Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

07 Februari, 2016

Overlord - Vol 4 - Chapter 1 Part 1

Departure - Keberangkatan

Part 1


Overlord Light Novel
Pegunungan Azellerisia - Deretan pegunungan yang memisahkan Baharuth Empire dan Kingdom Re-Estize, yang juga berfungsi sebagai perbatasan negara. Hutan Besar Tove menyelimuti lereng gunung bagian selatan dan di bagian utara dari hutan ada danau yang sangat besar.

Danau yang sangat besar ini memiliki radius kurang lebih dua puluh kilometer, dan berbentuk seperti labu yang terbalik, dibagi menjadi bagian atas danau dan bagian bawah danau. Bagian atas danau relatif dalam, oleh karena itu makhluk-makhluk besar berkumpul disana sementara bagian bawah danau dihuni oleh makhluk-makhluk yang lebih kecil.

Di tepian selatan dari danau bagian bawah adalah area yang luas dimana danau dan tanah basah bercampur satu sama lain. Banyak bangunan yang dibangun di sana, dengan lusinan tonggak kayu yang menjadi pondasi masing-masingnya. Sebuah pintu terbuka dari sisi salah satu rumah-rumah ini, dan pemiliknya memasuki cahaya matahari.

Ras Demi-human yang dikenal dengan lizardmen (manusia kadal).

Lizardmen adalah makhluk dengan karakteristik antara manusia dan reptil. Lebih spesifiknya, disamping kepala mereka yang tidak memiliki fitur manusia pada dasarnya, mereka adalah kadal yang berdiri dengan dua kaki, dengan tangan dan kaki yang terampil.


Mereka dianggap sebagai demi-human bersama goblin dan orc, dan tidak memiliki peradaban seperti manusia, dengan gaya hidup yang termasuk bar-bar bagi lainnya. Namun, hal itu juga bisa disangkal bahwa mereka memiliki kebudayaan sendiri.

Lizardmen Pria dewasa memiliki tinggi rata-rata 190 centimeter dan bangga dengan otot mereka yang kuat, dengan berat 100 kg dengan sedikit lemah tubuh.

Ekor reptil digunakan untuk menyeimbangkan badan tumbuh dari pinggang mereka.

Evolusi menyebabkan mereka memiliki selaput kaki agar bisa dengan mudah bergerak di tanah basah. Itu juga karena aktivitas tanah ini sedikit tidak menyenangkan, tapi ini tidak masalah bagi gaya hidup mereka pada umumnya.

Sisik-sisik mereka yang berwarna hijau gelap dan abu-abu arang mirip dengan buaya daripada kadal, dan sisik-sisik itu lebih keras daripada equipment pertahanan tingkat rendah yang digunakan oleh manusia.

Ada lima jari di tangan mereka seperti manusia, tapi cakar yang pendek tumbuh di ujungnya.

Senjata yang digenggam di kedua tangan pada dasarnya adalah item kuno. Karena tidak mungkin bagi mereka menemukan Ore / bijih logam di tanah yang basah, senjata mereka pada dasarnya adalah tombak yang dibuat dari cakar binatang buas, atau mirip dengan senjata tumpul dengan batu yang diikat padanya.

Langit yang berwarna biru cerah, matahari telah naik ke udara, dan sejumlah kecil dari awan tipis dengan corak sisir di langit. Itu adalah cuaca yang baik dengan deretan pegunungan di kejauhan yang bisa terlihat jelas.

Jarak pandangan dari lizardmen sangat luas, dan titik buta dari matahari bisa terlihat meskipun tanpa menggerakkan kepala. Dia, Zaryusu Shasha, memicingkan mata dan berjalan menuruni tangga dengan berirama.

Dia, Zaryusu Shasha, memicingkan mata dan menuruni tangga dengan berirama, sambil menggaruk sisik hitam yang menempel di dadanya.

