Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

24 Februari, 2016

Overlord - Vol 5 - Chapter 1 Part 2

A Boy's Feeling - Perasaan seorang anak laki-laki

Part 2


Overlord Light Novel Bahasa IndonesiaHujan sedang turun, diikuti dengan suara berdengung yang membuat telinganya berisik.

Kingdom tidak membangun jalanannya dengan perhatian tertentu pada sistem drainasenya, terutama jika itu adalah lorong kecil. Hasilnya adalah seluruh jalanan bisa berubah menjadi danau yang besar.

Hujan yang turun di permukaan danau terpercik kemana-mana, angin yang membawa aroma air dan memercikkannya ke udara. Itu adalah sebuah bagian dari alasan mengapa seluruh kerajaan memancarkan suasana tenggelam di bawah permukaan air.

Di dalam dunia yang berwarna abu-abu karena semprotan air itu ada seorang anak laki-laki.

Dia hidup di rumah yang diabaikan. Tidak, bahkan menyebutnya hidup terlalu berlebihan. Pilar-pilar rumah tersebut terbuat dari kayu yang hanya setebal lengan pria dewasa. Kain buruk menggantikan atapnya dan satu-satunya dinding adalah kain buruk yang menutupi sisi-sisinya.

Di dalam hunian yang tidak ada bedanya dengan tidur di ruang terbuka ada seorang anak laki-laki dengan usia sekitar enam tahun. Seperti sampah yang dibuang sembarangan, tubuhnya melingkar seperti bola dan berbaring di atas kain tipis.


Kayu yang bertindak sebagai pilar, kain kumal tersebut bertindak sebagai atap dan dinding, mereka terlihat seperti markas rahasia yang dibangun oleh anak-anak.

Rumah ini tidak berbeda dari luar, manfaat satu-satunya adalah sebagai tempat bertedut dari hujan. Turunnya suhu yang tajam dari hujan yang tak ada hentinya menyelimuti bocah itu dengan kedinginan yang membuat badannya gemetar tidak karuan. Kehangatan nafasnya memastikan bahwa keberadaannya telah dirampok oleh suhu itu dan hilang di udara.

Sebelum bocah tersebut lari ke dalam rumah itu, hujan telah membasahi si bocah dan dia sekarang kehilangan panas di tubuhnya dengan cepat.

Tidak mungkin bisa menghentikan gemetar badannya.

Hawa dingin yeng menyusup ke dalam tubuhnya menenangkan lecet-lecet di tubuhnya karena pukulan. Mungkin hanya ini kegembiraan kecil dan satu-satunya dalam keadaan yang terburuk ini.

Anak laki-laki itu berbaring ke samping dan menatap lorong yang kosong, di dunia.

Suara satu-satunya yang bisa dia dengar adalah hujan dan nafasnya sendiri. Keheningan inilah yang membuatnya seakan-akan hanya dia di dunia tersebut.

Meskipun dia masih mudah, anak laki-laki itu itu bahwa dia mungkin akan mati.

Dia belum mencapai usia yang paham penuh akan kematian oleh karena itu dia tidak terlalu takut. Dia juga tidak merasa apakah ada yang layak yang bisa dia pertahankan dalam hidup. Satu-satunya alasan dia bertahan hidup sekarang karena dia tidak senang dengan luka, hampir seperti peralihan.

Meskipun sangat dingin, jika dia bisa mati tanpa kesakitan seperti ini, maka kematian tidaklah begitu buruk.

Saat tubuhnya yang basah kuyup semakin mati rasa, kesadarannya mulai hilang.

Dia seharusnya mencari tempat yang bisa melindunginya dari angin yang sedang bertiup. Tapi dia diserobot oleh sekelompok berandalan dan tempatnya saat ini adalah tempat yang terbaik yang bisa dia dapatkan dengan tubuh yang babak belur.

Dia memiliki kegembiraan kecil. Lalu apakah yang lainnya adalah kemalangan?

