Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

15 Juli, 2016

Overlord - Vol 9 - Chapter 3 Part 4

Another Battle - Pertempuran Lainnya

Part 4


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaDi atas dataran yang diwarnai oleh cahaya bulan yang cerah ada sebuah perkemahan. Masih diperdebatkan apakah itu benar-benar bisa dianggap sebagai sebuah perkemahan tanpa adanya tenda pagar kayu. Penjelasan yang akurat adalah ada sebuah pasukan di dalam dataran itu.

Kebanyakan dari mereka acak-acakan dan terbaring kelelahan.

Alasan mereka bisa tidur tanpa adanya alas apapun di musim dingin yang cukup bisa mengubah nafas menjadi kabut putih adalah karena semuanya benar-benar sangat kelelahan. Di tengah-tengah kelompok yang sedang roboh di tanah seperti boneka yang talinya sudah putus itu ada satu orang yang sedang berjalan-jalan.

Itu adalah Jenderal yang telah kalah dalam perang, Pangeran Barbro.

Apakah dia harus menganggap dirinya beruntung karena selamat, atau menganggap dirinya tidak beruntung karena bertemu pasukan seperti itu?

Pasukan goblin yang tiba-tiba muncul di desa Carne sangat kuat – tidak, sangat luar biasa. Pasukan Barbro dihancurkan begitu saja saat mereka melakukan kontak dan kekalahan sudah tak terelakkan lagi. Prajuritnya mati seakan mereka meleleh.


Jadi siapa goblin-goblin itu?

Barbro ingin tahu jawabannya.

Satu-satunya hal yang bisa terpikirkan adalah goblin-goblin itu sudah mendirikan kerajaan besar di dalam hutan Tob. Jika mereka bergerak ke selatan, itu adalah situasi yang bisa dimengerti. Para bangsawan yang berhasil kabur dengannya berpikir hal yang sama, dan mereka berbagi kesimpulan yang sama pula dengannya saat kabur.

Itu artinya dia tidak beruntung.

Itu artinya goblin-goblin itu adalah pasukan mereka yang paling elit.

Itu artinya kembali dengan informasi akan adanya goblin adalah peroleh yang beralasan sendiri.

“Dasar bodoh....”

Barbro mengepalkan tangannya.

Sebuah kekalahan adalah sebuah kekalahan. Dan goblin-goblin itu tidak diragukan lagi kuatnya. Siapapun yang bertarung melawan mereka akan mampu mengerti mengapa Barbro kalah.

Tapi bagi mereka yang bodoh, Barbro akan menjadi pangeran yang kalah dari goblin. Dia akan menjadi bahan tertawaan.

“Sialan! Sialan! Sialan!”

Perasaan frustasi mendidih di dalam hatinya. Ini adalah alasan mengapa dia tidak bisa pergi tidur meskipun dia sudah sama lelahnya seperti prajuritnya.

Setiap kali dia menutup mata, dia bisa mendengar suara-suara ejekan dan kebencian yang pastinya diarahkan kepadany ketika kembali ke kingdom.

Bagi Barbro, perang sudah usai. Tidak mungkin bisa pergi ke dataran Katze dan bergabung dalam pertempuran melawan Baharuth Empire sekarang.

Tiba-tiba saja – dia merasakan kehadiran seseorang. Bukan dari para prajurit yang sedang tidur, tapi dari arah sumber dia kabur.

Apakah itu adalah para pejalan kaki yang akhirnya bisa mengejar mereka, atau goblin yang mengejar?

Saat itu, Barbro mengarahkan berputar agar bisa melihat dengan hati-hati yang was-was, wajahnya mengkerut karena terkejut. Seakan figur itu menyadari Barbro yang sedang menatapnya, dia melambaikan tangan seakan menyapa dengan enteng.

“Bagaimana kabarmu~”

Bagaimana dia bisa muncul di tengah dataran ini tanpa disadari? Tidak terlalu jauh darinya – sekitar dua puluh meter jaraknya – ada seorang wanita dengan kecantikan absolut memiliki senyum yang setara dengan ekspresinya yang tulus. Jika ini adalah di tengah kota, dia tidak akan ragu untuk bermain mata dengannya, tapi ini adalah di tengah sebuah dataran. Bahkan tidak ada satupun desa yang terlihat.