Lizardmen memiliki kelas sosial yang ketat, dengan kepala suku sebagai pemimpin suku. Posisi ini tidak diputuskan oleh darah, tapi dipilih oleh anggota suku karena menjadi individu yang terkuat. Pemilihan kepala suku ini berlangsung sekali setiap tahun.

Membantu kepala adalah dewan tetua yang terdiri dari para lizardmen tua. Dibawah mereka adalah kelas warrior, diikuti dengan lizardmen pria pada umumnya, lizardmen wanita pada umumnya dan lizardmen muda. Masyarakat mereka tersusun seperti itu.

Tentu saja, ada juga mereka yang tidak termasuk dalam kategori ini.

Pertama adalah druid, yang dipimpin oleh tetua druid. Mereka membantu kehidupan suku melalui penggunaan penyembuh magic dan prakiraan cuaca untuk memprediksi bahaya.

Selanjutnya adalah pemburu, yang peringkatnya terdiri dari ranger, bertanggung jawab untuk memanen ikan dan berburu, tapi karena lizardmen biasa juga akan membantu aspek ini, pekerjaan penting mereka adalah aktifitas hutan.

Lizardmen adalah binatan omnivora, tapi makanan pokok mereka adalah spesies ikan dengan panjang sekitar 80 centimeter, dan mereka tidak mengkonsumsi banyak tumbuhan atau buah.

Meskipun begitu, para pemburu yang masuk ke dalam hutan biasanya mencari kayu. Bagi lizardmen, tanah itu tidak aman, dan meskipun mengumpulkan kayu dari hutan membutuhkan personel yang mumpuni.

Dengan begitu, mereka boleh membuat keputusan sendiri, tapi tetap saja di dalam kewenangan area adalah kepala suku dan harus mematuhi perintah kepala suku. Lizardmen karenanya memiliki masyarakat paternalistik yang jelas dengan pembagian pekerjaan kasar dilakukan menurut jobnya. Namun, ada juga mereka yang diluar kewenangan daerah dari kepala suku.

Mereka adalah para penjelajah atau traveler.

Mendengar traveler akan memicu kesan orang asing, tapi ini tidak mungkin dalam masyarakat lizardmen. Lizardmen memiliki masyarakat tertutup. dan situasi dimana orang luar diterima di dalam suku adalah hal yang sangat langka.

Jadi, siapa para traveler ini?

Mereka adalah lizardmen yang ingin melihat dunia luar.

Pada dasarnya, setidaknya ada hal drastis yang terjadi seperti kurangnya bahan pangan, lizardmen tidak akan meninggalkan kampung halaman mereka. Namun, ada peluang kecil bahwa lizardmen yang ingin melihat dunia luar akan muncul.

Ketika traveler memutuskan untuk meninggalkan sukunya, mereka akan memiliki tanda khusus yang menempel di dada mereka. Ini adalah bukti bahwa mereka meninggalkan wewenang daerah dari kendali suku ketika meninggalkannya.

Kebanyakan dari mereka yang meninggalkan suku tak pernah kembali, tewas ketika dalam perjalanan, menemukan tempat baru yang bisa disebut rumah, atau menemui nasib lain...tapi dalam kesempatan langka, mereka akan kembali ke kampung mereka setelah melihat dunia.

Traveler yang kembali dinilai tinggi karena level pengetahuan yang mereka kumpulkan. Meskipun mereka adalah individu yang terpisah dari kekuatan hirarki, mereka masih menonjol dalam suku.

Ada beberapa dari mereka yang menjaga jarak dari Zaryusu karena hormat, tapi ketenarannya lebih hebat dari itu. Bukan karena dia adalah seorang traveler. Alasannya adalah...

Ketika turun dari tangga yang paling bawah ke permukaan tanah basah, senjata favoritnya disarungkan pada pinggang bergesekan dengan sisiknya, membuat suara klik.

Itu adalah pedang biru dan putih dengan kilauan yang redup. Bentuknya sedikit aneh, pedang dan pegangannya jadi satu, mirip dengan garpu bergigi tiga. Dari bagian pegangan menjadi semakin tipis, sampai setipis keras pada ujung pisaunya.