Mulutnya belum menyentuh makanan selama dua hari, tapi hal seperti itu adalah hal yang biasa jadi bukanlah kemalangan. Otang tuanya sudah pergi jadi dia tinggal sendirian tanpa ada yang merawatnya. Tapi memang sudah seperti itu sejak lama jadi itu bukanlah kemalangan. Bau yang tidak mengenakkan di sekelilingnya juga bukan kemalangan. Lagipula, itu berasal dari kain kumal jadi mau bagaimana lagi. Kehidupan yang tidak jauh dari dirinya dipenuhi dengan makanan busuk dan air yang buruk juga bukanlah kemalangan karena hanya itu yang dia tahu.

Lalu rumah kosong dimana dia bisa mendapatkan kenyamanan, rumah hasil membangun dengan kerja keras yang telah dirusak oleh seseorang karena bercanda, badannya yang babak belur dan terasa sakit karena pukulan dari para pemabuk, apakah itu semua adalah kemalangan?

Tidak.

Kemalangan bocah laki-laki itu sangat besar sehingga dia tidak bisa memilih yang mana.

Bahkan itu juga telah berakhir.

Kemalangan yang diabaikan oleh anak laki-laki itu akan berakhir disini.

Kematian datang kepada yang beruntung atau tidak.

Memang benar. Kematian adalah absolut.

Dia menutup matanya.

Bagi tubuhnya yang sudah tidak bisa lagi merasakan dingin, bahkan untuk tetap membuka mata adalah usaha yang berat.

Dia bisa mendengar suara yang kecil dan samar dari detak jantungnya sendiri di kegelapan. Di dunia dimana hanya suara yang bisa terdengar adalah hujan dan detak jantungnya sendiri, sebuah suara aneh bercampur disitu.

Suara itu seperti menghalangi hujan. Di dalam kesadaran yang semakin meredup, rasa penasaran seorang anak-anak mendorongnya untuk mengalirkan kekuatan kepada kelopak matanya.

Di dalam penglihatannya yang tipis seperti benang, ada sebuah pantulan.

Anak laki-laki itu membuka matanya lebar-lebar.

Cantik sekali.

Untuk sesaat, dia tidak mengerti apa yang dia lihat.

'Seperti sebuah permata, sebuah gumpalan emas'. Ekspresi semacam itu memang cocok. Tapi seseorang yang memenuhi rasa laparnya dengan separuh makanan basi dari sampah tidak bisa terpikirkan kalimat seperti itu.

Benar sekali.

Hanya ada satu pemikiran yang mengalir di otaknya.

Matahari.

Obyek yang paling indah di dunia ini dan di waktu yang sama, yang paling jauh dari yang bisa dia jangkau.

Dunia yang berwarna abu-abu karena hujan, awan hujan yang gelap yang menutupi langit. Mungkin merekalah yang harus bertanggung jawab. Matahari yang pergi karena tak siapapun disana yang melihatnya dan kembali, muncul di depan matanya.

Begitulah yang muncul di pikirannya.

Sebuah tangan terulur dan mengusap wajahnya. Dan-

Sampai sekarang, anak laki-laki itu bukanlah seorang manusia.

Tak ada yang pernah melihatnya demikian.

Tapi di hari itu, dia menjadi manusia --


Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 4:15


Terletak di area yang terdalam di ibukota Re-Estize kingdom ada istana Ro-Lente. Dinding-dindingnya mengelilingi tanah yang luas terbentang berukuran 1400 meter dengan cincin pelindung yang terdiri dari menara pengawas berbentuk silinder yang besar dengan jumlah dua belas.

Ruangan tersebut terletak di dalam salah satu dari dua belas menara ini.

Dengan seluruh lampu yang padam, seseorang berbaring di atas tempat tidur di ruangan itu. Dia berada di usia yang rapuh, perbatasan antara seorang anak laki-laki dan seorang pria dewasa.

Rambutnya yang pirang  dipotong pendek dan kulitnya yang kecoklatan menunjukkan kulit yang sehat.

