Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

14 Januari, 2016

Overlord - Vol 2 - Chapter 3 Part 1

The Virtuous King of the Forest - Raja Hutan yang bijaksana

Part 1


Overlord Light Novel
Clementine kembali ke markas kuil rahasianya di bawah kuburan E-Rantel. Dia jelas-jelas terlihat sangat marah.
Langkahnya terburu-buru, alisnya mengerut dan mulutnya melengkung. Tubuhnya yang bagus menjadi jelek tak karuan.

Sifatnya mungkin lebih buruk dari itu.

Kajit bergumam dalam hatinya, memerintahkan zombi-zombi yang baru diciptakannya ke area penampungan undead.

"Oh~? Zombi-zombi baru? Itu sudah lebih dari 150, Mutiara kematian memang istimewa."

Dengan menggunakan mantra pembuatan undead tingkat 3 [Create Undead], jumlah undead yang bisa dikontrol tergantung dari kemampuan dari Magic Casternya. Semakin kuat undead, semakin kecil jumlah yang bisa dikontrol. Tapi untuk undead kelas bawah seperti zombi, Kajit yang luar biasa ahli dalam pengendalian undead bisa memerintahkan mereka lebih dari seratus. Sedangkan mengapa Kajit bisa melakukan ini, itu semua berkat item yang dia miliki -- Mutiara kematian.

"Masalahnya adalah kamu terlalu senang bermain-main."


"Maaf~"
Clementine yang membungkuk tidak ada tanda penyesalan di wajahnya.

"Tapi~ mereka yang mati dengan mudah bukanlah salahku~ Mereka bahkan tidak bisa menerimanya lebih dari itu"

"...Caramu menghajar mereka, siapapun juga bisa mati dengan mudah..."

"Para petualang tidak mati dengan mudah~"

"Mereka hanyalah manusia biasa..Mereka akan mati karena mereka bukan petualang.. Clementine, apakah mengatakan hal yang sudah jelas terlihat untuk membuang waktu adalah salah satu hobimu?"

"Baiklah, baiklah~ Maaf~ Aku takkan melakukannya lagi, maafkan aku!"

Kajit mengeluarkan bunyi klik dengan lidahnya:
"Aku tidak percaya padamu, untuk sekarang hentikan penculikan."

--

"Ya~"
Responnya yang biasa membuat Kajit mengerutkan dahi. Tapi karena mengatakan apapun lagi tak ada gunanya, dia berhenti menasehatinya. Dia menunjukkan perasaan tidak senangnya yang kuat dengan kernyitan dahi, yang mana diabaikan seperti biasa.

"Tapi~ Aku bosan~ Ngomong-ngomong, kemana dia pergi?"

"Dia belum kembali?"

"Belum, aku pulang dengan tangan kosong lagi~ sekarang adalah peluang yang bagus, bagiamana kalau menculik neneknya~?"

"Jangan terburu-buru. Jangan meremehkan si nenek, dia bisa menggunakan mantra tingkat 3 dan terkenal di kota ini. Akan jadi masalah jika kita menganggapnya enteng."

"Eh~ Tapi~"
Kajit merogoh jubahnya dan mengambil permata hitam:
"..Clementine, untuk merubah kota ini menjadi dunia kematian, aku telah menghabiskan bertahun-tahun membuat persiapan. Aku tidak ingin permainan konyolmu membuat rencanaku berantakan. Jika kamu terus-terusan membuat masalah... Aku akan membunuhmu, mengerti?"

"..Itu disebut dengan Spiral of Death, ya khan?"

"Benar sekali, ritual yang dilakukan oleh tuan kita."
Di tempat di mana undead berkumpul, sangat mungkin membuat undead yang lebih kuat. Jika undead yang kuat berkumpul, mungkin saja untuk membuat undead yang bahkan lebih kuat. Ritual magic yang mengeksploitasi properti yang seperti spiral, yang tanpa henti membiarkan kita membuat undead yang bahkan lebih kuat dan mampu menghancurkan seluruh kota, dikenal dengan [Spiral of Death] (Spiral kematian).

Di masa lalu, ritual jahat ini mengubah sebuah kota menjadi dunia dimana undead berkeliaran. Tujuan Kajit adalah mengubah E-Rantel menjadi kota undead kedua, mengambil kekuatan kematian di kota ini dan merubah dirinya menjadi undead.