Tak ada lizardmen yang tidak tahu senjata ini. Seluruh suku lizardmen di sekeliling menganggapnya sebagai salah satu item magic yang berharga: Frost Pain.

Ini adalah alasan dibalik ketenaran hebat Zaryusu.

Zaryusu mulai bergerak.

Dia memiliki dua tempat tujuan. Hadiah yang dia ingin berikan kepada salah satu tujuan itu saat ini dibawa di punggungnya.

Itu adalah salah satu ikan terbesar yang berfungsi sebagai makanan pokok dari lizardmen. Berjalan dengan membawa empat ikan ini di punggungnya, bau yang masuk ke hidung tidak membuatnya tidak nyaman bagi Zaryusu. Sebaliknya, itu adalah bau yang membuatnya merasa lapar.

Nafsu lapar yang besar. Setelah mengeluarkan angin dari hidungnya berkali-kali, dia menyingkirkan nafsu ini. Seperti itu, contoh cara jalan Zaryusu tanpa berhenti menyusuri desa suku Green Claw (Cakar Hijau).

Anak-anak, yang masih memiliki sisik cerah, berlarian dan berteriak 'sha sha' dalam tawanya, tapi berhenti ketika mengetahui obyek di punggung Zaryusu. Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan yang sehat menatap Zaryusu dari balik bayangan rumah-rumah mereka -- tidak , itu karena ikan tersebut mereka berkumpul. Mulut mereka sedikit terbuka, bahkan mengeluarkan air liur. Mereka tetap menjaga jarak dari Zaryusu, tapi tatapan mereka masih terkunci, dengan tatapanseperti anak-anak yang menginginkan cemilan.

Zaryusu tersenyum kecut dan pura-pura tidak mengetahuinya saat dia terus berjalan. Dia sudah memutuskan untuk siapa dia akan memberikannya. Memang disesali, tapi ikan-ikan itu bukan untuk anak-anak tersebut.

Tatapan anak-anak tersebut bukan karena lapar -- sesuatu yang tidak mungkin terjadi dari beberapa tahun yang lalu. Ini memberikan perasaan gembira bagi Zaryusu.

Dengan punggung menghadapi tatapan yang segan, dia melewati area permukiman dan tiba di gubuk yang menjadi tujuannya.

Area ini tidak tersambung dengan desa. Sedikit jauh, dan menjadi berbeda dengan tanah basah yang merupakan kedalaman umum dari danau. Gubuk ini, lebih kuat dari yang terlihat, dibangun dengan batas yang halus dan lebih lebar dalam ukurannya daripada rumah Zaryusu.

Anehnya adalah seperti miring. Karena alasan inilah, sekitar separuh dari rumah itu terendam dalam air. Tidak roboh karena rusak, tapi memang dibangun dengan maksud seperti itu.

Dengan mendesah, Zaryusu semakin dekat dengan rumah itu sambil membuat suara air yang terdengar.

Suara pujian bisa terdengar dari dalam gubuk, mungkin dikarenakan bau dari ikan-ikan.

Dengan suara mencicit, kepala ular dengan sisik coklat dan pupil mata yang berwarna amber (kuning sawo) muncul dari jendela. Setelah memastikan itu adalah Zaryusu, leher yang memanjang dan genit itu berputar di sekelilingnya.

"Bagus, bagus."

Dengan gerakan tangan yang terbiasa, Zaryusu mengelus tubuh ular tersebut. Ular itu dengan nyaman memicingkan mata menggunakan membran pelindung matanya. Zaryusu juga mengira bahwa kulit ular yang bersisik terasa tidak apa.

Makhluk ini adalah binatang peliharaan Zaryusu, disebut Rororo.

Karena Rororo dirawat dari kecil, dia seakan mengerti bahasa Zaryusu.

