Cybersh Note

Fans Translasi Novel-Novel Asia

14 Januari, 2016

Overlord - Vol 2 - Chapter 2 Part 3

Journey - Perjalanan

Part 3


Overlord Light NovelBerangkat saat matahari terbit, kelompok itu mengikuti jalan yang tersembunyi oleh padang rerumputan.
"Kita akan tiba di desa Carne tidak lama."
Mendengar hal dari dalam kelompoknya--Ainz juga pernah kesini sebelumnya--tapi di permukaan hanya Nfirea yang pernah kesini sebelumnya, seluruh teman perjalanannya mengangguk barengan. Selain dari itu mereka tidak memiliki reaksi lain, mereka hanya berjalan tanpa berkata apapun. Nfirea, yang berbicara juga memiliki ekspresi tidak sabar.

Ada suasana yang benar-benar canggung diantara mereka. Yang membuat suasana menjadi seperti ini, Ainz, menyembunyikan suasana hatinya di dalam penutup kepalanya.

Ninya terus melihat ke arahnya dengan mata memandang rendah, tapi ini adalah kesalahannya sendiri, jadi dia tidak bisa berkata apapun.
Ini juga dipengaruhi oleh pembicaraan kemarin.
Dia meminta maaf kepada semuanya ketika sarapan, seharusnya mudah memaafkan kala itu, tapi Ainz tak bisa mengucapkan kalimat sederhana "Aku memaafkanmu".
Meskipun Ainz tahu dia menjadi picik, tak mampu melepaskannya.
Bahkan setelah berubah menjadi undead, yang mana merubah baik tubuh dan mentalku, aku masih seperti ini...


Setelah berubah menjadi undead, seluruh emosinya yang kuat akan ditekan, tapi seluruh perasaannya yang lemah takkan benar-benar hilang. Fakta bahwa kemarahannya yang picik masih ada setelah sekian lama adalah bukti akan hal ini. Teman-teman masa lalunya memiliki tempat yang penting di hatinya. Meskipun mereka adalah perasaan yang dalam, bisa bahaya jika dia terus seperti ini, tapi sekarang ini dia tidak memiliki niat untuk menjadi orang yang merubah mood.

Sadar bahwa perasaannya yang seperti ini mirip dengan anak kecil yang sedang ngambek, Ainz marah kepada dirinya sendiri karena sikapnya yang seperti anak kecil.

Di dalam suasana yang canggung ini hanya satu pengecualian -- Narberal, yang sedang berjalan di samping Ainz. Karena dia tidak digoda oleh Lukeluther, dia cukup senang dan mulai bersenandung.
Dengan itu, kelompok tersebut berjalan maju tanpa bicara sepatah katapun, tiba di pinggiran desa Carne dengan cepat.

"..Wah! Pemandangan disini sangat luas dan terbuka, mungkin kita tidak perlu maju sambil membentuk barisan--"
Lukeluther sengaja mengatakannya.
Melihat ke satu sisi, hanya ada hutan hijau yang luas yang bisa terlihat, membuat sebuah keraguan pada kalimatnya. Dan juga, itu adalah bagian dari dasar bahwa seseorang tidak boleh mengendurkan kewaspadaannya meskipun berada di area terbuka, jadi bijaksana untuk terus berjalan dalam formasi bahkan sekarang. Hanya semuanya tahu alasan mereka berjalan tanpa suara seperti ni bukan karena sikap waspada yang dibutuhkan oleh para petualang.
"...Sangat penting untuk tetap waspada. Seperti ini... eh, ayo kita menuju ke desa."
"Tentu saja! Untuk menghindari serangan, penting sekali untuk tetap waspada setiap waktu!"
Bahkan Peter dan Druid hutan Dyne berhasil membalas, Lukeluther juga mengeluarkan ekspresi yang mengatakan "Bukan tentang itu".