Hal yang paling aneh adalah pakaiannya – yang terlihat mirip dengan pakaian pelayan.

Jika dia bersenjata, Barbro akan berpikir dia adalah seorang petualang, tapi ini tidak masuk akal sama sekali.

Seorang monster?

Pemikiran itu tiba-tiba saja mucul di dalam otaknya. Beberapa monster memiliki penampilan yang cantik. Peri-peri adalah contohnya, tapi pakaian pelayan tidak mungkin bisa dipahami.

“Hello, aku datang kemari untuk bermain~. Aku tidak sedang ada di waktu yang buruk, ya kan?”

Itu adalah sebuah pertanyaan yang jelas-jelas meremehkannya.

“Siapa kamu?”

Barbro bertanya sambil meraih pedang di pinggangnya.

Itu adalah pertanyaan yang membosankan dan tidak kreatif, tapi dia serius. Identitas gadis itu masih diselimuti misteri, dia bahkan tidak bisa berpikir apa yang harus ditanyakan pertama kalinya.

“Mereka memanggilku Lupusregina. Aku adalah salah satu orang yang melayani Ainz-sama.”

Wanita misterius ini menyapanya dengan mengangkat tangannya lagi. Sesuatu yang dikatakan oleh wanita itu – Lupusregina – tenggelam ke dalam hatinya.

“A-Apa.”

Barbro terkejut, dia lupa membangungkna para prajurit yang ada di sekelilingnya.

“Tidak, tidak, itu tidak usah dipikirkan... kamu benar-benar sudah melalui banyak hal. Tapi apakah kamu tahu, kurasa memang agak curang. Maksudku menggunakan pasukan goblin memang terlalu pengecut. Bahkan aku terkejut ketika melihat manusia itu, Enri, dari belakang dan melengking kaget. Siapa yang bisa menduga banyak sekali goblin yang keluar... hehehe.”

Lupusregina mengeluarkan suara yang mirip tawa.

Itu adalah pancingan yang jelas, tapi Barbro tidak sedang ingin meladeninya.

“jadi untuk apa kamu kemari!”

Dia bisa merasakan ada orang yang menyetir di belakangnya seakan bereaksi dengan teriakan itu.

Sebuah pancingan adalah sebuah pancingan, tapi tindakannya aneh seakan dia sedang berencana menyergap. Tidak perlu dia menunjukkan diri. Atau apakah ini adalah sebuah sikap pura-pura untuk menarik perhatiannya? Agar bisa menyerang dari belakang ketika perhatiannya teralihkan.

Tidak – dia berharga karena dia adalah pangeran pertama.

Rencana mereka mungkin adalah bernegosiasi dengannya  jika dia beruntung, atau menggunakannya sebagai sandera jika tidak.

Tapi tidak mungkin negosiasi akan berjalan baik untuk pihak Barbro. Dia kelihatannya akan menjadi seorang tawanan.

Barbro bisa merasakan takhta semakin jauh dan semaki jauh lagi darinya setiap detik.

Meskipun, yang bertanggung jawab sebenarnya adalah eselon yang lebih tinggi di dalam Kingdom, yang telah mengirimnya ke desa ini tanpa memberitahukan kepadanya bahwa ada goblin disana.

Jika dia menjadi seorang tawanan, dia akan memiliki ksempatan untuk bertemu dengan Ainz Ooal Gown. Tergantung situasinya, dia harus menyerahkan seperempat wilayahnya agar bisa ditukar dengan bantuan Ainz agar bisa membuat menjadi seorang raja.

Ini mungkin adalah hal terbaik yang bisa dia pikirkan untuk bisa keluar dari situasi yang paling buruk.

Barbro berpikir begitu.

“Tidak, tidak. Hanya ada satu alasan aku datang kemari.”

Lupusregina menyatakannya setelah menghirup nafas dalam-dalam.

“Aku kemari untuk membantai semua orang!”

Barbro berkedip beberapa kali sebelum berteriak.

“Apa?! Omong kosong macam apa itu! Apakah kamu tidak tahu siapa yang sedang kamu ajak bicara?! Aku adalah pangeran pertama dari Kingdom Re-Estize, Barbro Andrean Ield Ryle Vaiself!”

“Ha. Yah, kamu berkata begitu, tapi bukankah kamu tetap hanya manusia biasa? Apakah aku salah? Bagi kami. Itu adalah sama saja. Ah, aku juga sudah tahu kamu adalah pangeran.”