"Rororo, aku membawakan makanan, jadilah anak baik dan makan ini okay?"

Zaryusu melemparkan ikan yang dibawa melalui jendela. 'Dang' dan 'Pluck' bisa terdengar dari dalam.

"Aku benar-benar ingin tinggal dan main, tapi sekarang ini aku harus mendatangi ikan-ikannya. Sampai jumpa nanti."

Ular itu mungkin mengerti isi pembicaraan, dan mengeluarkan suara segan dan pelan-pelan melepaskan Zaryusu sebelum kembali ke dalam rumah. Setelah itu, suara kunyaan bisa terdengar dari dalam.

Setelah memastikan Rororo dalam keadaan sehat, menurut sikap semangat makannya, Zaryusu meninggalkan gubuk.

Tujuan Zaryusu setelah dari gubuk adalah ke danau, yang mana cukup jauh dari desa.

Zaryusu tanpa suara mendengus menyusuri hutan. Berenang di air seharusnya lebih cepat, tapi kekhawatirannya akan 'apakah ada masalah atau tidak di tanah' telah membuat kebiasaannya mengawasi jalan darah. Hanya saja pepohonan akan menghalangi pandangannya sambil berjalan, oleh karena itu Zaryusu juga bisa menganggapnya masalah yang memakan sedikit konsentrasinya.

Akhirnya dia bisa melihat tujuannya dari celah pepohonan. Zaryusu mengeluarkan helaan nafas lega karena tak ada rintangan yang muncul di jalan. Dengan hanya jarak sisa yang pendek untuk bepergian melewati hutan, Zaryusu mempercepat langkahnya.

Dahan-dahan pohon yang menabraknya didorong ke pinggir seperti seorang penyelam di air, Zaryusu melebarkan matanya terkejut. Ini bukan karena dia melihat figur punggung dari orang yang tidak dia sangka akan bertemu.

Orang itu mirip dengan Zaryusu: lizardmen dengan sisik hitam.

"Kakak..."

"...Oh, itu kamu."

lizardmen dengan sisik hitam memutar kepalanya dan melihat Zaryusu dengan sambutan. Lizardmen ini adalah kepala suku dari suku cakar hijau; Kakak dari Zaryusu yaitu Shasuryu.

Dia memenangkan kompetisi sebagai kepala dua kali berturut-turut dan memperoleh posisinya tanpa harus bertarung tahun ini. Tubuhnya memang besar menakjukan. Ketika dia berdiri di samping Zaryusu, yang merupakan tinggi rata-rata, dia membuat Zaryusu kelihatan kecil.

Ada sebuah luka lama yang panjang dan putih di sisik hitamnya. Terlihat seperti petir yang menembus awan gelap.

Orang ini membawa pedang besar di punggungnya, tingginya hampir dua meter dan badan yang besar dan rata-rata. Pedang baja -- adalah bukti menjadi kepala suku -- memiliki magic yang meningkatkan ketajamannya dan mencegahnya berkarat.

Zaryusu dan kakaknya berdiri berdampingan di tepi danau.

"Apa yang kamu lakukan disini."

"...Kakak, seharusnya itu bukan ucapanmu, tapi aku, Ini bukan tempat bagi kepala suku untuk dikunjungi secara pribadi."

"Muu-"

Kehilangan kata-kata Shasuryu menggumamkan kalimat yang sering didengar darinya, lalu berputar untuk melihat danau di depannya.

Batang yang memanjang dari dalam danau, mengelilingi area. Diletakkan dengan hati-hati, ada jaring yang bagus diantara batang-batang itu. Tujuan mereka sangat jelas dengan sekali lihat.

Itu adalah ladang ikan.

"Jangan-jangan... mencuri makanan?"

Mendengar ucapan Zaryusu, ekor Shasuryu melompat dan menepuk tanah dengan suara keras.

"Muu, tidak mungkin itu terjadi. Aku hanya kemari untuk memeriksa kondisi peternakan."

"..."