"Mungkin saja Naga akan terbang kemari dari tempat yang jauh dan menyerang kita."
Ninya juga berkata. Mendengar kalimat itu, Lukeluther dengan cepat merespon:
"Tambahan aneh macam apa lagi itu. Gunakan akal sehatmu, bagaimana bisa hal itu terjadi, Ninya!"
"Tentu saja tidak mungkin. Itu hanya rumor bahwa ada naga di luar E-Rante. Aku dengan itu di zaman dahulu, ada naga yang bisa memanipulasi cuaca dengan bebas, tapi aku tak pernah mendengar siapapun melihat naga sekarang ini. Ah, tidak... baru-baru ini aku dengar Naga Beku pernah terlihat di dekat pegunungan Azellerisia, tapi itu jauh di utara."

Di masa lalu? Menurut pria dari Sunlight Scripture, naga adalah ras terkuat di dunia ini...

Di YGGDRASIL, naga juga termasuk dalam ras musuh terkuat. Bukan hanya kekuatan serangan fisik mereka yang kuat, pertahanan fisik dan stamina yang tak habis-habisnya, mereka juga bisa menggunakan kemampuan spesial dan magic.

Mereka sudah mencapai level spesial.
YGGDRASIL memiliki banyak tipe monster yang berbeda, diantaranya ada monster-monster yang diikuti oleh kepala suku monster daerah itu dan mereka juga memiliki monster kelas dunia yang sangat kuat. Bahkan jika ada enam tim yang terdiri dari enam anggota di tiap-tiapnya melawan monster-monster ini, peluang keberhasilan mereka akan sangat rendah.

Selain itu boss yang muncul di saat akhir dari cerita utama, "Devourer of Nine Worlds" (Pelahap sembilan dunia), masih ada juga "Eight Dragons" (Delapan Naga), "Seven Demon Kings of Sin" (Tujuh raja siluman dosa), "Ten Great Angels of the Tree of Life" (Sepuluh Malaikat Hebat dari Pohon Kehidupan). Expansion "Valkyries' Downfall" juga memperkenalkan boss baru, "God of the 6th Day" (Dewa dari hari keenam) dan "Five Rainbow Buddhas" (Lima Buddha Pelangi). Semuanya, ada tiga puluh dua level monster yang tembus. Beberapa boss ini adalah dari ras naga, yang menunjukkan pilihan dari para developer.

Jika naga benar-benar ada, maka aku harus extra hati-hati. Di YGGDRASIL, naga adalah ras dengan usia yang tidak bisa ditentukan, jadi bertemu dengan naga yang memiliki kekuatan lebih dari yang dibayangkan tidaklah aneh.

"Ah--jika kamu tak keberatan aku bertanya, apa nama naga yang mampu untuk merubah cuaca itu?"
Ainz tidak cukup memalukan untuk bertanya dengan tenang atas sesuatu kepada orang yang bertengkar dengannya, jadi dia pelan-pelan berbisik. Tapi itu masih cukup keras untuk menarik perhatian semuanya, jadi Ninya cepat-cepat menolehkan kepalanya ke Ainz.

Mereka bertingkah seperti pasangan yang sedang bertengkar, Ainz ingin menggunakan pertanyaan itu sebagai kesempatan untuk berbaikan dengan Ninya.
Ainz tidak bisa menahan pemikiran tentang pemandangan yang dia lihat di kedai kopi di masa lalu untuk membandingkan situasi ini.

Setelah berkata demikian, karena Ainz yang menanyakannya, Ninya menunjukkan sedikit ekspresi gembira. Anggota Sword of Darkness dan Nfirea tersenyum juga dan hanya Narberal yang tidak berubah. Ngomong-ngomong, sejak pagi ni, Narberal bahkan tidak tahu suasana canggung antara keduanya.

