

Kepala desa lain mengangguk setuju, meskipun Zenberu yang putus asa juga melakukannya.

"Kesimpulannya, kita perlu mempersiapkan pertahanan kita dan memasang struktur perintah."

"pertama, kita harus serahkan druid kepada Crusch, komando mereka akan diserahkan kepadamu."

Ditengah-tengah persetujuan semua yang hadir, ada satu orang yang mengangkat keberatan.

"Kepala suku seharusnya membentuk tim spesial."

Tatapan setiap orang jatuh kepada Zaryusu yang sedang bicara.

"Oh begitu... jadi bagaimana, adik."

"Kamu bilang kita seharusnya membentuk tim elit?"

"Benar sekali. Musuh mengalahkan jumlah kita, jika kita tidak menghabisi pimpinan mereka, kita mungkin akan kalah, dan kita harus menghancurkannya dengan kelompok elit yang kecil."

"Bukankah nantinya pasukan kita akan menjadi tanpa pimpinan nantinya?"

"Dari para warrior...pilihlah..pilihlah pemimpin... itu bisa dilakukan."

"Meskipun nantinya tidak ada komandan, mereka hanya perlu menyerang musuh ya kan..."

"...Tim Spesial akan memerintah dari belakang, dan hanya akan bergerak keluar jika kita menemukan komandan musuh atau pertempuran tidak berjalan dengan baik, apakah itu tidak apa?"

"Seharusnya itu tidak apa. Kalau begitu, termasuk Zaryusu, bagaimana jika kita berenam membentuk satu tim?"

"Tidak, kita seharusnya membentuk dua tim dari tiga orang."

Membangi artinya mereka bisa bertarung dengan dua pasukan depan, tapi kekuatan mereka akan tersebar dan melemah.

"Satu tim akan menyerang komandan musuh, yang lainnya bertugas bertahan."

"Kalau begitu, kita tiga kepala suku akan membentuk tim, Zaryusu dan kedua kepala suku yang kalian bawa akan membentuk lainnya, itu seharusnya cara terbaik untuk membagi diri kita. Misi dari tim-tim ini adalah bereaksi terhadap situasi."

"ya, itu bagus, ada masalah, Zaryusu?"

"Aku mengerti. Ada yang keberatan, Zenberu, Crusch?"

"Aku tidak keberatan."

"Aku juga, sayang sekali aku tidak bisa bertarung seenak hati, tapi aku akan mengikuti keinginan pemenang."

"Kalau begitu, masih ada empat hari sebelum mereka menyerang kita, ya kan?"

"Benar."

"Apakah ada hal lain yang harus kita persiapkan?"

"Kita harus menimbun batu untuk lemparan dan memperkuat dinding. Dan juga, kita harus berinteraksi dengan suku lain dan membuat rantai komando, memastikan seluruh suku bisa berfungsi menjadi satu."

"Sedangkan lokasi pekerjaan, kita, suku 'Small Fang' berharap untuk menyerahkannya kepada Shasuryu seperti sebelumnya."

"Kami... tidak apa dengan itu... bagaimana dengan... kalian berdua?"

Crusch dan Zenberu juga mengangguk setuju.

Kalau begitu aku akan mengambil alih perintah. Selanjutnya, kita akan memutuskan detil dari seluruh pekerjaan yang harus kita lakukan untuk tiga hari selanjutnya.

----

Setelah pekerjaan hari ini selesai, Zaryusu berjalan perlahan dalam suara riuh dan ceria di desa. Beberapa lizardmen menyapanya dengan hormat ketika mereka melihat simbol Zaryusu di dadanya dan Frost Pain di pinggangnya.

Sedikit menjengkelkan, tapi untuk meningkatkan moral, dia harus menjawab mereka. Zaryusu lalu menjawab mereka dengan ekspresi serius, sopan dan percaya diri.

Zaryusu mempertahankan sikap ini saat dia menuju dinding luar desa. Mereka buru-buru membangung dinding di sebelah sini, banyak lizardmen yang berkonsentrasi dengan pekerjaan mereka.

Pertama, mereka mengikat batang-batang yang berjauhan dengan akar-akar. Lumpur dengan air lalu disebarkan padanya. Druid yang merapalkan beberapa magic untuk menghilangkan kelembabannya, lalu dinding itu selesai. Memang ada beberapa retakan, mungkin karena tidak semua air yang menguap. Mereka lalu mengulang langkah-langkah yang sama di tempat lain.