"Adik, apakah kamu melihat kakakmu ini seperti itu?"

Menyelesaikan kalimatnya dengan intonasi yang kuat, Shasuryu menggerakkan satu kaki ke depan. Tekanan yang dia berikan terasa seperti dinding yang menekan Zaryusu. Bahkan Zaryusu, yang merupakan traveler yang berpengalaman dan veteran pada banyak pertarungan, merasakan keinginan untuk mundur beberapa langkah.

Namun, dia memiliki alasan yang sempurna untuk membantah.

"Jika hanya untuk memeriksa kondisi perkembangbiakan, berarti kakak tidak menginginkan mereka. Sayang sekali, kakak. Jika mereka dikembangbiakkan dengan baik, aku berpikir untuk memberikan kepadamu beberapa diantaranya."

"Muu-"

Bunyi gedebuk pun berhenti, dan ekor itu terlihat kecewa.

"Baunya harum juga. Mereka menjadi sangat gemuk karena nutrisi yang tiap hari diberikan, bahkan lebih gemuk dari ikan hasil perburuan."

"Oh-"

"Jika kamu menyimpan mereka di mulutmu, cairan yang enak akan mengalir keluar. Menggigitnya juga akan terlihat meleleh di mulut."

"Muuu-"

Sekali lagi ekor itu memberikan suara gedebuk, bahkan lebih intens dari sebelumnya.

Separuh perhatian Zaryusu tertuju pada ekor itu, separuh lagi tertuju pada sikap menggoda kakaknya.

"Kakak ipar juga menyebutkan ini sebelumnya. Ekor kakak itu terlalu jujur."

"Apa? Orang menakutkan itu, mengolok-olok suaminya sendiri. Coba katakan sekali lagi, bagian mana yang terlihat jujur?"

Saat memandang kakaknya yang menjawab sambil melihat bahu pada ekor yang diam itu, Zaryusu sejenak kalah dan tak tahu harus berkata apa, sebelum menjawab dengan samar-samar 'benar'.

"Huh. Orang mengerikan itu.. Jika kamu memiliki wanita...maka kamu akan mengerti bagaimana perasaanku sekarang."

"Aku tidak akan bisa menikah."

"Huh, omong kosong. Apakah karena tanda itu? Kamu sebaiknya mengabaikan apapun yang dikatakan oleh para tetua. Berkata bahwa tidak ada wanita di desa ini yang akan menemukan daya tarikmu memang menjengkelkan...bahkan seseorang dengan ekor yang indah akan menerimamu."

Lizardmen menyimpan nutrisi mereka di ekor, oleh karena itu memiliki ekor yang tebal adalah faktor kunci yang penting bagi lawan jenis. Di masa lalu, Zaryusu akan memilih wanita yang memiliki ekor yang tebal. Namun, Zaryusu yang sudah dewasa, yang sekarang memahami dunia, tidak akan memilih seperti itu.

"Berbicara mengenai situasi desa sekarang, aku tidak ingin wanita yang memiliki ekor yang tebal. Jika aku menggunakan ekor sebagai kriteria, aku akan memilih wanita dengan ekor tebal. Secara pribadi, aku rasa yang seperti kakak ipar juga tidak apa."

"Tentu saja tidak apa bagi orang dengan kepribadian sepertimu...kecuali, jangan berani macam-macam. Aku tidak ingin membabat orang hanya karena urusan bodoh. Ngomong-ngomong, kamu juga harus menyadari sakitnya ketika sudah menikah. Tidak adil hanya aku yang merasakannya."

"Hey, hey, kakak...aku akan bilang kakak ipar lho."

"Ugh.... ini benar-benar luka akibat pernikahan. Bahkan aku, kakakmu dan kepala suku, bisa diancam."

Tawa lepas terdengar di tepian danau.

Setelah tawa berhenti, Shasuryu melihat ikan-ikan di danau saat dia mengutarakan kekecewaannya.

"Tapi jujur saja? Memang hebat; Kamu..."