“Apakah itu... benar! Kamu benar-benar ingin membunuh setiap orang selain aku? Aku tidak bisa bilang itu adalah ide yang bagus. Meskipun kamu menjadikan aku tawanan, kamu akan memerlukan orang untuk mengirim beritanya kembali kepada sang raja, atau negosiasi akan menjadi semakin sulit nantinya.”

Lupusregina memiringkan kepalanya seakan dia mengatakan hal yang aneh.

“Tidak, tidak. Kamu ngomong apa? Aku akan bilang sekali lagi. Pem~ban~tai~an. Ini adalah pembantaian karena aku akan membunuh setiap orang dari kalian. Kelihatannya otakmu tidak terlalu berkembang? Ah~ mungkin kamu memang berharga dalam hal itu, tapi aku tidak terlalu tertarik menyimpanmu.”

“Apa lagi yang kamu katakan! Apakah kamu tidak menyadari aku adalah pangeran pertama! Beraninya kamu berpikir ingin membunuhku! Biasanya kamu menawan bangsawan sebagai sandera dan meminta tebusan kepada mereka! Atau apakah kamu menginginkan wilayah! Sebaiknya tetap membuatku hidup-hidup agar bisa digunakan untuk posisi yang lebih menguntungkan dalam negosiasi daripada membunuhku!”

“..Oh ya ampun, ini manusia benar-benar membingungkan.”

Lupusregina menunjukkan senyum tidak senang di wajahnya, lalu melanjutkannya dengan nada yang terdengar seakan dia ingin mencoba menjelaskan sesuatu yang kompleks kepada bayi.
“Kamu tidak dibutuhkan di dalam rencana yang paling besar, dari Ainz-sama. Itulah kenapa kamu akan mati. Apakah kamu mengerti sekarang?”
Barbro ternganga keheranan.

Dia tahu Lupusregina tidak mengatakannya hanya karena bercanda atau ancaman sederhana.

Dia menelan air liurnya secara tidak sadar.

“...Apakah kamu akan benar-benar? Benar-benar akan membunuhku...”

“Ah, itu adalah ekspresi yang bagus. Itu adalah ekspresi favoritku. Kamu menjadi semakin yang teratas di dalam peringkat favoritku.”

“Kalau begitu-“

Lupusregina berbicara kepada Barbro dengan ekspresi kosong. Barbro mencoba untuk tersenyum meskipun ekspresi di wajahnya kaku.

“Perintah dari AInz-sama adalah membantai kalian semua. Oleh karena itu, tak ada yang bisa pergi dari tempat ini hidup-hidup.”

Lupusregina tiba-tiba merubah ekspresinya dan berbicara dengan bercanda.

“Jadi, aku tadi sudah memikirkannya begini dan begitu. ‘Lawan mana yang akan paling menyenangkan?’ Jadi – aku bawakan lawan terbaik bagi kalian semua, yang sudah kewalahan dengan goblin itu.”

Lupusregina mengangkat tangannya dan bersikap ‘ta-da’. Tiba-tiba, bayangan berjumlah berlipat-lipat muncul dari bayangannya, memotong jalan dari ruang yang kosong.

“Ini adalah si topi merah yang aku panggil!”

Mereka berjumlah tiga puluh.

Mereka terlihat seperti goblin bertampang keji dan aneh yang mirip dengan yang dia lihat sebelumnya.

Mereka semua mengenakan topi yang lancip dan sepatuh baja. Di tangan mereka ada kapak yang kelihatannya seperti mengeluarkan cahaya biru di bawah sinar bulan.

“Serangan musuh! Apa yang kamu lakukan! Bangunlah! Bersiap! Musuh ada disini!”

Para prajurit yang bangun dari tidurnya karena teriakan Barbro melihat musuh di bawah sinar bulan yang hampir menyilaukan.

“...Level 43. Agak berlebihan sebenarnya, tapi tidak ada goblin dengan level yang lebih rendah lagi di dalam perpustakaan.”

Teriakanpun meledak.

Karena mereka adalah para prajurit yang baru saja mengalami pertempuran seperti neraka melawan prajurit goblin, mereka tidak sepenuh hati ingin melawan goblin lagi.

Mereka berlari dengan cara yang tidak teratur bahkan tanpa mencoba melawan.