"Maafkan aku! Ketika kita kembali ke kota, aku akan mencarinya!"
Tidak, tak perlu segembira itu... Cukup katakan kalau kamu tidak tahu itu sudah cukup bagus... Aku hanya ingin mendapatkan jawaban...
Hanya saja dia tidak mengucapkan itu.
"Eh, kalau begitu Ninya-san, jika ada waktu, maukah kamu menolongku untuk memeriksanya?"
"Aku mengerti, Momon-san!"
Semuanya mengangguk puas, membuat Ainz merasa malu. Situasinya akan berbeda jika itu adalah sebaliknya, tetapi menjadi orang tertua di kelompok ini tidak bisa menahannya untuk merasa malu.
"Baiklah, kita seharusnya sudah tiba di desa Carne sebentar lagi..."
Ini adalah hal menggembirakan pertama yang dia katakan setelah seluruh pagi ini, tapi tiba-tiba Nfirea menjadi terdiam.

Semua orang mulai melihat ke desa yang pelan-pelan mulai tampak. Itu hanya desa sederhana yang terletak di sebelah hutan. Tidak ada suasana aneh yang bisa dirasakan darinya dan tidak ada hal menarik, jadi tak ada yang tahu mengapa Nfirea tiba-tiba berhenti bicara.

"Ada apa Nfirea-san? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Ah, lupakan. Hanya saja pagar yang kuat ini sebelumnya tak ada disini.."

"Begitukah? Tapi setelah dilihat, kelihatannya tidak ada hal yang spesial di desa ini sama sekali. Jujur saja, pertahanan semacam ini cukup buruk sebagai perbatasan desa, ya khan? Desa ini terletak tepat di samping hutan, jadi mereka menggunakannya untuk menghentikan monster-monster.
Tidak aneh jika ada pagar yang bahkan lebih kuat dari ini, ya khan?".

"Eh-- apa yang kamu bilang memang benar... tapi desa Carne dilindungi oleh Virtuous King of the Forest, mereka tak pernah membutuhkan palisade (pagar kayu runcing) sebelumnya ..."

Mereka semua melihat ke arah desa. Dari apa yang mereka bisa lihat, desa ini benar-benar dikelilingi oleh tembok, bahkan beberapa diantaranya dibuat dari kayu yang bisa hancur dengan mudah.

"Benar-benar aneh... apa yang telah terjadi disini..."
Meskipun setelah mendengar pertanyaan pemuda yang merasa tak tenang itu, Ainz masih tidak berkata apapun, karena terakhir kalinya dia mengunjungi desa ini adalah sebagai Magic Caster 'Ainz Ooal Gown', saat ini dia adalah Petualang Momon. Ninya menyela dengan wajah yang serius:
"Mungkin aku hanya terlalu khawatir.. tapi benar-benar ingat desa dari saat terakhir kali aku datang kemari, dan aku menyadari dua perbedaan yang mencurigakan. Salah satunya adalah meskipun hingga sekarang aku tidak melihat siapapun yang bekerja di ladang dan lainnya adalah bahwa beberapa dari gandum itu sudah dipanen."

Melihat ke arah Ninya menghadap, mereka bisa melihat dengan jelas bagian dari ladang gandung yang telah dipanen.
"oh begitu. Kalau begitu... apa sebenarnya yang terjadi disini?"
Ainz dengan ekspresi tidak tenang berkata kepada semuanya:
"...Semuanya, tolong serahkan ini pada kami. Nabel, gunakan magic [flight] milikmu dan periksa desa itu."

Setelah mendengarkan instruksi Ainz, Nabel mengaktifkan magic untuk menyembunyikan diri dan menghilang. Lalu, Narberal selesai merapal mantra [flight]nya, lalu tak ada jejak sedikitpun darinya yang tertinggal. Semuanya menunggu di jalanan, lalu figur Narberal tiba-tiba muncul kembali di tempat yang sama dan dia memberikan laporan:

"...Penduduk desa bergerak dengan normal di dalam desan dan kelihatannya mereka tidak berada di bawah perintah dari siapapun. Ada juga ladang yang lain di sisi lain dari desa dimana para penduduk sedang bekerja."