Zaryusu datang untuk menyelamatkan kakaknya yang terdiam.

"Maksudmu ladang pengembangbiakan?"

"Benar, benar, itu maksudku. Di masa lalu suku, kita tidak pernah memiliki individu yang akan melakukan hal seperti itu, semakin banyak orang yang iri dengan penampilan ikanmu dan meniru caramu."

"Itu semua berkat kakak. Aku tahu kakak telah mengatakan banyak hal tentangku kepada setiap orang."

"Adik, bicara kepada banyak orang tentang kenyataan tidak seberapa. Hal semacam itu hanyalah sebuah anekdot. Jika bukan karena kerja kerasmu dalam merawat ikan seenak itu dari ladang peternakan, ucapan itu tidak akan ada gunanya."

Ladang peternakan pertama terus-terusan gagal. Ini memang sudah diduga, karena mereka membangun hanya berdasarkan kesan dari pembicaraan selama perjalanan. Hanya membuat pagar saja menemui berbagai macam kendala. Setelah mencoba trial dan error selama satu tahun, meskipun danau ikan sudah dibuat, masih ada pekerjaan lebih banyak untuk dilakukan.

Ikan tidak bisa ditinggal begitu saja tanpa dirawat. Perlu mendapatkan makanan ikan.

Ikan di danau ikan berkali-kali mati ketika melakukan percobaan dengan berbagai macam makanan untuk mengetahui makanan apa yang terbaik. Ada banyak hal di sekeliling jaring yang dirusak oleh monster, membuat ikan-ikan itu bebas.

Ada beberapa yang mengkritiknya di belakang karena 'memperlakukan ikan yang ditangkap untuk makanan sebagai mainan'. Ada juga mereka yang mengatakan bahwa dia hanya orang bodoh. Namun, hasil dari kerja kerasnya membuahkan sesuatu.

Bayangan dari ikan yang besar-besar dan berenang terpantul pada permukaan danau. Dibandingkan dengan ukuran ikan yang diburu, mereka termasuk kategori yang besar, dan tak ada lizardmen yang akan percaya bahwa ikan-ikan ini adalah mereka yang dirawat dari lahir, selain kakak Zaryusu dan kakak iparnya.

"...Benar-benar menakjubkan, adik."

Melihat pemandangan yang sama, kakak Zaryusu mengatakan ini dengan suara rendah di waktu yang sama. Kalimatnya dipenuhi dengan emosi.

"Ini juga berkat kakak."

Adik yang menjawab juga menyampaikan emosi di nadanya.

"Huh, apa yang sudah kulakukan?"

Sebenarnya, si kakak - Shasuryu tidak melakukan apapun. Namun, itu hanya posisi resmi.

Ketika masa dimana kesehatan ikan menurun, para priest tiba-tiba muncul disini. Ketika mengumpulkan material untuk membangun sebuah pagar, akan banyak individu yang datang membantu. Ketika ikan yang ditangkap dipisahkan dan dibagi, ada ikan yang hidup. Ditambah lagi, ada juga buah-buahan yang dibawa kembali oleh para pemburu untuk digunakan sebagai makanan ikan.

Mereka yang datang untuk membantu itu menolak untuk membuka siapa yang menyuruh mereka. Namun, bahkan orang yang bodoh sekalipun akan menyadari siapa dalangnya, meskipun orang itu tetap tidak ingin membukan nama.

Karena tidak benar bagi seorang kepala suku untuk membantu traveler, yang keluar dari hirarki suku.

"kakak, tunggu mereka tumbuh sedikit lagi, maka aku akan memberikan beberapa ke tempatmu dulu."

"Hum. Aku akan sangat menantikannya."

Berputar, Shasuryu mengambil langkah menjauhi tempat tersebut, lalu berkata dengan lirih.

"Maafkan aku."

"..Apa yang kamu katakan, kakak. Kakak tidak melakukan hal yang salah."