Climb.

Tanpa nama belakang, dia adalah satu-satunya yang diberikan izin untuk berdiri pada jarak yang terdekat dengan seorang gadis yang disebut sebagai 'Golden Princess' (Putri Emas), seorang prajurit yang mengundang kecemburuan dari banyak orang.

Dia terbangun bahkan sebelum matahari terbit.

Saat dia sadar dari dunia kegelapan, otaknya langsung menjadi tajam dan fungsi tubuhnya hampir seluruhnya kembali. Tidur dengan baik dan bangun dengan tepat adalah salah satu hal yang sangat dibanggakan oleh Climb.

Mata Sanpaku miliknya terbuka lebar, menunjukkan semangat seperti baja yang tertanam di dalamnya.

TL Note : Mata Sanpaku adalah mata dimana terlihat mata putihnya di atas dan bawah dari selaput pelangi atau iris.

Climb menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya ke samping dan berdiri. Meskipun ini adalah musim panas, dinding-dinding batu yang mengelilinginya artinya bahwa malam masih dingin.

Dia menggosok matanya dan melihat jarinya yang basah.

"..Mimpi itu lagi."

Climb menggunakan lengan bajunya untuk mengusap air mata dari wajahnya.

Sebuah ingatan dari saat ketika dia masih anak-anak, hujan deras dua hari lalu pasti yang membuatnya teringat.

Air mata itu bukanlah air mata kesedihan.

Berapa kali dalam hidupnya seseorang akan bertemu dengan orang lain yang layak untuk dihormati? Seseorang yang rela kamu berikan nyawa untuk melayaninya... berapa banyak?

Gadis yang Climb temui di hari itu adalah orang seperti itu.

Ini adalah airmata kegembiraan, air mata bersyukur kepada keajaiban yang diciptakan dari pertemuan mereka.

Climb berdiri, wajahnya menunjukkan determinasi yang kuat dan energi masa muda yang cocok dengan usianya.

Suaranya, yang kasar karena latihan yang berlebihan, mengucapkan sebuah kata.

"Light."

Lampu yang menempel di atap merespon kata kunci dan menyinari bagian dalam ruangan dengan cahaya putih. Sebuah item magic yang diberi mantra dengan 'Continual Light'.

Meskipun mereka banyak digunakan, alasan mengapa dia diberi item yang mahal seperti itu bukan karena posisinya yang spesial.

Meskipun itu hanya lampu, membakar sesuatu di dalam menara yang terbuat dari batu, dengan sirkulasi udara yang buruk, adalah hal yang tidak aman. Itulah kenapa hampir setiap ruangan diberi sumber lampu magic, meskipun biaya pengembangan awalnya yang besar.

Lantai dan dinding-dinding disinari oleh cahaya yang terbuat dari batu. Sebuah karpet tipis terbentang digunakan untuk usaha yang sia-sia dalam menutupi hawa dingin, permukaannya keras. Selain itu, yang menghiasi kamar itu termasuk tempat tidur kayu yang jelek, lemari yang sedikit lebih besar untuk mengakomodasi senjata-senjata dan armor, sebuah meja dengan laci-lacinya, dan bantal tipis tergeletak di kursi kayu.

Orang luar yang melihati ini mungkin akan berpikir ini tidak mengesankan, tapi bagi mereka yang berada di tingkat yang sama dengan Climb, itu adalah perlakukan yang sangat membikin iri.

Prajurit tidak mendapatkan kamar pribadi. Mereka ditempatkan ke dalam ruangan besar dengan tempat tidur susun. Tidak termasuk tempat tidur sendiri-sendiri, perabot yang diberikan kepada para prajurit adalah lemari kayu dengan sebuah kunci untuk menempatkan barang-barang pribadi mereka.

Dan juga, di sudut ruangan itu ada armor full plate berwarna putih. Armor tanpa noda sedikitpun itu memiliki kilauan yang membuatnya seakan bersinar. Tak ada prajurit infanteri yang mendapatkan equipment seperti itu.