Dia telah bekerja sangat keras dan mempersiapkannya untuk meraih tujuan ini; dia tidak akan membiarkan wanita yang muncul di hadapannya beberapa hari yang lalu untuk membuat rencananya keluar dari jalan.

"Kamu mengerti?"
Kajit tahu maksud dari pipi Clementine yang menggembung dan merasakan ekspresi kejinya. Dalam sekejap, nafsu membunuh Clementine meledak seperti hembusan angin. Dia memperpendek jarak, menyerang dengan kecepatan yang menakjubkan. Pedang pendeknya yang tajam bersinar saat akan menusuk tenggorokan Kajit..

Senjata yang digunakan oleh Clementine adalah senjata penusuk yang dikenal dengan Stiletto. Senjata penusuk terbatas pada cara mereka menyerang dan susah untuk dipegang. Tapi Clementine menyukai senjata tipe seperti ini, jadi dia melatih ototnya, memilih perlengkapannya dan belajar tekniknya. Seluruh persiapan ini untuk membunuh targetnya dalam satu kali serangan.

Setelah mengembangkan skill ini, Clementine selamat dari pertempuran tak terhitung jumlahnya melawan manusia dan monster, dan mencapai titik dimana akan sulit untuk dihindari oleh orang biasa.

Innate Talent clementine sangat potensial, jadi wajar jika dia bisa mencapai titik seperti itu setelah menghabiskan kebanyakan hidupnya mempelajari skill ini.

Tapi targetnya kali ini bukan orang yang hanya bisa menggertak pula.
Harga diri Zuranon, Kajit dari dua belas murid takkan mati hanya karena itu.

--Ujung yang tak bisa dihindari dari belati tajam itu ditahan oleh dinding putih yang muncul dari tanah. Itu adalah cakar yang terbuat dari tulang belulang manusia yang tak terhitung jumlahnya, cakar dari kadal.
Cakar itu bergerak dan membuat retak tanah di sekitarnya. Obyek yang besar ini kelihatannya dikendalikan oleh kemauan Kajit.

Dia merasakan kehadiran dari undead yang kuat di kakinya. Merasa sangat puas, Kajit menatap Clementine dengan tajam:
"Serangan yang tidak berarti. Bahaya yang bisa kamu timbulkan adalah cukup mengalihkan konsentrasiku agar kehilangan kendali terhadap undead untuk sesaat."

"Eh~ Maaf tentang itu~ tapi aku tidak menggunakan kekuatan penuhku. Kamu harus menggunakan seluruh kekuatanmu untuk menahan serangan itu ya khan?"

"Jangan mengatakan omong kosong Clementine. Kamu bukan seseorang yang akan menahan diri."

"Wah~ kamu tahu apa yang kupikirkan? Yeah, jika kamu tidak menahannya, bahumu akan tertusuk. Tapi aku tidak berencana membunuhmu~ Jujur."

Melihat wanita di depannya tersenyum, Kajit mengerutkan dahi.
"Dan aku masih bisa mengalahkan makhluk itu~ Mungkin dia memiliki peluang melawan Magic Caster, tapi sebagai warrior aku seharusnya lebih dari cukup, ya khan? Hanya saja aku tidak mahir dengan senjata tumpul~"

"...Kamu mungkin kuat melawan makhluk hidup dengan teknik satu kali bunuh milikmu, tapi bagaimana kamu menghadapi undead yang tidak memiliki titik vital? Apakah kamu pikir ini adalah kartu as ku?"

"Hmmmm~...Kamu benar~"
Clementine menatap lorong disana, kelihatannya dia merasakan undead yang dikendalikan oleh Kajit sedang menunggu di dalam.
"Aku bisa menghadapi beberapa dari mereka... Tapi dalam keadaan seperti ini akan berubah menjadi perang stamina dan aku mungkin akan kalah~ Maaf Kajit-chan."
Clementine menggerakkan senjata yang dia pegang di punggung tangannya ke bawah jubah miliknya dan bumi berhenti bergetar.