Itu adalah kalimat yang mungkin atau tidak terdengar. Zaryusu hanya melihat tanpa bicara kepada punggung figur Shasuryu yang menjauh dari danau.

Setelah memastikan kondisi danau ikan dan kembali ke desa, Zaryusu merasakan perasaan aneh, dan melihat ke arah langit, namun tidak ada sesuatu yang luar biasa di atas sana. Seluruh langit masih biru, dengan lapisan tipis awan di pegunungan utara.

Itu adalah pemandangan yang biasanya.

Tidak ada yang berubah. Saat dia menyingkirkan salah duga, sebuah lapisan awan yang aneh muncul dari tengah langit.

Di waktu yang sama, awan hitam yang menghalangi sinar matahari tiba-tiba muncul di tengah-tengah desa. Itu adalah awan hujan yang tebal dan membuat bayangan di seluruh desa.

Semuanya terkejut dan melihat ke langit.

Druid telah berkata bahwa hanya akan ada langit yang cerah di sepanjang hari. Priest membuat prakiraan cuaca dengan menggunakan magic dan pengetahuan mereka yang bertahun-tahun yang terkumpul melalui pengalaman, oleh karena itu keakuratan prediksi mereka sangat tinggi. Jadi, apapun yang tidak diprediksi akan datang mengejutkan bagi semua orang.

Namun, wujud yang paling aneh adalah tidak ada awan hujam selain dari awan gelap yang menutupi desa. Sederhananya, seakan ada orang yang memanggil awan-awan itu dan meletakkannya di atas desa.

Selanjutnya wujud aneh lainnya mulai muncul.

Sementara awan berputar dengan desa sebagai titik tengahnya, awan-awan itu juga membesar dengan jarak yang tetap. Seakan langit yang berada di tengahnya diserang oleh momentum mengerikan dari awan gelap yang menandakan bahaya.

Warrior di seluruh desa berkumpul karena ada tanda bahaya. Anak-anak lepas dengan buru-buru masuk rumah mereka. Zaryusu membungkuk, memeriksa sekitar sambil meraih Frost Pain.

Awan gelap itu benar-benar menutupi desa, dan langit biru yang masih bisa dilihat di kejauhan. Seakan awan gelap itu menyasar desa ini.

Dari sini, keributan muncul di tengah desa. Angin-angin membawa suara vocal dari lizardmen.

Suara itu adalah sebuah peringatan bahaya, yang disuarakan karena ada musuh yang hebat dan menyarankan yang lainnya untuk evakuasi menurut situasinya.

Zaryusu yang mendengar suara ini langsung meluncur di tanah basah dengan kecepatan yang cepat bagi seorang lizardmen.

Lari. lari. teruslah berlari.

Bergerak di tanah basah adalah hal yang sulit, membutuhkan ekor untuk bertindak sebagai penyeimbang. Dengan kecepatan yang tidak bisa diraih oleh manusia -- meskipun kaki lizardmen lebih cocok untuk keadaan ini -- Zaryusu tiba di sumber bahaya.

Di tempat itu, Shasuryu dan para warrior suku membentuk formasi melingkar, menatap pusat desa.

Mengikuti garis tatapan mereka, Zaryusu juga menatap di tempat yang sama.

Mata semua orang tertuu kepada monster yang terlihat seperti dibuat dari kabut gelap.

Di dalam kabut gelap, wajah-wajah mengerikan dalam banyak jumlahnya muncul lalu menghilang. Meskipun wajah-wajah dari berbagai ras muncul, satu hal yang sama dari mereka adalah ekspresi kesakitan.

Terbawa oleh angin itu adalah suara sesenggukan, kebencian, ratapan kesakitan, dan nafas sekarang yang bersatu membentuk paduan suara.

Dengan punggung yang beku dari kebencian yang berkumpul, Zaryusu gemetar ketakutan.