Perlakuan spesial ini bukanlah hal yang didapatkan oleh Climb dengan kekuatannya sendiri, tapi sebagai isyarat hutang budi dari tuannya yang dia sumpah setia. Oleh karena itu, tidak mungkin hal tersebut tidak mengundang kecemburuan dari yang lainnya.

Dia membuka lemari dan berganti sambil menatap cermin yang menempel di dalamnya.

Setelah berganti dengan pakaian yang lusuh dan berbau logam, dia lalu memakai kaos rantai di atas seluruh pakaiannya. Biasanya ini adalah dimana dia memakai armor full plate miliknya, namun, dia lebih memilih rompi dengan banyak saku dan menyelesaikannya dengan celana panjang. Di tangannya terdapat tongkat kayu yang dibungkus handuk.

Terakhir, dia melihat dirinya di cermin, memeriksa apakah ada yang lewat, memastikan perlengkapannya rapi.

Kesalahan apapun di tubuh Climb bisa menjadi potensi yang melukai tuannya, 'Putri Emas' Renner.

Itulah kenapa dia harus selalu waspada. Alasan hidupnya bukan untuk menyebabkan tuannya terluka. tetapi untuk mengabdikan seluruh milik Climb kepadanya.

Climb menutup matanya di depan cermin dan memikirkan wajah tuannya.

Putri Emas - Renner Theiere Chardelon Ryle Vaiself.

Seperti seorang dewi, pikiran yang baik hati dan bercahaya cocok dengan darah bangsawannya, dan kebijaksanaannya yang telah menghasilkan berbagai macam keputusan.

Dalam kalimat yang paling benar, seorang bangsawan diantara para bangsawan, wanita yang hebat.

Memiliki kemilau emas, tak ada yang boleh menodai permata yang sempurna seperti itu.

Jika seseorang membandingkannya dengan sebuah cincin, Renner mirip dengan potongan berlian yang besar dan mengkilap. Lalu Climb itu apa? Dia adalah tatakan permata dimana perhiasan itu diletakkan. Bahkan sekarang, nilainya berkurang karenanya, dia tidak bisa membiarkan semakin bertambah buruk.

Climb tidak bisa menghentikan dadanya yang semakin hangat ketika memikirkan tuannya.

Bahkan seorang yang mengaku beriman penuh akan sangat tertekan karena tak bisa mengalahkan silaunya Climb yang sekarang.

Setelah menatap dirinya sendiri di cermin untuk beberapa saat, Climb, yang telah bertekad untuk tidak menjadi rintangan bagi tuannya, menganggukkan kepala puas dan melangkah ke luar ruangan.

11 komentar:

Rious of RQ mengatakan...

ditunggu lanjutannya :D

Anonim mengatakan...

Lanjutkan min

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol. 5 bab1 bag. 2

Anonim mengatakan...

Ane sih pengennya si climb mati! Hidup gak guna! Sok kuat! Ngomong doang dibanyakin tapi malah yg mati gazef btw makasih buat mimin.

Unknown mengatakan...

Ane bener2 setuju buanget mendeng bongko o ae kwi arek ra jelas

Unknown mengatakan...

Mantap min

Unknown mengatakan...

Apasih, Lu udah liat background idup dia tp msh ga gerti aja ??
.
Climb itu cerminan gazef pas msh kecil . Dr org yg bukan apa2 jd ajudan . Klo lu nyuruh dia mati sama aja lu bunuh masa lalu gazef . Paham?

Unknown mengatakan...

Mantep

Unknown mengatakan...

Setuju

Anonim mengatakan...

cerminan gazef pas kecil pala bapakkao, jelas2 gazef jadi kapten warrior karena usahanya sendiri. Kalo si climb mah hoki dipungut akowkaowkaowko

Anonim mengatakan...

Tapi kan gazef beda sama climb, si gazef punya bakat dari lahir