"Tapi~ seperti yang kuduga dari pengendalian undead yang diperkuat~ itu benar-benar menakjubkan!"
Clementine berputar dan menjauh setelah mengatakan itu:
"Oh ya. aku takkan menyentuh nenek itu sampai akhir. Aku takkan menusuk orang lagi, itu seharusnya boleh, ya kan?"

"...Ya."
Kajit takkan pernah mengendurkan kekuatan di tangannya sebelum Clementine pergi. Meskipun wujudnya sudah hilang dari pintu keluar kuil bahwa tanah.

"Wanita gila."
Dengan kalimat ini, Kajit menyelesaikan percakapan mereka.
Dia memang tidak memiliki celah, tapi tidak pada Clementine.
"Kekuatan yang menakjubkan... tidak, karena kekuatannya yang menakjubkanlah yang membuat sifatnya sangat kacau"
Clementine memang kuat, bahkan diantara dua belas anggota peringkat tertinggi dari organisasi rahasia, hanya tiga yang bisa mengalahkannya. Sayang sekali, Kajit tidak terhitung diantara mereka. meskipun jika dia menggunakan item khusus, dia hanya akan memiliki peluang sebesar 30% untuk menang.
"Mantan Black Scripture yang memiliki kedudukan kesembilan, huh... seorang psikopat dengan kekuatan seorang pahlawan yang tidak boleh dianggap remeh."


"Jadi peristiwa seperti itu telah terjadi."
Nfirea menghela nafas dalam-dalam dan bergumam.
Nfirea tahu orang tua Enri pula. Mereka adalah orang tua ideal. Dia iri kepada dua anak gadis yang mereka manjakan.
Nfirea menjadi anak yatim piatu sejak kecil dan hanya memiliki ingatan samar akan orang tuanya. Ketika orang tua yang hebat disebutkan, Nfirea akan terpikirkan oleh orang tua Enri.

Dia merasakan kemarahan terhadap "Imperial Knight palsu" yang telah merenggut nyawa orang tua Enri. Dia merasa mereka layak mendapatkannya ketika dia mendengar knight-knight itu telah terbunuh. Dia sangat marah kepada petinggi-petinggi E-Rantel yang tidak bersedia memberangkatkan prajuritnya.
Tapi yang seharusnya paling marah dan sedih, Enri. Menyingkirkan perasaannya dahulu, yang mana terasa aneh.
Dia melihat saat Enri mengingat masa lalu, tidak yakin jika dia seharusnya menghiburnya atau tidak, dia mengusap air matanya dan tersenyum:
"Aku masih memiliki adik, jadi aku tidak bisa terus-terusan depresi seperti ini."

Nfirea yang akan berdiri, kembali duduk. Dia merasa menyesal kehilangan kesempatan untuk menghiburnya, tapi dia juga berpikir bahwa dirinya memang tidak berguna.

Tapi-- Perasaannya yang ingin melindungi tetap sama. Setelah ragu-ragu, Nfirea menguatkan tekadnya. Selain dari dirinya, dia tidak akan membiarkan orang lain duduk disamping Enri. Meskipun jika orang itu cukup kuat untuk melindungi Enri.

Memang sedikit terburu-buru, tapi Nfirea tidak ingin kehilangan Enri, jadi dia memutuskan untuk mengutarakan perasaannya yang ada sejak pertama kali dia pernah datang ke desa ini ketika masih kecil.

"Kalau begitu--"
Dia tidak bisa bicara, tenggorokannya terlihat kaku seperti di lem. katakan, katakan. Dia ingin mengatakannya, tapi kalimatnya seperti tersangkut di tenggorokan dan tidak mau keluar.

Baik Enri dan Nfirea telah berada di usia pernikahan, dan uang yang dimiliki Nfirea sebagai seorang farmasist sudah cukup untuk merawat Enri dan adiknya.

Bahkan tidak apa jika mereka memiliki anak...

Pemandangan dari gedung keluarganya sendiri muncul di otaknya-- tapi dia menghentikan imajinasinya yang sudahdiluar kendali. Mengetahui Enri sedang melihatnya dengan ekspresi yang kebingungan, Nfirea menjadi semakin gugup.
Mulutnya terbuka dan tertutup.
Aku menyukaimu.
Aku menyukaimu.
Tapi dia tidak bisa mengucapkan dua kata ini. Karena dia terlalu takut mendengar penolakannya.
Dia seharusnya mengatakan sesuatu yang bisa memperpendek jarak mereka.
Kota itu lebih aman, ingin hidup bersama? Aku akan merawat adikmu juga. Jika kamu ingin bekerja, kamu bisa membantu nenek di toko.
Jika kamu merasa tidak nyaman di kota, Aku akan melakukan sebisaku untuk menolongmu.