..Tidak baik... kita seharusnya membiarkan orang-orang disini keluar, meninggalkan kakak dan aku untuk menghadapi ini, tapi jika itu masalahnya...

lizardmen di sekeliling adalah seluruh elit warrior suku, tapi musuh adalah salah satu yang sangat ditakuti oleh Zaryusu; undead yang kuat. Di dalam situasi ini, hanya ada dua orang yang bisa memberikan perlawanan yaitu Zaryusu dan kakaknya. Meskipun yang lebih penting lagi, Zaryusu tahu bahwa undead ini memiliki kemampuan spesial.

Mengalihkan sedikit perhatiannya, dia tahu bahwa mayoritas lizardmen yang hadir mengambil nafas pendek dan tajam, seakan mereka ketakutan seperti anak-anak -- meskipun semuanya adalah kelas warrior.

Monster yang berdiri di pusat desa tidak membuat gerakan.

Setelah beberapa waktu terlewat, sambil mempertahankan suasana tegang dan waspada bahwa hanya sedikit gangguan akan memicu eskalasi keadaan menjadi pertempuran sengit, warrior itu pelan-pelan memperpendek jarak. Mereka menahan stres mental dan bergerak.

Dengan menggunakan penglihatannya untuk memastikan Shasuryu telah menghunus pedangnya, Zaryusu juga diam-diam mengambil mempersiapkan senjatanya. Jika ini akan menjadi pertarungan, dia bermaksud untuk mengirimkan serangan tiba-tiba yang lebih cepat dari siapapun.

Perlu memberitahu kemampuan spesial dari orang itu kepada yang lainnya, oleh karena itu, aku tidak bisa bertindak gegabah.

Tekanan di udara semakin tebal. Tiba-tiba, suara kebencian itu berhenti.

Suara yang dikeluarkan oleh monster itu tercampur, membentuk sebuah suara yang berbeda dari sumpah serapan sebelumnya. Sekarang memiliki arti yang jelas:

"Dengar baik-baik. Aku adalah penyampai pesan dari Yang Mulia dan datang kemari untuk mengumumkan titahnya..."

Semuanya saling melihat satu sama lain. Hanya Zaryusu dan Shasuryu tidak melepaskan tatapannya.

"Hadapilah hukuman matimu, Yang Mulia telah mengirimkan bala tentaranya untuk menghabisi kalian. Dengan kelonggaran yang diberikan olehnya, dia telah mengabulkan kalian makhluk mortal waktu untuk mempersiapkan perlawanan. Delapan hari dari sekarang, suku lizardmen di danau ini akan menjadi pengorbanan kedua."

Zaryusu meringis, menunjukkan gigi-gigi yang tajam dan mengeluarkan suara intimidasi.

"Lawanlah dengan keras kepala, makhluk mortal. Biarkan Yang Mulai menikmati kematianmu."

Seperti asap yang terus berubah bntuk, monster itu juga pelan-pelan berubah bentuk dan mengambang di langit.

"Jangan lupa. Delapan Hari."

Seakan tidak ada rintangan, dia terbang di langit menuju hutan, dengan kepergian figur punggungnya yang disaksikan oleh banyak lizardmen. Zaryusu dan Shasuryu diam-diam melihat ke langit jauh.


10 komentar:

uhiuhuifhui mengatakan...

gambarnya knp jd ke ras argorian di syrim?._.

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol 4 bab 1 bag. 2

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol 4 bab 1 bag. 1

Unknown mengatakan...

Thx gan transletenya 🙇

Curimcuk mengatakan...

Gan ada pdf ny ga?

Freedator mengatakan...

Waduh jdi nostalgia skyrim

Lalalisa mengatakan...

Wkwk skyrim

Unknown mengatakan...

Sekilas gw liat bacaan lizardmen
jadi ikemen

Unknown mengatakan...

Illustration nya dari karakter Skyrim haha

Kuhaku mengatakan...

Disaat Mc lain jadi pahlawan yg menghentikan invasi dari monster lain,,di overlord si MC lah yang melakukan invansi sebagai monster