“Jangan berlari! Lawan! Lawan! Berdiri dan lawan! Lindungi aku segera!”

Tidak ada satupun yang mendengarkan Barbro. Bahkan para bangsawan lari dengan kuda mereka.

“Ahhahahaha! Ini benar-benar masterpiece! Tidak kukira kalian bisa kabur begitu saja di dataran terbuka seperti ini! Ah~ ini terlalu lucu! Memang yang terbaik! Aku sangat menyukainya!”
Suara ejekan Lupusregina adalah suara yang sangat dikenal dengan baik oleh Barbro.

Hanya ada satu cara untuk selamat. Itu adalah dengan membunuh musuh.

“Kamu kira kamu bisa kabur jika mengendarai kuda... kurasa memang ada orang-orang bodoh yang berpikir demikian. Bisakah kalian potong kaki-kaki dari orang-orang bodoh itu untukku?”

Topi Merah berlarian, bersorak menyambut pembantaian yang akan terjadi.

Mereka seperti binatang buas.

Mereka meluncur masuk di antara orang-orang yang bertebaran dan mencoba lari.

Lalu.... sebuah teriakan bergema di udara.

Itu adalah salah bangsawan yang mencoba kabur dengan kuda.

Teriakan itu berlanjut.

“Yah, kurasa aku tidak akan terlalu lama menikmatinya karena sudah tidak banyak musuh yang tersisa. Tapi mau bagaimana lagi. Aku akan mencoba sebaik mungkin, dan menikmatinya sebanyak mungkin. Aku mungkin tidak memiliki kemampuan seperti Sol-chan, tapi aku akan tunjukkan padamu kalau aku tidak terlalu buruk juga.”

Lupusregina berjalan ke arah Barbro, yang sudah menghunus pedangnya. Dia melangkah dengan santai seakan dia datang untuk jalan-jalan.

Tapi senyum yang muncul seperti belahan di wajahnya yang cantik membuat Barbro bergidik.


Hanya setelah tiga puluh menit itu Barbro akhirnya bisa diperkenankan memeluk kematian yang manis.

18 komentar:

Yan mengatakan...

Lupusregina Beta <3

neclord mengatakan...

mantaf gan.. ditunggu lanjutannya..

Joy mengatakan...

Min cuma saran nih buat chapter 4 mending langsung 2 part sekalian baru di post, soalnya chapter itu penuh dengan kesadisan, biar yg baca makin merinding :D sankyuu

siap-siap ngeliat pembantaian Ainz wkwk :D

Unknown mengatakan...

Yah kok gk digambarin pembantaian nya,, huaaahhhahahahaha

Unknown mengatakan...

Njirr penasaran banget gw pembantaian nya gimana :v

Unknown mengatakan...

Apakah cuma w yg selalu baca kolom komentar abis baca cuma buat nyari sop iler yg mungkin muncul?

Brian Torao mengatakan...

sankyu overlord vol.9 bab 3 bag.4

Unknown mengatakan...

3 syarat ny ap?

Unknown mengatakan...

yah, padahal pinginnya tuh pangeran tetap hidup membawa teror :v Sayang banget :v

Lutfi Nabila mengatakan...

Makanya jangan nyerang desa crane hahahahaha :v

Learn to Trade mengatakan...

Njir. 30 menit di siksa sebelum di bunuh. Hahahahaha. Beruntung sekali pangeran idiot itu dapat kematian penuh maaf (versi Nazarick)

Unknown mengatakan...

3 syarat buat ngeluarin kekuatam utama general goblin thorn nya apa ????

Jo mengatakan...

lah sia2 si goblin strategis nyuruh ngelepasin pangeran wkokokok dimatiin juga kan

Leas mengatakan...

Imo
1.tidak pernah membunuh goblin
2.dalam keadaan terpaksa
3.memiliki class leader

D mengatakan...

Uoo... Kematian yg manis...
Njir!

Anonim mengatakan...

Kekuatannya yang sebenarnya, muncul hanya ketika tiga kondisi sudah dipenuhi, yaitu-

Cliffhanger dari vol 9 ch 3 part 2
Belum kelar -__-

Unknown mengatakan...

Awokawokawok

FANTASY mengatakan...

Pling tdak Barbro bruntung it bkam 30 menit dri Neuronis Painkill