"..Kelihatannya, aku memang terlalu khawatir."
"Seharusnya tidak ada masalah. Kalau begitu, kita seharusnya melanjutkan.. ya khan?"
Peter melihat pendapat Nfirea dan Ainz, yang keduanya setuju.
karena jalan menuju desa menjadi semakin sempit dan sempit, kelompok itu membentuk satu kolom dan berjalan menuju pintu masuk ke desa.

Ladang gandum yang tersebar di kedua sisi dari jalan bergoyang tertiup angin dan mewarnai gandum itu dengan warna hijau. Dari sudut pandang mereka, kelihatannya mereka seperti terbenam di dalam kolam hijau.
"Eh?"

Gerobak itu berderik maju ketika Lukeluther, yang berada di baris kedua, tiba-tiba berkata dengan suara yang membingungkan dan dengan hati-hati melihat ke arah ladang gandum. Meskipun ini belum waktunya panen, gandum itu sudah tinggi hingga mencapai 70cm, membuatnya sulit untuk melihat ke arah lautan gandum.

"Ada apa?"

Ninya, yang berjalan di belakangnya, bertanya dengan suara bingung.
"Eh? Tidak apa, mungkin hanya bayanganku saja?"

Kepala Lukeluther penuh dengan keraguan, tapi dia meningkatkan langkahnya dan dengan cepat mendekati jarak antara dia dan Peter.
Ninya juga melihat ke arah yang sama, meyakinkan jika tak ada gerakan lalu bergerak maju dengan cepat.
Gandum itu bahkan tumbuh di jalanan desa, membuatnya terlihat seperti dibanjiri oleh air laut. Untuk membuat jalan mereka memutuskan untuk memotong gandum, tapi dengan melakukan itu pastinya akan membuat mereka terseret ke dalam masalah.

"Aku benar-benar berharap penduduk desa akan merawat gandum-gandum ini dengan benar. Membiarkannya seperti ini adalah pemborosan."

Peter, yang bejalan di depan mereka, menginjak beberapa gandum ketika armornya menyerempet mereka. Melihat itu, Peter bergumam sendiri, merasa ada yang janggal dengan situasi ini.

Intuisinya, yang sudah terasah melewati situasi berbahaya berkali-kali, memperingatkannya. Apakah batang gandum yang hijau akan jatuh semudah ini?
Melihat ladang itu dengan hati-hati, Peter menyadari ada sepasang mata yang menatapnya. Ada makhluk kecil yang bisa menyembunyikan seluruh tubuhnya di dalam ladang gandum. Meksipun dia tidak bisa mengeluarkan tubuh yang sedang bersembunyi di ladang gandum, mereka pastinya bukan manusia.

"Apa!"
Terkejut, Peter ingin berteriak memperingatkan teman-temannya, tapi sebuah makhluk -- demi-human -- berkata terlebih dahulu: "Bisakah kalian menurunkan senjata?"
Demi-human yang pendek sudah menghunus senjatanya, tak perduli seberapa cepat Peter bisa bergerak, musuhnya masih tetap lebih cepat.
"Oh-oh, tolong turunkan senjata kalian. Bisakah kalian menyampaikan pesan ini kepada orang-orang di belakangmu? Kami tidak ingin menggunakan busur dan anak panah ini untuk membunuhmu."

Terdengar suara lembut datang dari tempat lain, dia melihat ke arah itu dan menemukan lubang bersembunyi yang pintar di ladang yang mana bagian atas dari demi-human itu bisa terlihat. Mereka juga menggunakan gandum itu untuk mengaburkan diri mereka.