"Ara, ada apa, Zaryusu?"

"Bukan apa-apa, hanya penasaran dengan yang kamu kerjakan."

Berjalan dengan suara gemercik air di tanah basah, Zaryusu menuju ke arah Crusch yang sedang berpakaian seperti monster tumbuhan dan menunjuk pekerjaan yang sedang diulang di depan mereka.

"Apa itu?"

"Dinding Lumpur. Kita tidak tahu musuh tipe apa yang akan datang, tapi aku ingin membuat mereka sulit untuk bergerak masuk... Tapi tidak ada waktu lagi, kita bahkan belum selesai separuhnya."

"Begitukah... Tapi bukankah mudah untuk menghancurkan benda dari lumpur?"

"Tidak masalah. Jika lumpurnya tipis, memang mudah rusak. Tapi dengan menebalkannya akan membuatnya lebih kuat. karena ini adalah pekerjaan buru-buru, dan ada kekuarangan material yang harus dipenuhi dan akan menjadi lemah jika terkena hujan. Tapi tidak akan hancur dengan mudah."

Memang benar, tak perduli bahan seperti aa, akan sulit untuk dihancurkan jika itu cukup tebal.

Di depan Zaryusu yang sedang memikirkannya, lusinan lizardmen sedang bekerja secepat mungkin, tapi progressnya lambat seperti kura-kura. meskipun jika mereka bekerja selama tiga hari, takkan terlalu besar jadinya. Tapi masih lebih baik daripada tidak ada.

"Untuk sekarang, bagian dinding yang tidak bisa dicapai dengan akan ditutupi oleh pagar yang sulit untuk diruntuhkan."

Pada arah yang ditunjuk oleh Crusch --

Tonggak disana dicabut, dan ditancapkan agak jauh, membentuk segitiga dengan dua tonggak lain disisinya. Di antara tonggak-tonggak yang diikat tidak erat dengan akar-akaran, membentuk tali yang menghalangi alur di antara mereka. Zaryusu berpikir sesaat, dan teringat bahwa pagar di sekitar suku Red Eye juga seperti itu.

"Apa itu?"

"Dengan menempatkan sesuatu yang berat disana, pagarnya tidak akan roboh meksipun didorong atau ditarik. Sedangkan talinya, mereka ditujukan untuk mencegah musuh lewat. Jika tali itu ditarik kencang, akan mudah dipotong oleh pedang atau pisau, itulah kenapa kami membiarkannya kendur."

Crusch menjawab pertanyaa Zaryusu dengan senang.

Selama perjalanan mereka, Zaryusu selalu yang mengajari Crusch. Bisa mengajari sesuatu kepada Zaryusu membuat Crusch senang. Selain ini, ada perasaan lain yang terlibat.

"Oh begitu... sulit untuk menghancurkannya seperti itu."

Kalimat kagum ini membuat Crusch merasa bangga.

Zaryusu mengangguk dalam-dalam.

Rencana untuk menjadi desa menjadi benteng berjalan lancar. Memang tidak bisa menyamai struktur pertahanan manusia dan dwarve, tapi untuk tanah basah yang sulit dilalui, tidak ada cara lain.

"Ngomong-ngomong, Zaryusu, apakah kamu mengatakan kepada para warrior--"

Saat Crusch mengatakannya seperti itu, sorakan para warrior terbawa oleh angin ke telinga mereka. Itu adalah suara yang intens dan darah yang mendidih.

"Ada apa? Kedengarannya tidak asing...Aku tahu! Ini adalah sorakan ketika kalian bertarung. Jangan-jangan ada duel antara kakakmu dengan Zenberu?"

Zaryusu mengangguk dan melihat Crusch yang sedikit khawatir.

"...Sebagai Kepala Komandan, Bukankah akan bermasalah jika kakakmu kalah?"

"Entahlah, tapi kakakku itu kua. Jika dia memiliki kesempatan untuk menggunakan kekuatan druidnya, dia akan menjadi lebih kuat, bahkan aku pun akan kalah darinya."

Shasuryu yang merapalkan beberapa buff pada dirinya sangatlah kuat. Dia mungkin tidak akan menggunakan mantra serangan dalam pertempuran main-main, tapi jika dia melakukannya, Zaryusu bukanlah tandingannya tanpa Frost Pain.