Hanya dengan mengatakan ini sudah cukup. Kesempatan untuk ditolak akan lebih rendah daripada menyatakan cintanya.
"Enri!"
"A-Apa? Nfirea."
Enri terkejut atas teriakan yang tiba-tiba dan Nfirea mulai menyatakannya:

"--Jika..Jika kamu ada masalah tolong katakan padaku. Aku akan melakukan sebisaku untuk membantumu!"

"Terima kasih!...Nfirea adalah teman yang baik, lebih baik dari yang layak kudapatkan!"

"Ah, ah, ermm... Tidak, jangan menyebutkannya, kita sudah kenal sejak lama."
Tidak mampu mengatakan hal lain kepada Enri yang tersenyum, Nfirea menyesali dirinya yang tidak berguna. Di waktu yang sama, dia merasa bahwa Enri benar-benar manis dan ngobrol tentang masa kecil mereka sesaat.
ketika topiknya sampai pada akhir, Nfirea bertanya:
"Ngomong-ngomong, ada apa dengan goblin ini?"

Goblin-goblin ini memanggil Enri sebagai 'anego' (Kakak besar). Dan tidak seperti goblin-goblin yang dia lihat di jalan, masing-masing dari mereka terlihat seperti warrior veteran. Bukan hanya itu, melihat jejak Magic Caster di desa ini adalah hal yang lebih mengejutkan. Dia penasaran bagaimana Enri, yang adalah gadis desa, mengenal kelompok goblin-goblin itu dan apa hubungan mereka yang sebenarnya.

Enri menjawab dengan sederhana:
"Aku menggunakan item yang ditinggalkan oleh penyelamat desa ini, Ainz Ooal Gown, dan mereka muncul. Mereka akan mematuhi perintahku."

"Ternyata begitu..."
Mata Enri berkilauan seperti bintang, yang membuat Nfirea merasa rendah saat dia membalas dengan biasa.
Ainz Ooal Gown.
Enri menyebutkan nama itu berulang kali.
Ketika desa Carne diserang oleh orang-orang yang menyamar sebagai Knight dari Empire. seorang magic caster misterius yang kebetulan lewat, menyelamatkan desa dengan kekuatannya yang menakjubkan dan membawa kedamaian di desa. Dia adalah pahlawan yang menyelamatkan Enri, seseorang seperti Nfirea seharusnya berterima kasih.

Tapi ekspresi Enri membuatnya sulit untuk mengucapkan terima kasih.
Ini adalah reaksi yang alami ketika Enri menyebutkan penyelamatnya, tapi perasaan iri masih menggantung di hatinya. Sifat alami pria adalah saling belomba, jadi dia merasa iri karena Enri tidak menunjukkan hal itu pada dirinya. Dia terjebak dalam pikiran yang keruh ini dan perasaan yang jelek.

Saat dia merasa menyedihkan, Nfirea mencoba untuk mendorong emosi ini keluar dari otaknya dan berpikir tentang item yang disebutkan oleh Enri. Ini digunakan untuk memanggil goblin, dikenal dengan [Horn of the Goblin General].
Magic Caster hebat yang menyelamatkan desa tentu saja mengatakan kepada Enri sesuatu tentang terompet ini, tapi karena dulu otaknya sedang bingung, dia tidak bisa mengingat semuanya dengan jelas.
Nfirea mengira itu aneh.
Dia mungkin tidak tahu item apa ini, tapi dia seharusnya tidak lupa tentang hal itu. karena ini adalah item dengan efek khusus, kamu takkan lupa tentang itu setelah mendengarnya sekali.
Ada banyak item yang bisa digunakan untuk summoning, dan ada mantra summoning pula. Tapi makhluk yang disummon akan langsung menghilang setelah waktu tertentu sudah lewat.