Peter merasa ragu-ragu. Menurut ucapan makhluk ini, kelihatannya ada ruang untuk negosiasi.
"...Bisakah kamu membiarkan nyawa kami?"
"Tentu saja. jika kamu menyerah."
Peter mengaku kalah.
Dia sudah berdiri di depan gerobak dan memastikan tak ada anak panah yang akan sampai ke Nfirea yang ada di gerobak. Dia juga menghitung jumlah musuh dan komposisi pasukan mereka.
Penting sekali mengetahui tujuan musuh, tapi sekarang ini dia hanya bisa mengalah atau menolak proposal musuhnya.
Seakan mereka bisa melihat kebingungan Peter, dua demi-human tambahan berdiri dan mengeluarkan bunyi gesekan.
"...Goblins."

Ninya berbisik.
Demi-human yang baru saja berdiri adalah ras yang sama dengan goblin yang kemarin. Mereka mengangkat busur dan anak panah mereka, menyasar dengan mata mereka yang tajam.
Apakah kita harus bertarung?
Ninya, Lukeluther dan Dyne melihat satu sama lain, menggunakan ekspresi mereka untuk membaca maksud satu sama lain.
Dibanding manusia, goblin lebih lemah dalam hal tinggi, berat, otot dan kemampuan fisik lainnya. Karena mereka memiliki night vision, sangat sulit untuk melawan mereka di kegelapan, tapi jika dibawah matahari yang terang, mereka bukanlah musuh yang sulit untuk anggota yang ditempa oleh pertarungan seperti Sword of Darkness..

Lebih jauh lagi, disana juga ada Ainz, jadi pertarungan ini seharusnya semudah kemarin.
Jika ini adalah pertempuran melawan goblin, Peter sangat percaya diri dia bisa menang, meskipun jika dia harus menyandera untuk menyelamatkan.

Tapi ada alasan lain Peter tidak bisa langsung memutuskan. Dalam kalimat sederhana, goblin di depannya terlihat sangat terlatih. Dibandingkan goblin yang lemah dan liar dari kemarin, goblin di depannya menggunakan busur yang juga sangat bagus. Goblin kemari terlihat seperti anak-anak yang mengayunkan tongkatnya, tapi goblin di depannya terlihat seperti prajurit yang sangat familiar dengan busur.
Dan akhirnya, senjata mereka terlihat sangat terawat, dibandingkan dengan senjata dari anggota Sword of Darkness.
karena manusia bisa berlatih untuk menjadi lebih kuat, tentu saja bahkan monster juga bisa melakukan hal serupa. Biasanya itu juga berlaku bagi goblin.
oleh karena itu, goblin di depannya bisa jadi jauh lebih kuat daripada demi-human lain yang pernah Sword of Darkness hadapi sebelumnya.
Lalu suara yang berbeda meniup angin melewati ladang gandum, Lukeluther segera melihat ke belakang.
"...Hey,hey, apakah kita sudah diketahui?"

Seorang goblin mengangkat wajahnya dari ladang, menjulurkan lidahnya. Mungkin saja dia ingin menyerang diam-diam dari belakang tapi tidak memiliki kemampuan bersembunyi yang cukup bagus untuk membodohi range Lukeluther. Meksipun dia tahu goblin itu, itu tidak meningkatkan situasi mereka sama sekali.