Alasan mengapa pemilik asli Frost Pain tidak menggunakan kemampuan spesialnya itu karena hanya bisa digunakan tiga kali dalam sehari melawan Zaryusu kaena dia telah menggunakannya selama bertarung dengan Shasuryu.

"Itu bagus..."

Zaryusu penasaran apakah dia harus menunjukkan kepada Crusch seberapa kuat kakaknya dalam bertarung, tapi dia lalu teringat suatu hal lain yang dikhawatirkannya.

Dia ragu, tapi memutuskan untuk mengucapkannya pada akhirnya.

Tidak pantas untuk mengatakan ini setelah seluruh rencana telah dijalankan. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan ini dari seseorang yang dia sukai, begitulah seberapa murni dan kuatnya perasaan dia kepada Crusch.

"Aku mengkhawatirkan satu hal-"

Mendengar suara cemas Zaryusu, Crusch tersenyum. Itu adalah senyum yang disengaja, suatu hal yang bukan gayanya - ekspresi yang tidak cocok dengan situasinya -- Menghentikan Zaryusu yang akan melanjutkan. Yang berbicara menggantikan Zaryusu adalah Crusch.

"--Maksudmu hal yang tidak kamu utarakan ketika konferensi ya kan? Jika musuh sudah mengantisipasi ini, dan sedang menunggu kita untuk membentuk aliansi."

Zaryusu terdiam, dia benar.

Pihak lain memberi mereka waktu, sengaja mengumumkan serangan dan tidak menghalangi usaha Zaryusu dalam membentuk aliansi. Bagaimana jika rencana mereka selama ini untuk mengumpulkan seluruh lizardmen adalah untuk menghabisi mereka.

"Aku memiliki banyak kekhawatiran, seseorang yang berpikir sedalam dirimu seharusnya berpikir demikian. Tapi bagaimanapun, kita akan bertempur di dalam peperangan ini melawan musuh kita... Kita bisa berpikir tentang hal lain setelah itu."

"Mereka tidak akan menyerah meskipun kita menang. Peluang mereka menyerah adalah bukan kepalang."

"Mungkin memang begitu, tapi apa yang kamu katakan malam itu memang benar. Lihat --"

Crusch mengulurkan tangannya kepada ruang kosong di depannya. Tapi Zaryusu mengerti bahwa yang dia maksud adalah seluruh desa.

"Lihat semua lizardmen dari bermacam-macam suku yang bekerjasama terhadap tujuan yang sama."

Memang benar, lizardmen dai seluruh suku sedang berjalan bersama dan bersatu.

Gambara dari lima suku yang berpesta muncul di otak Zaryusu. Suku-suku yang saling berinteraksi dengan harmonis bersama-sama tanpa keberatan. Bohong jika mengatakan bahwa yang selamat dari dua suku yang dihancurkan tidak memiliki dendam. Tapi mereka menunjukkan niat untuk menelan dendam mereka di hadapan insiden ini.

Ironi.

Zaryusu bergumam. Dia selalu berpikir dunia mereka yang terpisah akan terus selamanya, dia tidak pernah berpikir kemunculan musuh bersama akan membuatnya bisa melihat persatuan lizardmen.

"Kita harus melindungi kemungkinan dari masa depan kita, Zaryusu. Aliansi dari seluruh suku akan membuat perkembangan kita mengalami kemajuan."

Membangun dinding dengan lumpur adalah teknik yang tak pernah dilihat oleh Zaryusu. Tapi sekarang, suku lain tahu tentang teknik ini. Di masa depan, seluruh suku lizardmen akan membangung dinding semacam itu. Dengan dinding sekuat itu, seharusnya bisa tetap mengusir monster yang menerobos. Dengan begitu, peluang yang muda diserang akan menurun, dan jumlah lizardmen akan naik.

Mereka akan menemui kenaikan permintaan makanan dengan menggunakan ladang peternakan ikan Zaryusu.

Mungkin di masa depan, seluruh lizardmen akan bersatu menjadi satu suku raksasa di rawa-rawa ini.

"Mari kita dapatkan kemenangan, Zaryusu. Tidak mungkin bagi kita untuk bisa tahu apa yang terjadi di masa depan, mungkin semuanya akan selesai setelah pertempuran ini. Jika begitu, kita bisa mulai mengembangkan dunia yang menakjubkan tanpa masalah pangan dan kebutuhan akan lizardmen yang saling bunuh."