Monster yang dipanggil bukanlah monster yang bisa dikendalikan dalam waktu lama. Jika item itu bisa melakukan ini, sejarah magic hingga titik ini mungkin akan berubah.
Betapa berharganya item seperti ini jadinya? Enri kelihatannya tidak tahu nilai item itu, tapi jika dia menjualnya dia akan bisa menikmati seluruh hidupnya.

Enri menggunakan item langka ini karena dia tidak ingin desanya terluka lagi. Nfirea berpikir cara berpikir seperti ini adalah Enri, yang mana mengapa goblin-goblin itu dipanggil untuk melindungi desa. Bukan hanya itu, tapi dia mendengar bahkan mereka mengajari penduduk bagaimana menggunakan busur, mengajari mereka cara melindungi diri mereka. Begitulah bagaimana desa ini mendapatkan penduduk baru mereka yang aneh.

Sebagian alasan mengapa desa ini menerima goblin adalah karena mereka diserang oleh knight, yang merupakan sesama manusia. Mereka tidak lagi bisa percaya kepada manusia lain seperti dulu, dan di waktu yang sama lebih mudah bagi mereka untuk menerima bantuan goblin.

Alasan utama adalah karena item itu adalah pemberian dari Magic Caster yang menolong desa.
"Orang itu menyebut dirinya Ainz Ooal Gown, ya kan? Orang seperti apa dia? Aku ingin mengucapkan terima kasih."
Nfirea tidak tahu siapa Ainz Ooal Gown itu. Enri bilang dia tidak tahu bagaimana wajahnya dibalik topeng, jadi meskipun dia adalah orang yang dikenal Nfirea, mereka takkan bisa menyadari. Tapi siapapun yang memberikan item berharga seperti itu pasti adalah orang hebat. Nfirea takkan pernah lupa jika dia pernah melihatnya sebelum ini. Setelah mengatakan kepada Enri apa yang dia pikirkan, Enri terlihat kecewa.

"Ternyata begitu, aku kira Nfirea tahu siapa dia.."
Reaksi Enri membuat jantung Nfirea berdegup kencang dan punggungnya mulai berkeringat. "Tampangnya nanti dulu, melihat kekuatannya, kemungkinan dia terkenal sangat tinggi." Kalimat yang dia dengar tadi malam muncul di otaknya dan nafasnya naik turun tidak karuan.

Menenangkan perasaannya yang tidak karuan, Nfirea bertanya:
"En, Enri, ada apa? Mengapa kamu ingin bertemu dengan Ainz ini?"

"Huh? Aku ingin berterima kasih dengan benar. Penduduk mengusulkan untuk membangun patung perunggu kecil untuk mengingat dia yang telah menyelamatkan nyawa kami, aku juga harus berterima kasih..."

Merasakan bahwa perasaan cinta, yang Nfirea takuti, tidak ada, Nfirea menghela nafas lega, mengendurkan tekanan bahunya:
"Oh begitu, erm.. phew. Benar juga, kita harus berterima kasih. Jika ada yang spesial darinya, kita bisa mengerucutkan pencarian...Oh ya, apakah kamu tahu magic yang dia pakai?"

"Ah, magic. itu sangat hebat. Dengan suara keras 'bang' dari petir, knight itu terjatuh."

"Petir.. Apakah kamu mendengarnya mengatakan kalimat petir?"
Enri menatap langit dan mengangguk dengan berat.
"Ya!...Aku mendengarnya mengatakan seperti itu."
Tapi lebih panjang... Mendengar gumaman Enri, Nfirea menganggap bahwa gumamannya mungkin kalimat yang harus dikatakan sebelum mengaktifkan mantra.

"Itu... adalah mantra tingkat 3."

"...Mantra tingkat 3.. apakah itu hebat?"

"Itu benar-benar hebat! Aku hanya bisa menggunakan magic tingkat 2, tingkat 3 adalah tingkat tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia biasa. Untuk tingkat yang lebih tinggi, itu adalah dunia dimana mereka yang memiliki innate talent."

"Tuan Gown memang menakjubkan!"