Dengan tenang melihat sekeliling, mereka mengetahui bahwa ladang ini penuh dengan gerakan, terlihat masih ada yang lainnya di dalam. Mereka semua terlihat bergerak menuju gerobak, diam-diam memperpendek jarak pengepungan.
Mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Anggota Sword of Darkness tidak lagi bisa memikirkan jalan keluar dari dilema ini.
Ainz menggunakan tangannya untuk menghentikan Narberal, yang akan membantai mereka semua, dan setelah mengawasi goblin dia meyakini tebakannya benar.
"Ini adalah goblins dan pemanah goblin yang dipanggil oleh [Horn of Goblin General]."
Jika goblin-goblin ini dibawah pengaruh gadis yang dia berikan item itu, maka mereka seharusnya menghindari tindakan bermusuhan apapun. Mereka seharusnya memikirkan serangan balasan, tetapi karena mereka bukanlah tandingan Ainz atau Narberal, seharusnya tidak ada masalah.
Melihat sikap Ainz yang tenang, goblin-goblin itu berkata:
"Pria yang memakai armor full body itu, jika mungkin tolong jangan bertindak gegabah. Kami tidak ingin bertarung."
Ainz sekali lagi menghentikan tindakan Narberal dan suara yang besar dan kaku dia berkata:
"Jangan khawatir, jika kalian tidak menyerang kami, kami juga tidak akan bergerak."
"Aku berterima kasih. Mereka memang kuat, tapi mereka tidaklah terlalu menakutkan... Kamu di lain pihak, dan juga wanita yang bersamamu... instingku berkata akan sangat buruk jika kalian berdua menjadi musuhku."

Ainz tidak berbicara lagi, tapi menggaruk kepalanya.
"Tolong tunggu disini sebentar sampai kakak tertua datang kemari."

"Siapa kakak tertua yang dimaksudkan! Apakah itu adalah orang yang menguasai desa Carne!"

Nfirea tidak sabar berteriak kaget kepada Goblin.
"Nfirea, tenanglah. Aku tidak perlu mengatakannya padamu bahwa mereka memiliki keunggulan sekarang ini. Jika diperhatikan baik-baik pada apa yang diucapkan Narberal tentang desa, masih ada area yang aneh. Jadi sebelum kita tahu lebih banyak tentang situasinya, aku harap kita bisa menghindari konflik yang tidak perlu."

Meskipun dia mendengarkan nasehat Ninya, Nfirea tidak bisa menahan lagi perasaannya yang kacau. Hanya saja wajahnya menunjukkan keteguhan untuk siap bertempur hingga mati, mengubah wajahnya menjadi teguh, kepalan tangannya yang keras pelan-pelan menurun.

Melihat perubahan drastis pada Nfirea, Ainz merasa terkejut dan bingung. Tentu saja, karena ini adalah perjalanan yang pendek dia tidak tahu apapun tentang sifat pemuda ini, tetapi meskipun begitu tidak mengira reaksinya akan seekstrim ini. Mungkin saja desa ini lebih dari hanya sekedar tempat dia mencari tanaman obatnya.

Merasa curiga, Ainz melihat ke arah pemuda itu. Goblin-goblin itu di lain pihak merasakan kemarahan Nfirea, dan saling melihat satu sama lain dengan ekspresi kebingungan.

"Eh---Rasanya ini berbeda dari sebelumnya.."

"Kakak tertua desa ini baru saja diserang oleh Knight dari Empire, kami hanya waspada."

"Desa ini diserang..! Aku harap dia baik-baik saja!"

Seakan merespon tangisan Nfirea, seorang gadis dibawah perlindungan goblin muncul di pintu masuk desa. Melihat gadis ini, Nfirea membuka matanya lebar-lebar, meneriakkan namanya kencang-kencang:

"Enri!"
Mendengar teriakan itu, gadis tersebut juga membalas dengan suara yang terdengar bahw mereka adalah teman baik, penuh kasih sayang dan kehangatan:
"Nfirea!"
Sampai sini Ainz terpikirkan tentang apa yang dia dengar sebelumnya.

"A-hah, teman farmasist yang pernah dia katakan.. bukanlah seorang wanita, melainkan seorang pria."

5 komentar:

brian torao mengatakan...

sankyu overlord vol.2 bab 2 bag. 3..

Unknown mengatakan...

Terimakasih gan

Unknown mengatakan...

Ah ah Nfirea Nfirea ndk lungkas umak ra bi

Anonim mengatakan...

Pengunguman season empat harus di rayakan dengan reread ulang hahahaha

Anonim mengatakan...

Berkali kali nonton versi anime baru tau kalo ada LN nya 😬