Crusch tersenyum. Zaryusu menekan emosinya, jika dia menunjukkan perasaannya menjadi liar, dia mungkin tidak akan bisa menguasainya; tapi dia memiliki sesuatu untuk dikatakan.

"Kamu adalah lizardmen wanita yang istimewa - setelah pertempuran ini, tolong katakan padaku jawaban pertanyaan yang aku tanyakan ketika kita pertama kali bertemu."

Senyum Crusch menjadi semakin berkilau.

"Aku mengerti, Zaryusu. Aku akan memberitahukan jawabanku setelah semua ini selesai--"

---



Demiurge sedang berada pada suasana hati yang bagus saat dia bersenandung sambil bekerja.

Dia mengambil tulang yang sudah diasah, bertanya-tanya dimana dia seharusnya menempatkannya agar menjadi tampilan yang terbaik. Segera setelahnya, dia membuat keputusan dan memotong ujungnya dan menempatkannya di dalam item yang sedang dia bangun.

Tulang itu pas sempurna seperti sebuah bagian dari puzzle.

Jika membangun rumah tanpa menggunakan paku dikenal dengan 'precision wood joint' (Sambungan kayu presisi), makan apa yang dilakukan oleh Demiurge seharusnya disebut 'precision bone joint' (Sambungan tulang presisi).

"Itu terlihat bagus."

Demiurge membelai tulang dengan senyum di wajahnya. Jika dia melanjutkan pekerjaan itu, dia merasa dia bisa menyelesaikannya menjadi benda yang luar biasa.

"Tapi...aku kekurangan tulang paha pria dengan tinggi sekitar 1,2 meter."

Dia bisa menyelesaikannya meskipun jika dia tidak menemukan tulang itu. Tapi tanpanya, tidak akan terlihat bagus.

Biasanya, Demiurge akan berkompromi dan membuatnya tanpa ini. Tapi hadiah ini adalah dimaksudkan bagi tuannya yang tercinta, jadi dia harus membuatnya sempurna.

"Akan sangat bagus jika aku bisa menemukan sesuatu yang cocok."

Demiurge, yang sedang merasakan suasana hati yang bagus, mulai bergerak.

Sebenarnya, Demiurge senang membuat benda semacam itu. Ketertarikannya tidak hanya menggunakan tulang untuk membuat item, tapi dalam pekerjaan tukang kayu. Ketertarikannya dalam bidang ini agak luas, dari benda seni hingga mebel, kemampuannya melebihi orang-orang yang memiliki hobi di akhir pekan.

Faktanya, jika kamu mengabaikan material yang dia gunakan, tiap orang akan kagum dengan kualitas pekerjaannya.

Item lain yang ditampilkan di dalam pondok ini, seperti misalnya patung perunggu setengah dada dengan gambar tuannya yang diambil dari lava, berbagai macam kursi dan jepit semuanya dibuat oleh Demiurge. Mereka mungkin dimaksudkan untuk digunakan dan kurang dekorasi, tapi mereka semua adalah benda-benda yang istimewa.

Saat Demiurge mempelajari material yang dia ambil dari sudut pondok, dia merasakan gerakan di depan pintu masuk.

Demiurge meletakkan tulang di tangannya dengan lembut dan menggenggam item yang diberikan kepadanya oleh tuannya yang mungkin tidak bisa diganti, fokus pada apa yang terjadi di luar. Biasanya, yang berada di luar seharusnya adalah bawahannya atau temannya. Tak ada yang bisa menembus tiga lapis pertahanan Demiurge tanpa bisa dia ketahui, tapi dia harus waspada dengan orang yang mengendalikan Shalltear.

Beberapa detik kemudian, seseorang membuka pintu masuk pondok. Dia berpakaian putih semua, memakai topen dengan paruh panjang seperti burung.

Peruchinera.

Dia adalah seorang badut, ciptaan dari Supreme Being seperti Demiurge. Untuk operasi ini, dia ditugaskan untuk membantu Demiurge.

Memastikan bahwa dia tidak berada di bawah pengendalian pikiran, tekanan pada mata Demiurge menghilang, dan dia mengendurkan genggaman tangan pada item tersebut.