Enri kagum dan mengangguk, tapi Nfirea tidak mengira batas dari Magic Caster ini adalah mantra tingkat 3. Dia bisa memberikan item itu begitu saja, jadi dia mungkin mampu menggunakan magic tingkat 5 yang berada di dunia pahlawan.
Mengapa orang sehebat itu datang ke desa ini?
Nfirea yang bingung memiringkan kepalanya, tapi keraguan di benaknya menghilang ketika dia mendengar kalima Enri berikutnya.

"Bukan hanya itu, dia juga memberiku potion merah--"
Cerita yang dia dengar memang sepatah-patah dari kejadian seluruhnya, yang mengingatkan Nfirea pada percakapan yang dia dengar beberapa waktu yang lalu.

"Aku akan membayarmu untuk masalahmu, bisakah kamu memberikan ciri-ciri dari orang yang memberimu potion ini?"

Warrior yang bernama Brita tidak senang dengan permintaan Lizzie:
"Apa yang ingin kamu rencanakan dengan bertanya seperti itu?"

"Tentu saja, itu adalah petunjuk bagiku untuk bertemu dengannya. Menemukan pria misterius yang memakai armor full body. Jika aku dekat dengannya, dia mungkin akan mengatakan kepadaku darimana dia mendapatkan potion ini, ya kan? dia mungkin akan mengatakannya secara tidak sengaja. Jika dia seorang petualang, aku berencana untuk mempekerjakannya. Bagaimana pendapatmu, Nfirea?"

Ini adalah alasan Nfirea meminta Momon atas namanya.
Dia ingin mencari tahu informasi tentang potion dengan memperdalam hubungan pertemanan mereka.
Di sisi lain dari itu, selama proses menuju hutan untuk mencari tanaman obat, Momon mungkin tidak sengaja membocorkan informasi lainnya.

Nfirea bekerja keras untuk menyembunyikan kegembiraannya, bertanya kepada Enri dengan hati-hati dan dengan suara yang tenang seperti sebelumnya.

"Oh, potion macam apa itu?"

"Eh?"

"Kamu tahu kalau aku seorang farmasist, aku tertarik dengan potion ini."

"Ah, benar juga! Hal semacam ini adalah pekerjaanmu."
Enri mengatakan kepada Nfirea semuanya bagaimana Magic Caster itu memberinya potion. Enri menyebutkan tindakan menakjubkan dari Ainz Ooal Gown sambil melakukannya, yang mana membuat Nfirea sekarang iri. Tapi sekarang ini otaknya penuh dengan hal lain.
Setelah mengumpulkan seluruh informasi dan membuka beberapa lapis topeng, identitas yang tersembunyi akhirnya terbuka.
Potion di E-Rantel dan Potion yang diminum Enri mungkin adalah sama. Dan orang-orang yang muncul di kedua tempat itu adala dua orang pengelana dari Magic Caster dan Warrior memakai armor hitam.

--

Hanya ada satu jawaban, tapi ada dua kandidat dari mereka yang mengklaim sebagai Ainz Ooal Gown. Dia kelihatannya adalah pria seperti yang dideskripsikan Enri, tapi untuk amannya, Nfirea bertanya untuk mengkonfirmasikannya:
"...Orang yang bernama Ainz Ooal Gown, apakah dia seorang.... wanita"

Hmmm? Tidak? Aku tidak melihat wajahnya, tapi suaranya terlihat seperti pria."
Bukti ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa pihak lain pastinya adalah pria, jangan-jangan ada mantra dan item yang bisa merubah suara seseorang. Tapi rasanya salah menyamakan Nabel dengan Ainz Ooal Gown. Nabel yang dingin dan kikuk dibandingkan dengan Ainz yang suka menolong, tenang dan cerdas, mereka terlalu berbeda. Terlalu jauh baginya untuk menyambungkan mereka sama-sama--

"Yang memakai armor hitam kelihatannya dipanggil Albedo."