"Demiurge-sama, kulitnya sudah dilepaskan."

Kalimat ini membuat Demiurge merasa bahwa itu memalukan.

Demiurge ingin menikmati pekerjaan ini sendiri, tapi untuk berjaga-jaga dari musuh misterius, dia tidak bisa meninggalkan post miliknya dalam kebanyakan waktu dan harus menugaskannya kepada Peruchinera.

Demiurge tidak menunjukkan ekspresinya dan memberikan instruksi baru kepada Peruchinera.

"Bagus sekali. Kalau begitu, mulai fase selanjutnya. Tidak sopan jika kita memberikan benda itu kepada Ainz-sama seperti ini."

Demiurge bertanya kepada Peruchinera yang sedang membungkuk hormat.

"Lalu , berapa banyak yang mati?"

"Tidak ada, berkat penyiksa, mereka hanya kehilangan kesadaran, oleh karena itu kita bisa melanjutkan mengupas kulit mereka segera. Sedikit yang tidak mau disembuhkan...Tapi itu ada dalam perkiraan, jadi tidak ada masalah."

"Itu menakjubkan."

Butuh banyak kerja keras untuk mengumpulkan material tersebut, mereka harus mengupasnya berkali-kali agar layak. Mungkin memang begitu, tapi dia tidak ingin mengupas kulit dengan gaya tanpa luka atau memakai obat pada mereka.

"Aku ingin semuanya gembira."

Peruchinera tiba-tiba berkata, membuat Demiurge teringat kepribadiannya.

Peruchinera dikenal di seluruh Nazarick karena kelembutan dan kasih sayangnya. Dia diciptakan untuk tujuan membuat semua orang gembira, dan tindakannya berdasarkan apa yang dia percayai.

"Orang-orang di dalam Great Tomb of Nazarick menemukan kegembiraan melayani Ainz-sama."

Demiurge mengangguk setuju.

"Ternyata begitu, biar kutanya sesuatu Peruchinera, apakah maksudmu orang lain akan merasa gembira ketika mereka melayani Nazarick?"

"Bagaimana bisa begitu, bukan itu maksud saya. Melayani Ainz-sama membuat kita gembira sampai-sampai kita bisa menangis dibuatnya. Tapi jika mereka dipaksa melakukan hal yang sama, itu bukan kegembiraan."

"Ohh, jadi apa yang harus kita lakukan dengan ini?"

"Sederhana, cukup ambil satu orang dan potong lengannya. Dengan begitu, yang lainnya akan membandingkannya dengan diri mereka dan tahu bahwa mereka termasuk lebih beruntung. Betapa menakjubkan. Dan untuk membuat seseorang yang terpotong lengannya merasa diberkahi, kita hanya perlu memotong kaki orang lain lagi. Ahh, aku membuat banyak orang gembira!"

Demiurge melihat badut itu dengan puas sehingga membuat kepalanya terarah ke belakang karena tertawa.

"Ternyata begitu, kamu memang benar."

13 komentar:

Fandy mengatakan...

sankyu min

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol 4 bab 3 bag. 1

Unknown mengatakan...

Itu bukan pembawa gembira, dasar maso :v
Makasih translatenya!

Xen mengatakan...

Demiurge anjir bngt wkwkwk tiap dikasih saran langsung diterima mentah-mentah..
Dulu nanya Mare kenapa pake rok. Trs dijawab krna mungkin anak laki-laki harusnya pakai rok. Dan akhirnya demiurge setuju anak laki harusnya pake rok 😂😂 Makasih terjemahannya

Unknown mengatakan...

Ntap min

Unknown mengatakan...

Perang dunia (kadal) ke 2
Aliansi 5 klan besar wkwkwk
Mirip naruto

espada mengatakan...

jahat bgt

Supri mengatakan...

Terima kasih yang pada koment d atas, hahaa ngakak gw

Kuhaku mengatakan...

Melayani ainz sama adalah kegembiraan tiada tara,,bahkan jika harus disuruh bunuh diri didepannya langsung

FANTASY mengatakan...

😱Peruchinera. 😑liat dri sfatnya, Albedo 1.000 x jauh lbih manusiawi drinya

Unknown mengatakan...

ada yg masih baca di tahun ini jugak yah, keren 😁

Mada Acedia mengatakan...

Puja Ains Sama

Anonim mengatakan...

2023 hadir