"Oh begitu..."
Dia teringat jika Nabel menyebutkan nama itu.
Kucingnya sudah keluar dari tas (Jawabannya sudah ada).
Ainz Ooal Gown adalah -- Momon.
Ini menunjukkan kenyataan yang menakjubkan.
Magic Caster yang menolong desa dan juga warrior yang hebat. Ada juga warrior yang dilatih dalam magic, tapi keseimbangannya akan cenderung menuju salah satu kemampuannya. Sama juga dengan Magic Caster. Jika Magic Caster berdasarkan Mana mengenakan armor berat, mereka tidak akan bisa mengucapkan mantra-mantra.
Seorang Magic Caster tingkat 3 dan petualang berpedang sekelas adamantite. Keberadaan yang tidak masuk diakal. Jika memang benar ada orang seperti itu, dia pasti adalah pahlawan diantara para pahlawan.
Tapi jika itu masalahnya, mengapa dia menanyakan banyak pertanyaan selama mereka bepergian? Penjelasan yang paling logis adalah dia seorang Magic Caster yang mempelajari teknik yang tak diketahui di negara asing, jadi dia tidak tahu hal ini. Jika itu masalahnya, wajar saja baginya memiliki potion asing yang tidak diketahui oleh Nfirea.

Nfirea mendapatkan informasi berharga dan nafasnya naik turun tidak karuan; dia tidak bisa menghentikannya meskipun dia tahu Enri sedang melihatnya bersikap aneh.

Perasaan yang rumit muncul di hatinya di waktu yang sama.
Dibandingkan Ainz, yang menyelamatkan Enri dan memberinya potion, dia tercela dan menjijikkan mendekat kepadanya untuk mempelajari rahasia dari pembuatan potion itu.
Enri seharusnya lebih memilih orang semacam itu.
Dia tidak bisa menahan diri menghela nafas ketika memikirkannya.

"Apakah kamu baik-baik saja? Kelihatannya kamu tidak enak badan."

"Erm, ya, aku baik-baik saja, hanya sedang memikirkan sesuatu..."

Jika dia tahu bagaimana membuat potion, dia bisa menyelamatkan banyak orang dan membersihkan perasaan bersalahnya. Tapi kesempatan seperti itu bisa terjadi adalah hal yang sangat hampir tidak mungkin terjadi. Dia hanya ingin memperoleh metode baru untuk membuat potion sebagai seorang farmasist.

Dia bukan hanya seorang warrior yang kuat, tapi seorang Magic Caster yang menakjubkan pula. Seorang wanita cantik menemaninya, dia memiliki potion yang tidak diketahui dan memiliki rasa keadilan yang kuat untuk menyelamatkan desa dari bahaya. Nfirea membandingkan orang seperti itu dengan dirinya.
Nfirea merasa depresi memiliki jarak sejauh itu antara dirinya dan Momon -- bukan, Ainz Ooal Gown.

"Ada apa? Kamu terlihat aneh?"

"Ah, yeah. Bukan apa-apa."
Nfirea menahan helaan nafasnya dan tersenyum, tapi dia tidak percaya diri bisa tersenyum dengan wajar. Enri membuat ekspresi yang menunjukkan dia telah melihat senyum palsu Nfirea yang sebenarnya.
"...Apa yang harus kulakukan? Enri membenci orang yang menyembunyikan masalah memalukan dari mereka ya kan?"

"...Sebelum kita dipanggil oleh Tuhan, setiap orang memiliki sesuatu yang disimpan di hatinya. Terutama hal yang menyebabkan musibah ketika dikatakan. Tapi jika menyembunyikan rahasia ini menyebabkan kesialan pada orang lain, itu akan menjadi masalah lain... Aku tidak ingin membencimu karena ini, jadi tak perduli kejahatan apapun yang kamu lakukan, sebaiknya serahkan dirimu kepada pihak yang berwajib!"

"Tidak, aku tidak melakukan kejahatan apapun."

"Eh... Ya! Benar juga! Tidak mungkin Nfirea melakukan kejahatan! Aku percaya padamu!"
Melihat Enri yang memaksa tertawa, Nfirea mengendurkan kekuatan di bahunya.

"Ya, tapi aku masih harus berterima kasih padamu. Kamu membuat semuanya menjadi mudah. Aku akan bekerja keras hingga bisa sebaik dia."
Untuk bisa mengangkat wajahku tinggi-tinggi dan mengatakan bahwa aku mencintaimu, aku mencintaimu.

menjawab pernyataan dan tekad Nfirea sebelumnya, Enri yang bingung hanya mengangguk dan tersenyum ramah.

Overlord Light Novel

2 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.2 bab 3 bag. 1

Irene red velvet mengatakan...

Cerdas banget nifrea bisa tau momon itu ainz